Tutur Bwana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 16:
 
== Isi Teks ==
Teks dimulai dengan asal-isil diciptakannya ''bwana'' (buana/semesta). Sang Hyang Haro, yang mungkin diidentifikasi sebagai [[Wisnu]], menciptakan isi dunia, terdiri dari siang, malam, rerumputan, pepohonan, lingga, batu, candi, bukit, gunung, dan wujud-wujud dunia. Pada suatu waktu, [[telur]] suci (''Sang Hyang Hantiga'') semesta menetas. Kulitnya menjadi Batara Sang Hening Tunggal, beningnya menjadi Batara Guru, putihnya menjadi Sang Darmajati, lapisan tipisnya menjadi Sang Balibungah (Nusia Awal Larang), lapisan tebalnya menjadi Batara Tunggal. Mereka adalah lima dewata yang menguasa alam semesta. Batara Sang Hening Tunggal berada di dunia atas, Sang Balibungah dan Batara Tunggal tinggal di dunia bawah, ditengah-tengahnya bersemayam Sang Darmajati. Dengan demikian, menurut ''Tutur Bwana'', semesta terdiri dari lima lapisan.<ref name=":5" /><ref name=":0" /> Konsep ini bisa dibandingkan dengan teks-teks lain dalam tradisi Sunda kuno maupun Jawa kuno tentang tiga lapisan semesta.<ref>{{Cite book|date=2011|url=https://books.google.co.id/books?id=QXdsWmjjgmUC&q=penciptaan+semesta+jawa+kuna&dq=penciptaan+semesta+jawa+kuna&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj1paLYyPLtAhWVF3IKHbEEB3AQ6AEwAHoECAIQAg|title=International Seminar on Reformulating and Transforming Sundanese Culture, Jatinangor, February 9-10, 2011: proceedings|publisher=Faculty of Letters, Universitas Padjadjaran|language=id}}</ref>
 
Kisah berpusat pada dua tokoh, yaitu Sang Kalasakti dan Sang Darmajati. Sang Kalasakti adalah sosok jagoan yang mengobrak-abrik [[kahyangan]], sedangkan Sang Darmajati adalah sosok dewa yang omniscience. Keduanya memiliki kesaktian yang sama dan sama-sama perkasa. Kalasakti memiliki senjata yang sifatnya merusak, tapi [[senjata]] Sang Darmajati sebaliknya, yaitu membawa ketenteraman. Keduanya bertarung di kahyangan dengan kesaktian yang setara.<ref name=":5" /><ref name=":0" />
 
Sang Darmajati bukan dewa sembaranga. Ialah yang menghidupkan segala dewa: [[Brahma]], [[Wisnu]], [[Iswara|Isora]], [[Mahadewa]], [[Syiwa|Siwah]], Ludra, Sangkara dan Sambuh. Demikian juga dewa [[Yama]], [[Baruna]], [[Kuwera|Kowera]], Besawarna, juga dihidupkan oleh Darmajati. Tidak luput juga Buta, [[Yaksa]], Picasa, dan seluruh bangsa [[raksasa]]. Darmajati pula yang menciptakan matahari, bulan dan atmosfir. Ada dan tiadanya semua karena Darmajati. Demikian pula hidup-matinya Kalasakti ditentukan oleh Darmajati. Adegan membuhun Kalasakti digambarkan secara simbolis. Kalasakti menemui ajalnya setelah sepuluh pintu indranya (''dora sapuluh'') ditutup oleh Darmajati. Tiga unsur tak kasat mata (''dora tilu''), yaitu ''bayu'' (nafas, tenaga), ''sabda'' (ucapan, kata), dan ''hedap'' (pikiran, akal budi) juga ditutup oleh Darmajati.<ref name=":5" /><ref name=":0" />