Kampak, Trenggalek: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Situs eksternal sebagai pendukung data
Jimbe Chanel (bicara | kontrib)
k Penambahan informasi
Baris 14:
'''[http://padepokan-dewandaru.blogspot.com/2010/05/sejarah-kampak.html Sejarah Kampak]'''
 
Kampak merupakan salah satu Kecamatan dari Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kampak terletak 18Km sebelah selatan kota Trenggalek. Kampak dikelilingi kecamatan Munjungan,Watulimo,Gandusari,Dongko dan Karangan. Kecamatan Kampak mayoritas daerah perbukitan dan hanya sebagian kecil dataran rendah yang merupakan sebuah lembah yang dibelah 2 sungai. Mata pencaharian mayoritas penduduknya petani sawah dan hutan lainnya pedagang dan pegawai negeri. Karena sulitnya mencari lapangan kerja banyak pemuda dan pemudinya merantau baik ke kota besar,luar jawa maupun ke luar negeri untuk jadi TKI. Mungkin memang dari sejarahnya Kampak adalah tempat pelarianberdiam diri/pengasingan diri dan bukan tempat yang ramah untuk mencari nafkah.
 
== Sejarah ==
Baris 26:
Kemudian datang serangan hebat dari Kerajaan Sriwijaya dan Sekutunya di Tanah Jawa sehingga Kerajaan Mataram hancur lebur. Memang sudah lama permusuhan Kerajaan Mataram dengan Kerajaan Sriwijaya semenjak kekalahan Balaputra Dewa dari Rakai Pikatan kemudian melarikan diri ke Sriwijaya dan menjadi raja Sriwijaya. Mpu Sindok dan para pembesar kerajaan yang masih hidup melarikan diri ke Lembah Kampak dan mempersiapkan Teror untuk menghancurkan Kerajaan Boneka Sriwijaya. Laskar-laskar Kampak yang terdiri dari penduduk Perdikan Kampak dan sisa-sisa tentara Kerajaan Medang/Mataram mulai menebar teror dengan Merampok setiap Upeti/Pajak yang akan dikirim ke Kerajaan Boneka Sriwijaya. Mulai saat itulah Kampak/Rampok mulai dikenal semua orang karena keganasannya. Barang-barang hasil rampokan ini disimpan untuk biaya perjuangan selanjutnya menegakkan Kerajaan Medang/Mataram kembali. Tak ada yang berani memasuki wilayah Kampak karena kabutnya dan banyaknya jebakan sehingga pada saat itu dan selanjutnnya Kampak ditakuti oleh semua penduduk Jawa yang mendengarnya. Sampai pada akhirnya terjadi pertempuran hebat antara pasukan Sriwijaya dan Laskar Kampak/Mpu Sindok di daerah Anjuk Ladang(Nganjuk) dan kemenangan diraih pihak Mpu Sindok kemudian diabadikan dalam sebuah prasasti yang sekarang jadi Hari Jadi Kabupaten Nganjuk dan sebutan asal muasal Nganjuk.
 
Setelah kemenangan ini Mpu Sindok,seluruh punggawa mataram dan keluarga yang masih tersisa para prajurit beserta barang-barang kerajaan mataram mencari tempat baru untuk dijadikan Istana Baru Kerajaan Medang/Mataram. Sampailah pada daerah Tamwlang kemudian didirikan Istana Sementara kemudian pindah lagi ke Watugaluh/Megaluh(Jombang) disinilah Istana Kerajaan Medang/Mataram baru dibangun dan Mpu Sindok menggunakan Wangsa Baru Isyana karena mungkin memang Mpu Sindok bukan termasuk Wangsa Sanjaya sebagaimana pendahulunya. Gelar Mpu Sindok adalah Sri Icana Wikramadharmottunggadewa, dengan Lambang Kerajaan TRISULA terbalik. Banyak peninggalan Mpu Sindok disamping prasasti diantaranya sebuah situs percandian di kaki Gunung Welirang Mojokerto yang sampai saat ini belum diteliti oleh pihak purbakala karena konflik dengan pengelola TAHURA sebagaimana wilayah hutan di kaki Gunung Welirang ditetapkan sebagai Taman Nasional.
 
'''[https://padepokan-dewandaru.blogspot.com/2020/11/sejarah-kampak-versi-2.html Sejarah Kampak (Versi 2)]'''
Dari uraian tadi kiranya ada kaitan antara Prasasti Kampak dan Prasasti Anjuk Ladang dan menurut saya pembuatan Prasasti tersebut bersamaan mengingat dari Tahun Pembuatannya dan Historisnya. Jadi seandainya pihak Pemkab Kabupaten Trenggalek ingin menetapkan Hari Jadi Trenggalek yang lebih tua maka Prasasti Kampak dan Prasasti Anjuk Ladang jadi acuannya karena selama ini yang dipakai adalah Prasasti Kamulan pada masa Raja Kertajaya dari Kerajaan Kediri, padahal jauh sebelum itu Perdikan Kampak sudah jadi Tempat Pelarian Mpu Sindok yang tentunya punya nilai Historis yang lebih tinggi. Menurut saya sepantasnya Hari Jadi Trenggalek(Kampak) sama dengan Hari Jadi Kabupaten Nganjuk karena menurut Historis kenapa Prasasti dikeluarkan. Karena Prasati Kampak tidak ada tanggal dan bulan pembuatannya, maka acuannya adalah Prasasti Anjuk Ladang yang ada tanggal dan bulan pembuataanya.
 
Daerah Kampak itu daerah kuno, mungkin sebelum Medang Mataram eksis, Kampak sudah eksis. Perampok di Kampak memang sudah eksis sejak jaman dahulu kala, bahwa sekelas Ken Angrok-pun pernah berdiam dan mencari kesaktian di gunung Manik Oro Kampak. Dan setelah Ken Angrok mendapatkan Manikoro atau mustika Manikoro(kuning), kemudian Ken Angrok bergeser ke dekat Dam Bagong Trenggalek untuk merampok orang-orang yang melintas di jalur Ponorogo Trenggalek pada jamannya. Mungkin menurut Pararaton, Ken Angrok didukung Pendeta-pendeta Syiwa adalah pendeta-pendeta yang berdiam di daerah Kampak. Karena sejak dahulu wilayah Kampak juga wilayah pertapaan. Akhirnya dengan pegangan Mustika Manikoro, Ken Angrok menjadi Raja Singasari yang pertama.
Kiranya pengungkapan Sejarah Kampak diatas adalah sepenggal pengetahuan penulis ditambah dengan catatan sejarah, cerita rakyat, dan olah batin penulis menembus dimensi masa lalu. Ada kurang dan lebihnya saya sebagai manusia biasa tak luput dari salah dan lupa. Tulisan di atas setidaknya bermanfaat bagi semua yang ingin menggali Sejarah Kampak yang memang belum ada dalam buku sejarah apapun. Inilah wujud kecintaan penulis pada tanah kelahirannya dan penduduk Kampak secara keseluruhan juga Trenggalek pada umumnya. Sebenarnya menurut penulis Kampak adalah Situs Sejarah yang ikut membentuk Tatanan Kerajaan sampai terbentuk Negara Indonesia sekarang. Banyak Situs di Kampak yang belum terungkap sampai misterinya, termasuk Pelarian Raja Airlangga yang pernah sampai di Kampak mengikuti kisah Leluhurnya Mpu Sindok yang sampai sekarang belum terungkap dan semoga suatu saat bisa terungkap dengan ditemukannya catatan sejarah berupa prasasti(menurut penulis). Wassalam…
 
Kembali pada sejarah Kampak, menurut dongeng dan penglihatan batin gunung Manikoro adalah pucuk atau puncak dari Gunung Kelud yang sejak jaman kerajaan di jawa timur selalu di puja-puja. Demikian pula pada jaman Mpu Sindok, gunung Manikoro dianggap semacam Cungkup atau Tempat Pemujaan kepada Hyang atau Bhatara. Sehingga ada Dapungku yang memohon kepada Raja Mpu Sindok untuk menjadikan sawah disekitar tempat pemujaan sebagai sima atau tanah bebas pajak. Seperti yang tertulis pada inskripsi pada Prasasti Kampak ''Prasada Kebaktyan i Pangarumbigyan'' yang artinya Tempat Kebaktian di Manikoro/Cungkup sebagai jelmaan dari puncak gunung Kelud. Sama dengan pemujaan di Walandit pada Prasasti Gulung-gulung atau lainnya. Memang ada keanehan atau mungkin keistimewaan, bentuk gunung Manikoro kalau dilihat dari sisi timur akan nampak seperti Mahkota. Juga bukan kebetulan sehingga Mpu Sindok menyimpan Mahkotanya di gunung Manikoro, mungkin hingga kini dalam gua di puncak gunung dan konon dijaga oleh ular hijau besar. Konon juga gua tersebut mengarah ke gunung Kumbokarno di Pantai Prigi, Kecamatan Watulimo.
 
'''Asal Usul Kampak'''
 
Kembali pada sejarah dari mana kata Kampak pertama kali berasal. Ini tidak terlepas dari sebuah tempat di lereng sebelah selatan Manikoro, sekarang tempat itu dinamakan Dukuh Pesu Desa Karangrejo, Kampak. Pada tahun 1980an ke bawah penduduk Pesu banyak menemukan perhiasan emas kuno yang berserakan di ladang-ladang dan sekitar daerah Pesu. Ini bisa diartikan, Pesu adalah bekas tempat pemukiman kuno. Dongeng yang berkembang selama ini tak lepas dari tempat seseorang yang bernama Ronggo Pesu pada jaman Mataram Islam. Menurutku, Pesu sudah ada dan jadi tempat pemukiman sebelumnya semacam kerajaan kecil. Terbukti dengan adanya Makam Tunggul Manik raja dari Kerajaan Pesu yang dikuburkan di sisi timur gunung Manikoro. Dari namanya mungkin raja ini ada pada masa Majapahit. Namun ada bukti juga dari nama Pesu itu muncul jauh dari kata Kampak. Pesu adalah kependekan penyebutan dari kata PARASU yang artinya Kapak atau Kampak, untuk menyebut Parasu pada bahasa Kawi. Sedang Parasu sendiri adalah bahasa Sangsekerta. Jadi sebelum masa Mpu Sindok sudah ada Kerajaan yang bernama PARASU di lereng gunung Manikoro sebelah selatan. Kerajaan ini mungkin eksis pada awal-awal kebudayaan sangsekerta hadir atau ada di Jawa. Jadi jauh sebelum Kerajaan Medang Mataram ada, kerajaan PARASU atau PESU sudah ada dengan persenjaatan prajuritnya sebuah Kapak atau Kampak. Sehingga terkenal dengan nama kerajaan Parasu, atau mungkin sebuah tempat dari Bhagawan Parasurama yang berhasil mengalahkan Arjunasasrabahu dan kemudian di kalahkan Rama dalam kisah Ramayana.
 
Bukti lain Pesu lebih tua dari tempat manapun di Trenggalek adalah. menurut orang-orang tua Kampak, dulu sebelum peristiwa G30S atau mungkin setelahnya setiap acara Ulang Tahun Kabupaten Trenggalek, tumpeng dan segala macam pusaka berangkat pertama dari Dukuh Pesu kemudian ke Sumber Ngudalan dan selanjutnya ke Kamulan Durenan terus ke Kantor Bupati Trenggalek. Artinya orang-orang tua dahulu sudah mengetahui daerah mana yang dimintai berkah karena tuanya. Dan orang-orang dahulupun tidak sembarangan menentukan suatu tempat layak dihormati atau tidak, karena orang-orang dahulu hatinya masih bersih, sering tirakat (puasa) dan kedalaman ilmunya. Tidak mengherankan pada Prasasti Kampak pada masa Mpu Sindok, tempat ini juga disebut, karena mungkin dari dahulu mungkin sudah terkenal. Karena seiring waktu bahasa kesustraanpun berganti, maka kata Parasu atau Pesu di ganti dengan Kampak. Mungkin bahasa Kampak untuk Kapak dimulai pada era bahasa Jawa Kuno atau Kawi dan berlanjut hingga kini. Namun di Jawa sendiri atau khususnya daerah Kampak kata Kampak atau Kapak telah berubah menjadi Prekhul, namun nama tempatnya masih bahasa lama Pesu atau Parasu.
 
Pada akhirnya walau banyak versi tentang sejarah Kampak, daerah ini dari jaman kuno terkenal sebagai daerah atau markasnya Perampok tidak bisa diingkari. Karena konotasi Kampak bagi masyarakat Jawa adalah gerombolan begal/rampok. Sisa-sisa orang sakti Kampak yang berprofesi sebagai perampok masih eksis sampai terakhir masa Gestok/G30S. Karena pada saat peristiwa gestok, banyak pendekar-pendekar Kampak yang dibantai karena dituduh anggota atau simpatisan PKI. Dan sejak itu pula pamor daerah Kampak redup dalam perpolitikan dan pemerintahan di Jawa. Untuk mengangkat kembali pamor Kampak sesuai jalan sejarah, dibutuhkan pendekar-pendekar muda yang berhati bersih, thawadhuk, dan kuat puasa seperti leluhur-leluhur terdahulu. Kalau jaman milenial sekarang, SDM yang unggul yang mengabdikan sepenuhnya bagi kepentingan masyarakat banyak.
 
 
Sumber ; [https://padepokan-dewandaru.blogspot.com/ Padepokan Dewandaru]
 
== Daftar Desa ==