Cornelis Poortman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Surijeal (bicara | kontrib)
Kronik Tionghoa Semarang: Perbaikan terjemahan
Surijeal (bicara | kontrib)
Kata-kata tambahan
Baris 1:
'''Cornelis Poortman''' ( -?? Belanda, 1951) atau dikenal sebagai residen Poortman adalah seorang pejabat [[pemerintah]] kolonial [[Belanda]] di wilayah [[Hindia Belanda]]. Eksistensi tokoh ini dalam sejarah masih menyisakan banyak tanda-tanya.<sup style="font-size:85%;">[[Pembicaraan:Poortman|lihat halaman diskusinya]]</sup>
 
== Perjalanan hidup ==
 
Kehidupan Poortman disebutkan oleh Mangaraja Onggang Parlindungan dalam karyanya yang berjudul ''Tuanku Rao''. Poortman belajar ''Indology'' di [[Delft]] and kemudian ditunjuk sebagai ''Administrative Cadet'' di ''Netherland Indies'' dan ditempatkan di Tapaktuan di [[Sumatra Utara]]. Tahun 1904 ia ditunjuk menjadi ''Controleur'' di Sipirok, lalu menjadi Residen di [[Jambi]], dan akhirnya Ia menjadi ''Acting Adviser'' pada departemen ''Native Affairs'' di Batavia. Tahun 1914-1918 Poortman belajar [[bahasa Tionghoa]] dan pada tahun 1928 berhasil mendapatkan akses ke dokumen-dokumen berbahasa Tionghoa di [[Kelenteng Sam Po Kong]], [[Semarang]]. Tahun 1930 ia pensiun. Dalam kurun waktu 1930-1940 ia menjalankan risetnya di [[Belanda]], khususnya dalam bidang sejarah [[Batak]], dan memiliki dokumen-dokumen di [[Amsterdam]] yang dibawanya pulang ke rumah di Voorburg. Tahun 1951 ia meninggal di Belanda.<ref>Mangaraja Onggang Parlindungan, ''Tuanku Rao''. 1964, pp. 424-35.</ref>
 
== Kontroversi ==
Baris 9:
[[Berkas:Sampokong_plakat.JPG|jmpl|Klenteng Sam Po Kong, [[Semarang]].|300px]]
 
Sebagaimana yang ditulis oleh Parlindungan, Poortman memimpin penggeledahan Kelenteng Sam Po Kong di [[Semarang]] dan mengangkut naskah berbahasa [[Tionghoa]] yang terdapat di sana, sebagian telah berusia 400 tahun pada saat itu, sebanyak 3 cikar (pedati yang ditarik lembu), pada tahun 1928 dalam rangka tugas yang diembannya dari pemerintah kolonial [[Belanda]] untuk menyelidiki apakah [[Raden Patah]] itu orang [[Tionghoa]] atau bukan.<ref>Asvi Warman Adam, ''Babad Tionghoa Muslim'', [http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=187382 Republika Online, id:187382, Senin, 14 Februari 2005].</ref> Walaupun tokoh ini belum benar-benar dapat dibuktikan keberadaannya, atau juga apakah merupakan orang yang lain akan tetapi berada posisi jabatan yang sama pada saat itu,<ref name="jones_1987">Russel Jones, ''Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th Centuries'', [http://links.jstor.org/sici?sici=0041-977X%281987%2950%3A2%3C423%3ACMIJIT%3E2.0.CO%3B2-X Bulletin of the School of Oriental and African Studies, University of London, Vol. 50, No. 2. (1987), pp. 423-424].</ref> akan tetapi Mangaraja Onggang Parlindungan telah mengutip banyak pernyataannya dalam bukunya ''Tuanku Rao'',<ref>Asvi Warman Adam, ''Wali Songo Berasal dari Cina?'', [http://www.mesias.8k.com/asvi2.htm MESIASS, asvi2, 15.01.2003 11:58:51], dikutip dari Kompas, Selasa, 12 Februari 2002.</ref> yang kemudian juga disitir secara kerap oleh Slamet Muljana dalam bukunya ''Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara''<ref>M. Faliqul Isbah, ''Menyingkap Sejarah Hindu-Jawa'', [http://www.ruangbaca.com/resensi/?action=b3Blbg==&linkto=MTA1.&when=MjAwNTEyMjc= Komunitas Ruang Baca Tempo, Selasa|12|11|2006|20:26].</ref> dan juga analisis-analisis lain.<ref>Mang Ucup, ''Walisongo itu Cino!'', [http://www.mangucup.org/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=756 mangucup.org, Saturday, February 26, 2005 - 04:58 PM].</ref><ref>Satrio Arismunandar, ''Walisongo itu Cino! - Versi baru:-))'', [http://www.freelists.org/archives/list_indonesia/04-2005/msg00403.html Email list_indonesia, Tue, 5 Apr 2005 22:27:52 -0700 (PDT)].</ref><ref>Muhammad Luthfi Thomafi, ''Re: Wali Songo'', [http://www.mail-archive.com/kmnu2000@yahoogroups.com/msg06986.html Email, kmnu2000, Wed, 18 Oct 2006 11:20:46 -0700].</ref><ref>Benny G.Setiono, ''Pasang Surut Hubungan Tionghoa-Islam dalam Panggung Sejarah Indonesia'', 19 Maret 2005, [http://jadul.blogspot.com/2006/08/tionghoa-dan-islam.html Djaman Doeloe], [http://www.inti.or.id/?dir=news&file=detail&id=116 Perhimpunan INTI].</ref>
 
Ricklefs menyatakan bahwa usaha-usaha pencarian oleh para sarjana Belanda untuk mengidentifikasi Poortman tidak menghasilkan apa-apa. Seharusnya Poortman adalah seorang yang cukup tinggi jabatannya, dan mengingat juga terdapat klaim yang menyatakan bahwa ia adalah murid dari Snouck Hurgronje dan guru dari van Leur.<ref>