Penyembahan berhala: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 35:
Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks dari generasi ke generasi membela pemanfaatan ikon. Perdebatan mengenai apa yang disiratkan citra-citra dan apakah penghormatan dengan bantuan ikon-ikon di dalam gereja setara dengan penyembahan berhala sudah berlangsung berabad-abad lamanya, teristimewa sejak abad ke-7 sampai dengan [[Reformasi Protestan]] pada abad ke-16.<ref name="Halbertal1992p39">{{cite book|author1=Moshe Halbertal|author2=Avishai Margalit|author3=Naomi Goldblum|title=Idolatry |url= https://archive.org/details/idolatry00halb |url-access=registration|year=1992|publisher=Harvard University Press|isbn=978-0-674-44313-6|pages=[https://archive.org/details/idolatry00halb/page/39 39]–40, 102–103, 116–119}}</ref> Perdebatan-perdebatan ini mendukung penyertaan ikon-ikon Yesus Kristus, Perawan Maria, dan para Rasul, yakni ikonografi yang diungkapkan dalam bentuk karya seni kaca patri, santo-santa daerah, dan berbagai macam lambang iman Kristen lainnya. Perdebatan-perdebatan tersebut juga mendukung amalan-amalan seperti misa Katolik, penyalaan lilin di depan gambar-gambar, hiasan-hiasan dan perayaan-perayaan Natal, serta pawai-pawai sukaria maupun pawai-pawai peringatan dengan mengusung patung-patung yang penting artinya bagi agama Kristen.<ref name="Halbertal1992p39"/><ref name="Craighen1914">{{cite book|author=L. A. Craighen|title=The Practice of Idolatry|url=https://books.google.com/books?id=K4tbAAAAMAAJ&pg=PA21|year=1914|publisher=Taylor & Taylor|pages=21–26, 30–31}}</ref><ref name="Vance1989p5">{{cite book|author=William L. Vance|title=America's Rome: Catholic and contemporary Rome |url=https://archive.org/details/americasrome00vanc |url-access=registration|year=1989|publisher=Yale University Press|isbn=978-0-300-04453-9|pages=[https://archive.org/details/americasrome00vanc/page/5 5]–8, 12, 17–18}}</ref>
Di dalam makalahnya, ''Ihwal Citra Suci'', Santo [[Yohanes dari Damaskus|Yuhana Addimasyqi]] membela pemanfaatan ikon-ikon dan citra-citra sebagai tanggapan langsung terhadap gerakan [[ikonoklasme Bizantium]] yang memprakarsai
Pernyataan Santo [[Yohanes Penginjil]] bahwa "Firman itu telah menjadi manusia" ({{Alkitab|Yohanes 1:14}}) mengisyaratkan bahwa Allah yang tidak kasatmata menjadi kasatmata, bahwasanya kemuliaan Allah mengejawantah dalam diri Putra Tunggal-Nya, Yesus Kristus, dan oleh karena itu Allah memilih untuk membuat yang tidak kasat mata menjadi wujud yang kasatmata, yang rohani berinkarnasi menjadi wujud jasmani.<ref>{{cite book|author=Jeffrey F. Hamburger|title=St. John the Divine: The Deified Evangelist in Medieval Art and Theology|url=https://books.google.com/books?id=5S0lDQAAQBAJ |year=2002|publisher=University of California Press|isbn=978-0-520-22877-1|pages=3, 18–24, 30–31}}</ref><ref>{{cite book|author=Ronald P. Byars|title=The Future of Protestant Worship: Beyond the Worship Wars|url=https://books.google.com/books?id=Yu_jMWKICzcC&pg=PA43|year=2002| publisher=Westminster John Knox Press| isbn=978-0-664-22572-8|pages=43–44}}</ref>
|