Ngayau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kesalahan pernyataan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 24:
== Perjanjian Tumbang Anoi ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Gezicht vanaf de Kahajan rivier op de Dajak kampong Toembanganoi Midden-Borneo. TMnr 60010391.jpg|jmpl|ka|250px|Kampung Tumbang Anoi (tempo dulu) di sungai Kahayan]]
Salah satu pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan komunitas Dayak adalah semasa pemerintahan kolonial Belanda berlangsung yaitu ketika pada tahun [[1874]]1894 Damang Batu (Kepala Suku Dayak Kahayan) mengumpulkan sub-sub Suku Dayak untuk mengadakan Musyawarah Damai Tumbang Anoi. Musyawarah tersebut dikenal dengan '''Perjanjian Tumbang Anoi'''. Dalam musyawarah yang konon berlangsung berbulan-bulan lamanya itu, masyarakat Dayak di seluruh Kalimantan mencapai kesepakatan untuk menghindari dan menghilangkan tradisi mengayau. Karena dianggap telah menimbulkan perselisihan di antara suku Dayak. Akhirnya, dalam musyawarah tersebut segala perselisihan dikubur dan pelakunya didenda sesuai dengan hukum adat Dayak.
 
Pertemuan Tumbang Anoi diprakarsai oleh pemerintah kolonial Belanda. Mereka merasa tidak nyaman waktu mulai masuk Pulau Borneo, karena berada dalam keadaan yang sangat rawan, terutama di pedalaman karena sering terjadi pengayauan di antara suku-suku Dayak.{{sfn|Aloy|2019|p=37}}