Revolusi Industri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Untuk klipping Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Suntingan 112.215.240.84 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh NawanPangestu95 Tag: Pengembalian SWViewer [1.4] |
||
Baris 61:
* Tahun 1903: [[Wilbur Wright]] dan [[Orville Wright]] membuat pesawat terbang
==
Revolusi Industri mengubah Inggris menjadi negara industri yang maju dan modern. Di Inggris muncul pusat-pusat industri, seperti, [[Manchester]], [[Liverpool]], dan [[Birmingham]] yang menempati urutan keempat, ketiga, dan kedua setelah London.{{Sfn|Hudson|1992|p=151|Ps=In the eighteenth century the long-established hierarchy in the size of English towns was radically overturned by the rapid growth of towns in industrial areas and ports. Many older centres such as Norwich, York and Exeter declined in relative terms whilst Manchester, Liverpool and Birmingham rose to stand second, third and fourth respectively after London..."}} Seperti halnya revolusi yang lain, Revolusi Industri juga membawa akibat yang lebih luas dalam bidang ekonomi, sosial dan politik, baik di negeri Inggris sendiri maupun di negara-negara lain.
=== Akibat di bidang ekonomi ===
;
Revolusi Industri telah menimbulkan peningkatan usaha industri dan pabrik secara besar-besaran melalui proses mekanisasi. Dengan demikian, dalam waktu singkat dapat menghasilkan barang-barang yang melimpah. Produksi barang menjadi berlipat ganda sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih luas. Akibat pembuatan barang menjadi cepat, mudah, serta dalam jumlah yang banyak sehingga harga menjadi lebih murah.
;
Dengan penggunaan mesin-mesin maka biaya produksi menjadi relatif kecil sehingga harga barang-barang pun relatif lebih murah. Hal ini membawa akibat perusahaan tradisional terancam dan gulung tikar karena tidak mampu bersaing.
;
Berkat peralatan komunikasi yang modern, cepat dan murah, produksi lokal berubah menjadi produksi internasional. Pelayaran dan perdagangan internasional makin berkembang pesat.
;
Adanya penemuan di berbagai sarana dan prasarana transportasi yang makin sempurna dan lancar. Dengan demikian, dinamika kehidupan masyarakat makin meningkat. Di Amerika, produksi mobil Ford model T mulai berkembang dengan pesat setelah menerapkan konsep lintasan perakitan (''assembly line'') menggunakan ban berjalan (''conveyor belt'') sehingga dapat mereduksi waktu dan biaya produksi.{{Sfn|Marcovitz|2013|p=58-60|Ps="In planning the factory, Ford had a Model T chassis dragged by chain along the floor of the plant for a distance of some 250 feet (76 m). Placed along the path of the chassis were parts for the car. When the chassis arrived at each parts station, groups of workers fastened the parts to the chassis. At the end of the line the fi nal parts were attached to a completed Model T. It was the first time a car, or any product, had been made on an assembly line."}}
=== Akibat di bidang sosial ===
;
Berkembangnya industrialisasi telah memunculkan kota-kota dan pusat-pusat keramaian yang baru. Karena kota dengan kegiatan industrinya menjanjikan kehidupan yang lebih layak maka banyak petani desa pergi ke kota untuk mendapatkan pekerjaan. Hal ini mengakibatkan terabaikannya usaha kegiatan pertanian.
;
Akibat makin meningkatnya arus [[urbanisasi]] ke kota-kota industri maka jumlah [[tenaga kerja]] makin melimpah. Sementara itu, pabrik-pabrik banyak yang menggunakan tenaga mesin. Dengan demikian, upah tenaga kerja menjadi murah.{{Sfn|Humphries|2011|p=34|Ps="Technology was conjuring into existence new bad equilibria, possible combinations of wages and employment levels of children and adults, at which economies could become stranded. At sufficiently low adult wages, many families would need children to work, and at these low wages, employers could put to work large numbers of children as well as adults."}} Selain itu, jaminan sosial pun berkurang sehingga kehidupan mereka menjadi susah. Bahkan para pengusaha banyak memilih tenaga buruh anak-anak dan wanita yang upahnya lebih murah dibandingkan pekerja pria.{{Sfn|Burnette|2008|p=72|Ps="Women’s wages were clearly lower than men’s. Historians generally accept that women’s wages were between one-third and one-half as much as men’s wages. "}}
;
Di dalam kegiatan industrialisasi dikenal adanya kelompok pekerja (buruh) dan kelompok pengusaha (majikan) yang memiliki industri atau pabrik. Dengan demikian, dalam masyarakat timbul golongan baru, yakni golongan pengusaha (kaum kapitalis) yang hidup penuh kemewahan dan golongan buruh yang hidup dalam kemiskinan.
;
Dengan munculnya golongan pengusaha yang hidup mewah di satu pihak, sementara terdapat golongan buruh yang hidup menderita di pihak lain, maka hal itu menimbulkan kesenjangan antara pengusaha dan buruh. Kondisi seperti itu sering menimbulkan ketegangan-ketegangan yang diikuti dengan pemogokan kerja untuk menuntut perbaikan nasib. Hal ini menimbulkan kebencian terhadap sistem ekonomi kapitalis, sehingga kaum buruh condong kepada paham sosialis.
;
Pada tahun 1820-an terjadi huru hara yang ditimbulkan oleh penduduk kota yang miskin dengan didukung oleh kaum buruh. Gerakan sosial ini menuntut adanya perbaikan nasib rakyat dan buruh. Akibatnya, pemerintah mengeluarkan undang-undang yang menjamin perbaikan nasib kaum buruh dan orang miskin. Undang-undang tersebut, antara lain sebagai berikut:
# Tahun 1832 dikeluarkan ''[[Reform Bill]]'' atau Undang-Undang Pembaharuan Pemilihan. Menurut undang-undang ini, kaum buruh mendapatkan hak-hak perwakilan di dalam [[parlemen]].
# Tahun 1833 dikeluarkan ''[[Factory Act]]'' atau Undang-Undang Pabrik. Menurut undang-undang ini, kaum buruh mendapatkan jaminan sosial. Di samping itu, undang-undang juga berisi larangan pengunaan tenaga kerja anak-anak dan wanita di daerah tambang di bawah tanah.
# Tahun 1834 dikeluarkan ''Poor Law Act'' atau Undang-Undang Fakir Miskin. Oleh karena itu, didirikan pusat-pusat penampungan dan perawatan para fakir miskin sehingga tidak berkeliaran.
# Makin kuatnya sifat individualisme dan menipisnya rasa solidaritas. Dengan adanya Revolusi Industri sifat individualitas makin kuat karena terpengaruh oleh sistem ekonomi industri yang serba uang. Sebaliknya, makin menipisnya rasa solidaritas dan kekeluargaan.
=== Akibat di bidang politik ===
;
Kaum buruh yang diperlakukan tidak adil oleh kaum pengusaha mulai bergerak menyusun kekuatan untuk memperbaiki nasib mereka. Mereka kemudian membentuk organisasi yang lazim disebut gerakan sosialis. Gerakan sosialis dimotivasi oleh pemikiran [[Thomas Marus]] yang menulis buku Otopia. Tokoh yang paling populer di dalam pemikiran dan penggerak paham sosialis adalah [[Karl Marx]] dengan bukunya ''[[Das Kapital]]''.
;
Dalam upaya memperjuangkan nasibnya maka kaum buruh terus menggalang persatuan. Apalagi dengan makin kuatnya kedudukan kaum buruh di parlemen mendorong dibentuknya suatu wadah perjuangan politik, yakni [[Partai Buruh]]. Partai ini berhaluan sosialis. Di pihak pengusaha menggabungkan diri ke dalam Partai Liberal.
;
Kaum pengusaha/kapitalis umumnya mempunyai pengaruh yang kuat dalam pemerintahan untuk melakukan imperialisme demi kelangsungan industrialisasinya. Dengan demikian, lahirlah imperialisme modern, yaitu perluasan daerah-daerah sebagai tempat pemasaran hasil industri, mencari bahan mentah, penanaman modal yang surplus, dan tempat mendapatkan tenaga buruh yang murah. Dalam hal ini, Inggris yang menjadi pelopornya.
== Pengaruh Revolusi Industri terhadap perubahan sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia ==
|