Perang Padri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 17559472 oleh Gervant of Shiganshina (bicara) LTA Manda Tag: Pembatalan Dikembalikan |
k Reverted 1 edit by Medelam Medan (talk)(ヾ(〃^∇^)ノ———⚛️ 💥 (TɯιɳƙʅҽGʅσႦαʅ) Tag: Pembatalan |
||
Baris 137:
Library, DS646.15.S76.I43.</ref>, dan 2004<ref>IMAM BONDJOL, TUANKU. 2004. Naskah Tuanku Imam Bonjol. Transliterator Syafnir Aboe Nain. Padang: PPIM.</ref> di Padang.<ref name=":0" />
== Akhir
[[Berkas:Padri War Monument.JPG|jmpl|ka|Monumen Perang Padri yang dibangun pada masa Hindia Belanda]]
Meskipun pada tahun 1837 Benteng Bonjol dapat dikuasai Belanda, dan Tuanku Imam Bonjol berhasil ditipu dan ditangkap, tetapi peperangan ini masih berlanjut sampai akhirnya benteng terakhir Kaum Padri, di Dalu-Dalu ([[Rokan Hulu]]), yang waktu itu telah dipimpin oleh [[Tuanku Tambusai]] jatuh pada 28 Desember 1838.<ref>''Sejarah Untuk SMP dan MTs''. Grasindo. ISBN 978-979-025-198-4.</ref> Jatuhnya benteng tersebut memaksa Tuanku Tambusai mundur, bersama sisa-sisa pengikutnya pindah ke [[Negeri Sembilan]] di [[Semenanjung Malaya]], dan akhirnya peperangan ini dianggap selesai kemudian Kerajaan Pagaruyung ditetapkan menjadi bagian dari ''[[Pax Netherlandica]]'' dan wilayah ''[[Dataran Tinggi Padang|Padangse Bovenlanden]]'' telah berada di bawah pengawasan Pemerintah Hindia Belanda.
== Warisan
Pengaruh dari peperangan ini menumbuhkan sikap patriotisme kepahlawanan bagi masing-masing pihak yang terlibat. Selepas jatuhnya Benteng Bonjol, pemerintah Hindia Belanda membangun sebuah monumen untuk mengenang kisah peperangan ini.<ref name="Boelhouwer"/> Kemudian sejak tahun 1913, beberapa lokasi tempat terjadi peperangan ini ditandai dengan tugu dan dimasukan sebagai kawasan wisata di Minangkabau.<ref>Westenenk, L. C., (1913), ''Sumatra Illustrated Tourist Guide: A Fourteen Days’ Trip in the Padang Highlands'', Batavia (Weltevreden): Official Tourist Bureau.</ref> Begitu juga selepas kemerdekaan Indonesia, pemerintah setempat juga membangun museum dan monumen di Bonjol dan dinamai dengan Museum dan Monumen Tuanku Imam Bonjol.
|