Asam pedas: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Xcelltrasi (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 16:
}}
'''Asam pedas''' ([[bahasa Indonesia]]) atau '''''asam padeh, sampadeh''''' ([[bahasa Minangkabau]]) adalah salah satu [[Masakan Padang|masakan tradisional Minangkabau]] dan kemudian menyebar di kawasan [[Melayu]] ([[Riau]], [[Kepulauan Riau]], [[Jambi]],, [[Kalimantan Barat]], dan [[Semenanjung Malaya]]) yang memiliki cita rasa asam dan pedas. Masakan ini menggunakan berbagai jenis [[ikan]] dan hidangan laut seperti [[ikan tongkol]], [[kakap]], [[tuna]], [[Ikan kembung]], [[gurami]], dan [[cumi-cumi]] sebagai bahan utama yang kemudian dibumbui dengan [[asam jawa]], [[cabai]], dan [[rempah-rempah]] lainnya.
Hidangan ikan asam pedas dikenal secara meluas di [[Sumatra]] dan di [[Semenanjung Melayu]]. Hidangan ini dikenal baik dalam khazanah seni memasak Minangkabau ataupun Melayu, sehingga tidaklah jelas dari manakah asal mula hidangan ini. Hidangan asam pedas Minang dapat ditemukan dengan mudah di seluruh [[Rumah Makan Padang]] yang ada di [[Indonesia]] dan [[Malaysia]], bahkan telah menjadi masakan khas masyarakat [[Melayu]] dan [[Aceh]]. Namun racikan bumbu-bumbu yang digunakan berbeda menurut daerah masing-masing.
Asam pedas merupakan kuah yang di dalamnya terdapat bumbu pedas dan asam yang dilengkapi dengan sayur-sayuran. Di [[Aceh]], asam pedas sangat jarang menggunakan sayur, melainkan dipadukan dengan [[ikan tongkol]] yang disebut [[Asam Keueng]]. Sedangkan di [[Riau]], asam pedas telah menjadi bagian dari seni memasak masyarakat Melayu yang biasanya dipadukan dengan [[ikan patin]], [[ikan baung]], [[ikan selais]], dan [[ikan gabus]]. Di [[Kepulauan Riau]], asam pedas lebih sering dipadukan dengan ikan kakap.
{{Masakan Indonesia}}
|