John Wattilete: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Agus tinang (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Agogoatmaja (bicara | kontrib) merapikan sub judul dan menambahkan Tuntutan kepada Presiden SBY |
||
Baris 62:
Ia terlibat dalam Gerakan Pemuda Maluku ''Collectief '91'', yang menilai kebijakan pemerintah Republik Maluku Selatan di pengasingan (RMS) terlalu lunak. Pada pertemuan pertama mereka, presiden pengasingan Johan Manusama tiba-tiba masuk untuk mendengar kritik mereka. Tak lama kemudian, John Wattilete menjadi eksekutifnya.
== Kunjungan ke Indonesia ==
Sejak tahun 1995, ia menduduki posisi Urusan Umum dalam kabinet RMS di pengasingan. Pada tahun 1999 ia melakukan perjalanan ke [[Indonesia]] dua kali dengan Pendeta Otto Matulessy sebagai delegasi RMS. Mereka bertemu dengan [[presiden Indonesia]] [[B.J. Habibie]] dan kemudian dengan penggantinya [[Abdurrahman Wahid]]. Selama periode tersebut, terjadi ketegangan yang hebat di Maluku Selatan antara penduduk Kristen dan Muslim di wilayah tersebut dan sebagai akibat dari pertikaian sipil, banyak orang terbunuh dan terluka di kedua sisi. Presiden RMS saat itu Frans Tutuhatunewa tidak begitu senang dengan delegasi yang dipelopori oleh Wattilete dan Matulessy. Dalam retrospeksi, Wattilete yang lebih pragmatis juga mengakui bahwa percakapan itu sia-sia dan tidak menghasilkan apa-apa.
== Presiden RMS ==
Sekitar tahun 2003, Wattilete menggantikan Pieter Thenu sebagai Perdana Menteri / Wakil Presiden RMS. Pada bulan April 2009, diumumkan bahwa Presiden Tutuhatunewa akan segera pensiun dan bahwa Wattilete akan menjadi penerus presiden Tutuhatunewa yang kini berusia 85 tahun. Wattilete menjadi presiden RMS dan dilantik pada 17 April 2010. Hampir seluruh pengurus RMS terdiri dari orang Maluku yang lahir atau bertempat tinggal di Belanda. Dia membuat pernyataan dalam sebuah wawancara dengan ''[[Nederlands Dagblad]]'' yang mengatakan bahwa orang Maluku harus dapat berbicara dengan bebas tentang masa depan politik pulau mereka dan bahwa baik pemerintah Indonesia maupun pemerintah RMS di pengasingan harus mematuhi hasil tersebut. Jika orang Maluku menunjukkan bahwa mereka tidak lagi berjuang untuk negara mereka sendiri, Wattilete akan siap untuk memberikan konsekuensi padanya, seperti yang dia katakan. Jika kemerdekaan langsung tidak diinginkan, ia berpendapat bahwa pemerintahannya akan menerima status otonom tetapi sebagai bagian dari negara Indonesia untuk saat ini (situasi yang mirip dengan [[Aceh]]), dengan lebih banyak suara oleh orang-orang Maluku dalam urusan Maluku mereka sendiri.
== Tuntutan kepada Presiden SBY ==
Pada Oktober 2010, John Wattilete menyatakan melalui media bahwa Pemerintah Republik Maluku Selatan (RMS) di pengasingan telah mengajukan tuntutan penangkapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui mekanisme kort geding (prosedur dipercepat/pengadilan singkat) pada pengadilan Den Haag atas tuduhan pelanggaran HAM. Dengan proses mekanisme kort geding, John Wattilete berkeyakinan bahwa putusan pengadilan akan keluar sebelum atau selama kunjungan Presiden Republik Indonesia berada di Belanda. Dubes Republik Indonesia untuk Belanda, JE. Habibie, menyatakan bahwa keamanan Presiden SBY tetap dijamin oleh Pemerintah Belanda melalui Perdana Menteri Belkenende, bahkan Pemerintah Belanda tidak mengakui keberadaan RMS.<ref name=":0">{{Cite web|title=Liku-liku Rencana Kunjungan Presiden SBY ke Belanda|url=https://news.detik.com/berita/d-1456375/liku-liku-rencana-kunjungan-presiden-sby-ke-belanda|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2021-03-21}}</ref><ref name=":1">{{Cite web|date=2010-10-06|title=Presiden Yudhoyono Jadi Berita Utama Media Belanda|url=https://dunia.tempo.co/read/282988/presiden-yudhoyono-jadi-berita-utama-media-belanda|website=Tempo|language=en|access-date=2021-03-21}}</ref>
5 Oktober 2010, SBY menggelar jumpa pers guna mengumumkan pembatalan dirinya ke Belanda. SBY mengatakan bahwa pembatalan kunjungan atas udangan Ratu Belanda itu dibatalkan karena adanya tuntutan penangkapan dirinya saat berkunjung ke Belanda. Bagi SBY, tuntutan penangkapan Presiden Republik Indonesia saat berkunjung ke Belanda mengusik harga diri bangsa Indonesia. Dengan jumpa pers yang dilakukan SBY, media-media di Belanda, termasuk De Telegraff, menyebut sikap SBY merupakan penghinaan kepada Pemerintah Belanda dan Ratu Beatrix selaku pihak yang mengundang SBY dan telah menjamin keamanannya.<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|date=2010-10-05|title=SBY batalkan kunjungan ke Belanda|url=https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2010/10/101005_sbybelanda|website=BBC News Indonesia|language=id|access-date=2021-03-21}}</ref><ref>{{Cite web|date=2010-10-06|title=JPNN|url=https://www.jpnn.com/news/tuding-sby-lecehkan-ratu-beatrix|website=www.jpnn.com|language=id|access-date=2021-03-21}}</ref><ref name=":1" />
== Referensi ==
|