Kesultanan Cirebon: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak 4 perubahan teks terakhir (oleh NemoSearchingHistory) dan mengembalikan revisi 17465243 oleh Reynan: kasepuhan dan kanoman hanya ada lambang stempel bukan bendera Tag: Pengembalian manual |
|||
Baris 115:
Syiar Islam ke wilayah Kuningan telah dilakukan dengan cara yang persuasif, di wilayah [[Luragung, Kuningan|Luragung]] Islam sudah terbangun dengan baik pada tahun 1481 M, dengan penguasanya ''Ki'' gede Luragung, pada 1 September 1488, [[Sunan Gunung Jati]] menjadikan putra ''Ki'' gede Luragung (anak angkat [[Sunan Gunung Jati]]) yang bernama Pangeran Kuningan atau yang oleh masyarakat Kuningan dikenal dengan nama ''Sangkuku'' diangkat sebagai ''Depati Kuningan'' (bahasa Indonesia: gubernur kesultanan Cirebon untuk wilayah [[Kuningan]]).<ref name=pembangunan1/>
==== Pembangunan Pos dan Pedukuhan di Sedari - Pisangan, [[Karawang]] ====
Pada tahun 1518, [[Sunan Gunung Jati | Syekh Syarif Hidayatullah]] mengutus Janapura yang merupakan muridnya yang berasal dari [[Kudus]] untuk membuat sebuah pedukuhan di dekat laut di wilayah ujung Karawang yang sekarang berada di sekitar Pisangan - Sedari, [[Karawang]], pedukuhan yang dibangun oleh Janapura kemudian menjadi pos [[kesultanan Cirebon]] di wilayah pesisir utara bagian barat<ref name=lutfianasedari>Awaludin, Luthfiana. 2017. Kisah Murid Sunan Gunung Jati & Pantai Sedari di Karawang. [[Jakarta]] : Detik News</ref>
==== Datangnya Gamelan ''Suka Hati'' dari [[kerajaan Demak]] ====
|