Kabupaten Purworejo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ajiwikipedia (bicara | kontrib)
Sejarah: Penambahan pranala
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Ajiwikipedia (bicara | kontrib)
Sejarah: Penambahan pranala
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 37:
 
== Sejarah ==
[[Prasasti Kayu Ara Hiwang]] ditemukan di [[Desa Boro Wetan]] ([[Kecamatan Banyuurip]]), jika dikonversikan dengan kalender Masehi adalah tanggal 5 Oktober 901. Ini menunjukkan telah adanya pemukiman sebelum tanggal itu. [[Perjalanan Bujangga Manik|Bujangga Manik]], dalam petualangannya yang diduga dilakukan pada abad ke-15 juga melewati daerah ini dalam perjalanan pulang dari [[Bali]] ke [[Pakuan]]. Sampai sekarang, kapan tepatnya tanggal ulang tahun berdirinya Kabupaten Purworejo, masih jadi bahan perdebatan. Ada yang berpatokan pada pada tanggal prasasti diatas, ada juga yang berpatokan pada diangkatnya bupati Purworejo I pada 30 Juni 1830. Setelah dilakukan pengkajian ulang oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo, ulang tahun Purworejo ditetapkan berpatokan dengan diangkatnya bupati Purworejo. Namun, hal ini masih belum disosialisasikan kembali oleh pemerintah daerah pada masyarakat umum.
 
Pada masa [[Kesultanan Mataram]] hingga abad ke-19 wilayah ini lebih dikenal sebagai '''Bagelen''' (dibaca /ba·gə·lɛn/). Saat ini Bagelen malah hanya merupakan kecamatan di kabupaten ini.
 
Setelah Kadipaten Bagelen diserahkan penguasaannya kepada [[Hindia Belanda]] oleh pihak [[Kesultanan Yogyakarta]] (akibat [[Perang Diponegoro]]), wilayah ini digabung ke dalam [[Karesidenan Kedu]] dan menjadi kabupaten. Belanda membangun pemukiman baru yang diberi nama Purworejo sebagai pusat pemerintahan (sampai sekarang) dengan tata kota rancangan insinyur Belanda, meskipun tetap mengambil unsur-unsur tradisi Jawa. Kota baru ini adalah kota tangsi militer, dan sejumlah tentara Belanda asal [[Pantai Emas]] (sekarang Ghana), [[Afrika Barat]], yang dikenal sebagai [[Belanda Hitam]] dipusatkan pemukimannya di sini. Sejumlah bangunan tua bergaya ''indisch'' masih terawat dan digunakan hingga kini, seperti [[Masjid Jami' Purworejo]] (tahun 1834), rumah dinas bupati (tahun 1840), dan bangunan yang sekarang dikenal sebagai Gereja GPIB (tahun 1879).
 
[[Alun-alun]] Purworejo, seluas 6 hektare, konon adalah yang terluas di [[Pulau Jawa]].{{fact|date=18 Juli 2010}}