Gude: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Agar mengikuti penulisan bahasa Madura yang Disempurnakan |
Rescuing 3 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
||
Baris 24:
'''Gude''', '''kacang gude''', '''kacang kayo''',<ref name="sunarjono">{{aut|Sunarjono, Hendro}} (2015). ''Bertanam 36 Jenis Sayur''. hal.174{{spaced ndash}}76. [[Jakarta]]: Penebar Swadaya. ISBN 979-002-579-3.</ref> atau '''kacang bali''' ('''''Cajanus cajan''''') adalah sejenis tanaman [[kacang-kacangan]] yang bersifat [[tumbuhan tahunan|tahunan]] (perenial). [[Biji]]nya dapat dimakan dan menjadi sumber pangan alternatif. Tanaman ini relatif tahan panas dan kering sehingga cocok sebagai tanaman penghijauan kawasan kering.
Di [[Indonesia]], tumbuhan ini disebut ''binatung'' ([[Bahasa Makassar|Makassar]]),<ref name=vlsm/> ''fouhate'' ([[Bahasa Ternate|Ternate]] dan [[Tidore]]),<ref name=prosea>{{cite web |date= |title=Cajanus cajan Druce. |publisher=Prosea - Prohati |url=
== Deskripsi ==
[[Berkas:Cajanus cajan Blanco1.167-cropped.jpg|jmpl|kiri|180px|Pelat botani menurut Blanco]]
Gude merupakan [[perdu]] dengan tinggi mencapai 3 [[meter|m]].<ref name=sastra/> Tumbuhan ini juga merupakan kacang tahunan dengan umur yang tidak terlalu panjang, hanya 1-5 tahun.<ref name=prosea/> [[Batang]]nya berbulu halus, dan bercabang banyak. Ia berbentuk bulat, beralur, berbulu, hijau kecokelatan. [[Daun]]nya ganda, beranak [[daun]] berjumlah tiga. Ada bulu-bulu halus baik pada bagian atas maupun bawahnya. Helai daun bulat telur sampai elips, tersebar, ujung dan pangkalnya runcing, tepinya rata, bentuk pertulangannya menyirip, dan warnanya hijau.<ref name=iptek/> [[Tangkai]]nya pendek berwarna hijau. [[Bunga]]nya berbentuk [[kupu-kupu]], berwarna jingga, ataupun kecoklat-coklatan, dan ungu.<ref name=sunarjono/><ref name=sastra/> Bunganya berjumlah majemuk, karangan bunga sepanjang 15-30 [[cm]], [[serbuk sari]]nya berwarna kuning, [[putik]]nya satu, bengkok, mahkotanya berwarna kuning dan juga berbentuk kupu-kupu.<ref name=vlsm/> [[Buah]]nya polong, dapat mencapai 7,5 [[cm]],<ref name=sastra/> lurus/membengkok seperti sabit, membulat, memipih, menjorong/agak persegi. Biji berwarna putih, krim, coklat, ungu kehitaman,<ref name=prosea/> dan juga kecil. [[Akar]]nya tunggang, dan berwarna putih kotor.<ref name=vlsm>{{cite web |date=14 November 2001 |title=
[[Berkas:Cajanus cajan, flower.jpg|jmpl|Kiri|180px|Bunga]]
Baris 42:
Catatan-catatan lain menunjukkan bahwa kemungkinan ia memang datang dari [[India]]. Pusat persebarannya adalah bagian timur semenanjung India, termasuk wilayah [[Odisha]], yang di sana ada kerabat liarnya (''Mansi'') yang dapat ditemui di [[hutan tropis]].<ref>{{aut|Van der Maeson, L. J. G.}} (1995). "Pigeonpea ''Cajanus cajan''", hal. 251–5 <u>dalam</u> {{aut|Smartt, J.; Simmonds, N. W.}} (eds.), ''Evolution of Crop Plants''. [[Essex]]:Longman.</ref> Penemuan arkeologis terhadap kacang bali didapati dalam dua situs [[Neolitik]] di [[Odisha]], [[Gopalpur]] dan [[Golbai Sassan]] yang bertanggal sekitar 3.400 dan 3.000 tahun lalu, dan sebuah situs di [[India Selatan]], [[Sanganakallu]] dan [[Tuljapur Garhi]], yang juga bertanggal 3,400 tahun lalu.<ref>{{cite doi|10.1179/174963106x123232}}</ref> Dari India, ia sampai ke [[Afrika Timur]] dan [[Afrika Barat]]. Saat kacang ini didapati oleh orang [[Eropa]], maka dari situlah kacang gude diberi nama ''Congo Pea'' (Kacang Kongo).<ref name=Inshadow/>
Di [[Indonesia]], gude paling tidak sudah dibudiayakan di [[Pulau Jawa]] Di Pulau Jawa sejak abad ke-6 [[Masehi]]. [[Budidaya]] gude secara luas belum pernah dilakukan, tapi kacang gude umumnya ditanam di Jawa, [[Bali]], [[Nusa Tenggara Timur]], [[Sulawesi Selatan]], dan Wakatobi-Sulawesi Tenggara.<ref name="p49">{{aut|Mas'ud, Syharir}} ''[http://balitsereal.litbang.deptan.go.id/ind/images/stories/p49.pdf Kajian Perusak Polong Sebagai Hama Utama pada Kacang Gude di Sulawesi Selatan]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}'' hal.373{{spaced ndash}}379. <u>dalam</u> Prosiding Pekan Serealia Nasional. ISBN 978-979-8940-29-3.</ref> Terutama di Jawa bagian timur, banyak ditemukan di huma-huma maupun kebun-kebun hingga pada ketinggian 2000 [[mdpl]].<ref name=sastra/> Heyne mengatakan tumbuhan ini ditanam 1650 [[mdpl]]. Dia bisa dibudidayakan baik di negara-negara beriklim tropis maupun subtropis. Dahulu, di wilayah [[Sunda]], tumbuhan ini ditanam baik di lahan kring ataupun [[tanggul]] untuk mengairi [[sawah]].<ref name=Heyne/> Di [[Jawa]], gude ditanam sebagai tanaman pangan atau sebagai pupuk hijau. Dapat tumbuh dari dataran rendah hingga pada ketinggian 2000 [[mdpl]] dengan pH tanah 5-6,5. Kondisi suhu udara yang diperlukan adalah 18°—30 °C. Pertumbuhannya membutuhkan banyak cahaya [[matahari]] dan tidak tahan terhadap kondisi lembap.<ref name="Setiawan">{{aut|[[Setiawan Dalimartha|Dalimartha, Setiawan]]}} (1999). ''[http://books.google.co.id/books?id=7Xnukm8r-Y4C&pg=PA65 Atlas Tumbuhan Obat Indonesia]'' '''1''':65{{spaced ndash}}67. [[Jakarta]]:Trubus Agriwidya. ISBN 979-661-051-5.</ref> Tanaman ini tahan kering.<ref name=sunarjono/>
== Kegunaan dan manfaat ==
|