Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
k ~
 
Baris 1:
 
'''[[Moehammad abdoe|Moehammad Abdoe]]'''<ref>Moehammad Abdoe</ref> <ref>[[Penyair Malam|Penyair]]</ref><ref>{{Cite news|last=Abdoe|first=Moehammad Abdoe|date=24-09-2020|title=Sajak-sajak Moehammad Abdoe|url=https://www.harianbhirawa.co.id/sajak-sajak-moehammad-abdoe/|work=Harian Bhirawa|access-date=24-09-2020}}</ref><ref>{{Cite book|last=Abdoe|first=Moehammad|date=2018|url=https://books.goole.com/books?id=moehammadabdoe|title=Mani Bunga Keranda|location=Yogyakarta|publisher=Galang Press|isbn=979-9341-56-6|pages=261|url-status=live}}</ref>(lahirlahir di Malang, Jawa Timur) adalah penulis/penyair berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal luas melalui karyanya berupa cerita pendek dan puisi yang terbit di beberapa surat kabar Indonesia maupun luar negeri, seperti; News Sabah Times, Harian Ekspres, Utusan Borneo, Suara Sarawak, Suara Merdeka, Republika, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Koran Merapi, Analisa (Medan), Rakyat Sultra, Riau Pos, Bangka Pos, Pontianak Post, Tanjungpinang Pos, Pikiran Rakyat, Medan Pos, Pos Bali, Malang Post, Radar Madura, Radar Madiun, Radar Banyuwangi, Radar Malang, Radar Mojokerto, Radar Cirebon, Bhirawa (Surabaya), Lampung News, Dinamika News (Bandar Lampung), BMR Fox, Kata Berita, Gokenje, Majalah Balairungpress (UGM), Jejak Penulis, Apajake, Labrak, Banaran Media, Cerano, Tembi Rumah Budaya (Yogyakarta), Cakra Dunia, serta diabadikan di sejumlah buku antologi bersama.
 
Pemuda kelahiran 27 Mei 1999 tersebut awal mula mendalami dunia sastranya tidak lepas dari sosok guru (misterius) meliputi beberapa pulau, antara lain; Pulau Buru, Madura, Jawa. Selain itu, ia juga produktif menulis di halaman "Fiksi" Kompasiana. Pernah bergiat di beberapa komunitas; Dari Negeri Poci, Sanggar Purai (Tarian Sufi), Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia (Gembok), Komunitas Bisa Menulis (KBM), serta ikut memelopori komunitas Pemuda Desa Merdeka (PDM 2015 hingga saat ini) yang banyak menghimpun dari kalangan seniman/musisi kota Malang dengan gerakan yang lebih cenderung mengangkat tema-tema sosial dan seni musik jalanan. Hingga saat ini, ia masih menetap tinggal di sebuah desa kecil di bawah lereng bukit kapur (Kalipare-Malang).