Satelindo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
| company_name = Satelindo<br /><small>PT Satelit Palapa Indonesia</small>
| company_logo = Satelindo.svg
| logo_size = 175px
| fate = Diakusisi [[Indosat Ooredoo|Indosat]]
| industry = [[Telekomunikasi]]
| successor = [[Indosat Ooredoo|Indosat]]
| fatesuccessor = Dimerger = Diakusisidengan [[Indosat Ooredoo|Indosat]]
| foundation = 1993
| defunctfoundation = 29 Januari = 20031993
| founder = PT Bimagraha Telekomindo<br>Telkom<br>Indosat
| defunct = 20 November 2003
| slogan = ''GSM, Jelas Satelindo'' (1998-2000)<br>''Mari Kita Bicara'' (2000-2001)<br>''Always A Step Ahead'' (2001-2002)<br>''The Freedom To Be You'' (2002-2003 dan Indosat Matrix 2002-2015)
| owner = [[Telkom Indonesia|Telkom]] (1993-20002001)<br>[[Indosat Ooredoo|Indosat]] (1993-2003)<br>[[Deutsche Telekom]] (1994-2002)<br>[[Bimagraha Telekomindo]] (1993-2001)
| company_type = [[Perusahaan Nonpublikswasta|NonpublikPerusahaan privat]]
| location = [[Jakarta]], [[DKI Jakarta]], [[Indonesia]]
| key_people = [[Johnny Swandi Sjam]], Mantan Direktur Utama
| products = Pengelolaan [[Satelit Palapa]]<br>[[Operator jaringan seluler|Operator seluler]] [[GSM]]<br>Penyelenggaraan [[Sambungan Langsung Internasional|SLI-008]]
| industry = Informasi & Komunikasi GSM
| productsbrands = Satelindo =Card, [[Mentari Ooredoo|Mentari]] dan [[Matrix Ooredoo|Matrix]]
}}
 
'''PT Satelit Palapa Indonesia''', disingkat '''Satelindo''', didirikan pada 29 Januari 1993, dengan kepemilikan pada saat itu dimiliki secara [[perusahaan patungan|patungan]] oleh PT Bimagraha Telekomindo (anak perusahaan [[Bimantara Citra]] yang dikendalikan oleh [[Bambang Trihatmodjo]] bersama dengan [[Tomy Winata]] dan [[Sugianto Kusuma]]) 60%, [[Telkom]] 30% dan [[Indosat]] 10%. Perusahaan ini didirikan dengan modal awal US$ 50 juta/ (Rp 100 M), dan lahir seiring perintah [[Presiden Indonesia|presidenPresiden]] [[Soeharto]] pada 3 Desember 1992 yang menyetujui rancangan kerjasama ketiganya.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=H7DZDwAAQBAJ&pg=PA182&dq=satelindo+gsm+izin&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwis4P_2yLzuAhXEqksFHQYTC-QQ6AEwA3oECAYQAg#v=onepage&q=satelindo%20&f=false Fast Learner: Cara, Gaya, dan Tips Beradaptasi dengan Keadaan]</ref> Didirikannya Satelindo tidak lepas dari upaya liberalisasi industri [[telekomunikasi]] Indonesia yang dicanangkan oleh pemerintah [[Orde Baru]] pada awal 1990-an. Selain itu, Satelindo juga dimaksudkan untuk mengurangi beban pinjaman pemerintah ke luar negeri dengan memberikan kesempatan kepada swasta untuk mengelola satelit, serta mampu membangun satelit yang lebih canggih. Selain itu, dengan berkembangnya teknologi, maka pastinya akan banyak kebutuhan satelit sehingga swasta bisa berperan besar.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=H7DZDwAAQBAJ&pg=PA182&dq=satelindo+gsm+izin&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwis4P_2yLzuAhXEqksFHQYTC-QQ6AEwA3oECAYQAg#v=onepage&q=satelindo%20&f=false Fast Learner: Cara, Gaya, dan Tips Beradaptasi dengan Keadaan]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=JQjzLRYXJZQC&pg=PA155&dq=satelindo+palapa-c&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjslLaFv7zuAhXUbn0KHdSQD0AQ6AEwA3oECAIQAg#v=onepage&q=satelindo%20palapa-c&f=false Indonesia Beyond Suharto]</ref> Namun, perlu diketahui juga bahwa Satelindo sendiri juga menunjukkan bagaimana praktik KKN rezim Orde Baru, dimana Satelindo sendiri awalnya dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada swasta mengelola [[satelit Palapa]], namun justru Bimantara yang tidak memiliki pengalaman di pengelolaan satelit malah diberikan saham utama tanpa tender sekalipun.<ReF>[https://books.google.co.id/books?id=msUeAgAAQBAJ&pg=PA86&lpg=PA86&dq=satelindo&source=bl&ots=AKdd1UDxam&sig=ACfU3U3nBwjhGIh_oKM61VZUGtoE41quVg&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwielp7Nt7zuAhWSIbcAHTmdCnU4HhDoATAIegQICRAC The Politics of Southeast Asia's New Media]</ref>
 
Sesuai namanya, Satelindo sendiri awalnya didirikan sebagai pengelola sistem Satelit Palapa yang sebelumnya ditangani oleh Telkom. Sebagai proyek awal dari Satelindo adalah perencanaan peluncuran dan pengelolaan satelit baru Palapa-C, yang awalnya direncanakan sebesar 4 satelit.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=2yAWAQAAMAAJ&q=satelindo+palapa-c&dq=satelindo+palapa-c&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjslLaFv7zuAhXUbn0KHdSQD0AQ6AEwBnoECAEQAg Era baru bisnis telekomunikasi]</ref> Untuk menyukseskan program ini, Satelindo mendapatkan kredit dari bank [[BUMN]] senilai [[Dolar AS|US$]] 130 juta, dan menjalin kontrak dengan Hughes Communications International Inc (anak usaha dari [[Hughes Aircraft Company]] [[AS]]) untuk membuat 2 satelit (ditambah 1 opsi) jenis HS-601 yang ditargetkan menjadi satelit Palapa-C. Kontrak ini ditargetkan selesai dengan peluncuran satelit pertama pada Agustus 1995 dan kedua pada Februari 1996.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=xgZWAAAAYAAJ&q=satelindo+BIMANTARA&dq=satelindo+BIMANTARA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjWpf-kubzuAhWyjuYKHaVnATwQ6AEwBnoECAcQAg Indonesia Reports, Masalah 64-75]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=msUeAgAAQBAJ&pg=PA86&lpg=PA86&dq=satelindo&source=bl&ots=AKdd1UDxam&sig=ACfU3U3nBwjhGIh_oKM61VZUGtoE41quVg&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwielp7Nt7zuAhWSIbcAHTmdCnU4HhDoATAIegQICRAC The Politics of Southeast Asia's New Media]</ref> Kedua satelit ini kemudian selesai, namun terlambat dari yang semula ditargetkan, dimana satelit pertama diluncurkan sebagai [[Palapa C1]] pada 1 Februari 1996 di [[Kennedy Space Center]], [[CaveTanjung Canaveral]] AS dan [[Palapa C2]] diluncurkan pada 17 Mei 1996 di tempat[[Kourou]], yang[[Guyana samaPrancis]]. Dalam pengelolaan satelit ini, Satelindo menggandeng [[Pasifik Satelit Nusantara]] sebagai rekan bisnisnya.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=2MZU7NVwq1wC&pg=PA49&dq=satelindo+palapa-c&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjslLaFv7zuAhXUbn0KHdSQD0AQ6AEwAHoECAMQAg#v=onepage&q=satelindo%20palapa-c&f=false The power of values in the uncertain business world: refleksi seorang CEO]</ref> Bisnis satelit ini memang cukup menguntungkan bagi Satelindo, dimana misalnya dari 34 transponder yang ada di Palapa C2, pada akhir 1996 sudah ditargetkan laku sebesar 70%.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=WwpXAAAAMAAJ&q=satelindo+palapa-c&dq=satelindo+palapa-c&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjyyd-g07zuAhX96nMBHZxOCzc4FBDoATAAegQIAhAC Summary of World Broadcasts: SWB.. Asia-Pacific. Weekly economic report, Bagian 3]</ref> Banyak dari pelanggan Satelindo merupakan [[stasiun televisi]] yang pada saat itu diminta pemerintah untuk menyiarkan siarannya lewat satelit.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=msUeAgAAQBAJ&pg=PA86&lpg=PA86&dq=satelindo&source=bl&ots=AKdd1UDxam&sig=ACfU3U3nBwjhGIh_oKM61VZUGtoE41quVg&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwielp7Nt7zuAhWSIbcAHTmdCnU4HhDoATAIegQICRAC The Politics of Southeast Asia's New Media]</ref>
 
Untuk meningkatkan modalnya yang ditaksirdiperkirakan akan terus meningkat (ditaksir mencapai US$ 900 juta) dan membantu meningkatkan teknologi, pada akhir 1994 Satelindo berencana untuk melepas 25% sahamnya ke investor asing strategis. Saham tersebut diambil dari 15% saham Bimagraha, 7,5% saham Telkom dan 2,5% saham Indosat. Awalnya, pemerintah berkeinginan untuk mempertahankan saham Bimagraha sebesar 60% dan saham Telkom dan Indosat-lah yang dilepas (masing-masing sebesar 20% dan 5%). Namun, kemudian manajemen Telkom berhasil menyakinkan pemerintah, bahwa penjualan dengan skema semacam itu akan membahayakan rencana [[penawaran umum perdana]] Telkom yang diadakan pada tahun 1995, karena investor bisa ragu bagaimana komitmen pemerintah untuk berperan dalam industri telekomunikasi. Sebagai gantinya, Telkom mengajukan skema awal dimana 25% saham itu akan diambil secara proporsional dari pemilik saham lama. Akhirnya, kepemilikan saham pun berubah seperti yang direncanakan di awal, dimana Bimagraha menjadi 45%, Telkom 22,5%, Indosat 7,5% dan 25% untuk investor strategis asing.<reF>[https://books.google.co.id/books?id=NvjZDwAAQBAJ&pg=PT223&dq=satelindo+bimagraha&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiTzuTlubzuAhU3_XMBHd_IBUwQ6AEwAXoECAYQAg#v=onepage&q=satelindo%20bimagraha&f=false Untold Story IPO Telkom di NYSE & BEJ]</ref> Siapakah investor asing tersebut? Awalnya, ada 5 perusahaan yang mengajukan diri, yaitu [[AT&T]] (AS), [[NYNEX]] (AS), [[Deutsche Telekom]] ([[Jerman]]), [[Orange S.A.|France Telecom]] ([[Prancis]]) dan [[Cable & Wireless plc|Cable & Wireless]] ([[Inggris]]).<ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=5dnsAAAAMAAJ&dq=satelindo+nynex+france+telecom&focus=searchwithinvolume&q=NYNEX Informasi, Volume 15,Masalah 179-182]</ref> Namun, pada Februari 1995 setelah seleksi hanya tersisa dua calon investor, yaitu Deutsche Telekom (DT) dan Cable & Wireless. Walaupun keduanya hampir sama-sama kompetitif soal tawaran harga, namun ada keunggulan pada DT karena mereka mempunyai uang tunai dan lebih membebaskan pengelolaan Satelindo (misalnya dalam rencana penawaran umum perdana di [[bursa saham]]). Selain itu, Cable & Wireless memiliki kelemahan karena mereka rencanananya akan selalu menyetujui pembelian yang bernilai di atas Rp 2 miliar, suatu hal yang tidak disukai manajemen Satelindo. Pada 3 April 1995, keputusan diambil untuk menjadikan Deutsche Telekom sebagai pemenang dalam tender ini. DT membeli saham Satelindo dengan harga US$ 586 juta (US$ 566 juta secara tunai dan US$ 20 juta dalam bentuk infrastruktur ''[[software]]''), lewat anak perusahaannya DeTe Mobil Deutsche Telekom Mobilfunk GmbH (disingkat DeTe Mobil).<ref>[https://books.google.co.id/books?id=sv4qAAAAMAAJ&q=deutsche+telekom+satelindo+april+1995&dq=deutsche+telekom+satelindo+april+1995&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi20e-pxrzuAhWSIbcAHTmdCnUQ6AEwA3oECAEQAg Panji masyarakat]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=cdsTAQAAMAAJ&q=deutsche+telekom+satelindo+april+1995+20&dq=deutsche+telekom+satelindo+april+1995+20&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwifzoSMx7zuAhV7qksFHboGDPwQ6AEwAnoECAYQAg Indonesia Business Weekly, Volume 3,Masalah 12-28]</ref> Seiring dengan masuknya Deutsche Telekom, maka status perusahaan ini diubah menjadi [[Penanaman modal asing|PMA]] (dari sebelumnya [[Penanaman modal dalam negeri|PMDN]]).<ref>[https://books.google.co.id/books?id=D7gVAQAAMAAJ&pg=PT11&dq=satelit+palapa+indonesia+bimagraha&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjD-sCUurzuAhUxILcAHf3GB-AQ6AEwAXoECAIQAg#v=onepage&q=satelit%20palapa%20indonesia%20bimagraha&f=false 50 tahun peranan pos & telekomunikasi]</ref> Bergabungnya Deutsche Telekom ke Satelindo sendiri membawa keuntungan bagi kedua belah pihak, karena Satelindo mendapat modal dan bantuan teknis sedangkan Deutsche Telekom mendapatkan keuntungan mengingat posisi Satelindo yang strategis.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=msUeAgAAQBAJ&pg=PA86&lpg=PA86&dq=satelindo&source=bl&ots=AKdd1UDxam&sig=ACfU3U3nBwjhGIh_oKM61VZUGtoE41quVg&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwielp7Nt7zuAhWSIbcAHTmdCnU4HhDoATAIegQICRAC The Politics of Southeast Asia's New Media]</ref>
 
Selain bisnis satelit, Satelindo juga diberikan izin oleh pemerintah untuk membangun jaringan sistem [[GSM]] pertama di Indonesia pada 1993, sehingga perusahaan ini merupakan pelopor dari sistem ini. UntukBeroperasi di frekuensi 900 MHz, untuk membangun sistem ini, Satelindo menggandeng perusahaan Prancis, [[Alcatel]] dengan kontrak senilai US$ 66 juta dan target sebesar 350.000 pengguna.<ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=Oq21AAAAIAAJ&dq=satelindo+gsm+1993+alcatel&focus=searchwithinvolume&q=satelindo Global Connections: International Telecommunications Infrastructure and Policy]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=cdsTAQAAMAAJ&q=satelindo+gsm+1993+alcatel&dq=satelindo+gsm+1993+alcatel&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj7qKyMybzuAhVVbysKHSw1BVEQ6AEwAXoECAAQAg Indonesia Business Weekly, Volume 3,Masalah 12-28]</ref> Proyek ini dilakukan secara dua tahap, yaitu pada 1993 dan 1994.<ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=Uw1YAAAAMAAJ&dq=satelindo+gsm+1993+alcatel&focus=searchwithinvolume&q=satelindo Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 9,Masalah 46-52]</ref> Sistem GSM ini akhirnya diluncurkan oleh Satelindo di [[Jakarta]] pada 1 November 1994.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=CUPvAAAAMAAJ&q=satelindo+gsm+1994+alcatel&dq=satelindo+gsm+1994+alcatel&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwip5dqIvbzuAhUDYysKHU_3A0sQ6AEwA3oECAAQAg Asian Communications, Volume 9,Masalah 1-5]</ref> Setelah peluncuran tersebut, awalnya Satelindo hanya berfokus di [[Jabodetabek]] saja dengan tujuan untuk memantapkan jaringannya disini. Kegiatan perluasan kemudian dilakukan pada tahun 1995, dengan membangun 55 [[base transceiver station|BTS]] awal dan memperluas jaringan GSM-nya ke [[Serang]], kemudian dilanjutkan ke [[Surabaya]], [[Malang]], [[Denpasar]], lalu ke [[Bandung]], [[Cirebon]], [[Yogyakarta]], [[Solo]] dan [[Semarang]]. Targetnya, pada akhir 1995, Satelindo sudah mencapai seluruh [[pulau Jawa]] dan pada 1996 sudah meluas hingga luar Jawa. Manajemen sendiri mengeluarkan biaya US$ 200 juta dalam pembangunan BTS seiring ekspansi wilayahnya tersebut.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=cdsTAQAAMAAJ&q=satelindo+gsm+1994+alcatel&dq=satelindo+gsm+1994+alcatel&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwip5dqIvbzuAhUDYysKHU_3A0sQ6AEwAHoECAEQAg Indonesia Business Weekly, Volume 3,Masalah 12-28]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=_rXrAAAAMAAJ&q=satelindo+bandung++1995&dq=satelindo+bandung++1995&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjmqZPbzbzuAhU58XMBHY76CJwQ6AEwAHoECAUQAg Prisma, Masalah 7-10]</ref>Di tahun 1996, tercatat Satelindo memiliki 210.000 pelanggan (dan menargetkan pelanggan tambahan sebesar 250.000-300.000) serta 450 BTS di Jawa dan Bali.<ref>[https://jawawa.id/newsitem/pt-satelindo-installs-more-stations-in-greater-jakarta-1447893297 JP/PT Satelindo installs more stations in Greater Jakarta]</ref> Pada 1997, Satelindo terus memperluas jaringannya hingga ke pantai utara dan selatan Jawa, [[Balikpapan]], [[Samarinda]], [[Bontang]], [[Ujungpandang]], [[Palembang]] dan [[Medan]]. Di tahun itu juga, ada lebih dari 600 BTS Satelindo yang beroperasi di Jawa, Bali, Sumatera dan Kalimantan.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=Jt7sAAAAMAAJ&q=satelindo+jawa+1995&dq=satelindo+jawa+1995&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjHs9LCzbzuAhVL8HMBHfRlADYQ6AEwAnoECAAQAg Informasi, Masalah 203-208]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=Jt7sAAAAMAAJ&dq=Jawa+Tengah+%28+34+BTS+%29+%2C+Jawa+Timur+dan+...bali&focus=searchwithinvolume&q=tbs Informasi, Masalah 203-208]</ref><ref>[https://jawawa.id/newsitem/pt-satelindo-installs-more-stations-in-greater-jakarta-1447893297 JP/PT Satelindo installs more stations in Greater Jakarta]</ref> Dengan pendapatankeuntungan pada 1997 sebesar Rp 115 miliar (naik dari 1995 sebesar Rp 60 miliar), aset yang ditaksir mencapai US$ 2,4 miliar serta keuntunganpendapatan mencapai Rp 1 T pada 1997, maka Satelindo dianggap sebagai operator telepon seluler terbesar di Indonesia pada masa itu.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=Jt7sAAAAMAAJ&q=satelindo+jawa+1995&dq=satelindo+jawa+1995&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjHs9LCzbzuAhVL8HMBHfRlADYQ6AEwAnoECAAQAg Informasi, Masalah 203-208]</ref><reF>[https://jawawa.id/newsitem/gunawan-appointed-new-satelindo-boss-1447893297 JP/Gunawan appointed new Satelindo boss]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=GE3ODwAAQBAJ&pg=PA19&dq=satelindo&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjNlPnzt7zuAhWTX3wKHTL2AY0Q6AEwAXoECAkQAg#v=onepage&q=satelindo&f=false Sejarah Korupsi Yayasan Soeharto]</ref> Namun, Satelindo cukup terdampak oleh [[Krisis finansial Asia 1997|krisis ekonomi 1997-1998]], dimana dari 1997 pelanggannya sejumlah 303,724 menurun menjadi 201,342 pada September 1998. Walaupun demikian, seiring dengan makin populernya GSM, pengguna Satelindo pun tumbuh pesat, mencapai 1,055,036 pelanggan pada 2000.<ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=vZ61AAAAIAAJ&dq=satelindo+gsm+1998&focus=searchwithinvolume&q=Satelindo Yearbook of Asia-Pacific Telecommunications]</ref> Bahkan, pada 2002 pengguna Satelindo menjadi 3 juta pemakai.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=OpFkAvQvnLMC&pg=PA208&dq=Satelindo+mentari&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwir0uv92LzuAhX07nMBHXYABvoQ6AEwAHoECAAQAg#v=onepage&q=Satelindo%20mentari&f=false 27 Siasat Menembus Pasar]</ref> Meskipun demikian, sejak krisis ekonomi tercatat Satelindo kini bukan nomor satu lagi, melainkan kedua karena berhasil didahului oleh [[Telkomsel]]. Tercatat, pada 1999 Telkomsel memimpin dengan 47% pangsa pasar, sedangkan Satelindo 32% di pasar GSM.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=bZ-1AAAAIAAJ&q=satelindo+matrix+2003&dq=satelindo+matrix+2003&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiG18Gu3LzuAhUhieYKHWaSCewQ6AEwA3oECAgQAg Yearbook of asia-pacific telecommunications]</ref><Ref>[https://books.google.co.id/books?id=ipx9AgAAQBAJ&pg=PT93&dq=satelindo+BIMANTARA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjWpf-kubzuAhWyjuYKHaVnATwQ6AEwAHoECAYQAg#v=onepage&q=satelindo%20BIMANTARA&f=false The Rise of the Corporate Economy in Southeast Asia]</ref> Untuk melayani konsumen, Satelindo juga perlahan-lahan juga mengembangkan sistem [[kartu SIM]], yang mulai dipakai sejak 1995<reF>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=XXfpAAAAMAAJ&dq=beri+ijin+Pemerintah+menyelenggarakan+SIM+%28+Subscriber+Identification+Module+%29+Card+Satelindo+%3A+Praktis+10+EKSEKUTIF+...&focus=searchwithinvolume&q=module Eksekutif, Masalah 187-190]</ref> lalu meluncurkan produknya yang diberi nama "Satelindo Card" pada Oktober 1997 (yang awalnya diklaim bisa digunakan sebagai [[kartu kredit]] dengan pengguna awal 25.000),<ref>[https://books.google.co.id/books?id=UPhRAQAAMAAJ&q=the+company%27s+new+product+which+can+be+used+as+a+credit+card+.+%27+For+a+start+we+are+going+to+launch+25,000+cards+.+This+product+is+aimed+only+at+our+own+customers+,+%27+said+Mr.+Kartiwa+.&dq=the+company%27s+new+product+which+can+be+used+as+a+credit+card+.+%27+For+a+start+we+are+going+to+launch+25,000+cards+.+This+product+is+aimed+only+at+our+own+customers+,+%27+said+Mr.+Kartiwa+.&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjYkZDp2rzuAhWFgdgFHR7mCvQQ6AEwAHoECAAQAg Travel Indonesia, Volume 18,Masalah 7-20]</ref>meluncurkan kartu [[Indosat Mentari|Indosat]] pada 27 September 1998 (awalnya hanya di [[pulau Jawa]] saja, namun cukup populer di pasaran karena cukup murah)<ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=lW4vAAAAMAAJ&dq=satelindo+mentari+1998&focus=searchwithinvolume&q=september+1998 Eksekutif, Masalah 240-245]</ref> dan [[Indosat Matrix|Matrix]] sebagai kartu pascabayar pada 2002.
 
Selain layanan Satelit Palapa dan jaringan GSM, Satelindo juga diberikan hak oleh pemerintah untuk bermain sebagai operator [[Sambungan Langsung Internasional]] (SLI) berkode akses '''008''' pada Agustus 1994 (awalnya direncanakan khusus wilayah [[Asia Pasifik]] saja), menjadikannya duopoli dengan Indosat. Manajemen sendiri menyiapkan modal bagi proyek ini sebesar US$ 24 juta dan pada 1995 sudah bisa menjangkau 200 negara di dunia. Fasilitas yang ditawarkan oleh SLI 008 ini seperti ''toll free service'', sewa saluran internasional dan ''home country direct''.<ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=XXfpAAAAMAAJ&dq=satelindo+gsm+november+1994&focus=searchwithinvolume&q=satelindo Eksekutif, Masalah 187-190]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=D7gVAQAAMAAJ&pg=PT11&dq=satelit+palapa+indonesia+bimagraha&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjD-sCUurzuAhUxILcAHf3GB-AQ6AEwAXoECAIQAg#v=onepage&q=SATELINDO&f=false 50 tahun peranan pos & telekomunikasi]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=D7gVAQAAMAAJ&pg=PT11&dq=satelit+palapa+indonesia+bimagraha&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjD-sCUurzuAhUxILcAHf3GB-AQ6AEwAXoECAIQAg#v=onepage&q=satelit%20palapa%20indonesia%20bimagraha&f=false 50 tahun peranan pos & telekomunikasi]</ref> Walaupun demikian, memang produk Satelindo ini kurang sukses dibandingkan Indosat dengan 001-nya mengingat Indosat adalah pionir dari sistem ini sehingga orang keburu mengingat 001 untuk bertelepon ke luar negeri.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=QEPyqD5ZrcAC&pg=PA510&dq=SATELINDO+SLI&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiZvbq_1LzuAhXJ7XMBHVAyCXkQ6AEwAHoECAEQAg#v=onepage&q=SATELINDO%20SLI&f=false Hermawan Kartajaya on marketing]</ref>
 
Seiring dengan efek krisis ekonomi 1997 dan pergantian pemerintahan, maka dilakukan liberalisasi pada industri telekomunikasi di Indonesia. Selain itu, krisis juga membuat banyak perusahaan terdampak sehingga melakukan restrukturisasi. Satelindo pun tidak lepas juga dari hal tersebut. Isu perubahan saham ini sudah terdengar ketika pada 1999 ada rumor yang menyatakan bahwa [[Singtel|Singapore Telecom]] hendak membeli 45% saham Satelindo.<Ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=36W1AAAAIAAJ&dq=satelindo+gsm+1998&focus=searchwithinvolume&q=SATELINDO AsiaCom: Asia-Pacific TV, Cable, Satellite, and Telecommunications, Volume 5]</ref>Namun, baru pada 20002001-2003 Satelindo mengalami perubahan kepemilikan lewat sejumlah transaksi yang menjadikannya mayoritas dikuasai Indosat. Pada 10 Mei 2001, [[Rapat Umum Pemegang Saham|RUPS]] Indosat setuju untuk mengakuisisi saham Bimagraha senilai 45% di Satelindo seharga US$ 247 juta (Rp 1,425 T).<ref>[https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol2725/kuatnya-bau-intervensi-dalam-akuisisi-bimagraha-oleh-indosat/ Kuatnya Bau Intervensi dalam Akuisisi Bimagraha oleh Indosat]</ref> (Selanjutnya, bekas induk Satelindo, Bimagraha juga 100% sahamnya diakuisisi Indosat pada 31 Mei 2001).<ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=GOMdAQAAMAAJ&dq=bimagraha+telekomindo+indosat&focus=searchwithinvolume&q=bimagraha Mergent International Manual, Volume 2]</ref> Lalu, pada 11 Mei 2001 antara Telkom dan Indosat disepakati transaksi pertukaran saham antara keduanya pada beberapa perusahaan: Indosat menjual 35% sahamnya di Telkomsel senilai US$ 945 juta, sedangkan Telkom menjual sahamnya di [[Aplikanusa Lintasarta|Lintasarta]] sebesar 37,66% senilai US$ 38 juta, mengalihkan haknya di [[kerjasama operasional]] Divre (Divisi Regional) IV Jateng/[[DIY]] senilai US$ 375 juta serta menjual 22,5% sahamnya di Satelindo senilai US$ 186 juta kepada Indosat.<ref>[https://money.kompas.com/read/2020/02/15/165018526/sejarah-telkomsel-dulunya-perusahaan-patungan-indosat-telkom?page=all Sejarah Telkomsel, Dulunya Perusahaan Patungan Indosat-Telkom]</ref> Transaksi ini menyebabkan pada 2001 saham Indosat di Satelindo mencapai 67,5%, sedangkan sisanya masih dimiliki Deutsche Telekom. Namun, 22,5% saham Deutsche Telekom kemudian diakuisisi oleh Indosat pada 28 Juni 2002 dengan harga US$ 325 juta.<ref>[https://www.telecompaper.com/news/indosat-buys-deutsche-telekom-stake-in-satelindo--332549 Indosat buys Deutsche Telekom stake in Satelindo]</ref> Pembelian saham Deutsche Telekom sendiri didukung pemerintah yang pada saat itu tengah berencana mem[[privatisasi]] Indosat, agar tampak menarik di investor asing, dengan membantu penyediaan dananya lewat penggunaan dana transaksi pengalihan KSO yang dibatalkan antara Telkom dan Indosat.<ref>[https://www.liputan6.com/news/read/36756/laks-memprioritaskan-penerbitan-obligasi-indosat Laks Memprioritaskan Penerbitan Obligasi Indosat]</ref> Namun, transaksi-transaksi diatas tidak semuanya mulus, karena misalnya sempat ada kecurigaan akuisisi saham Bimagraha adalah alat membantu [[keluarga Cendana]].<ref>[http://www.helfianet.com/our-blog/kisah-direktur-indosat-di-era-reformasi-lanjutan-5 Kisah Direktur Indosat di Era Reformasi (Lanjutan-5)]</ref>
 
Transaksi tersebut menyebabkan setelah Juni 2002, saham Satelindo dipegang oleh Indosat sebesar 100%. Awalnya, Indosat sempat merencanakan untuk melepas saham Satelindo di pasar saham, namun kemudian dibatalkan.<ref>[https://www.telecompaper.com/news/deutsche-telekom-may-see-satelindo-stake-diluted--298785 Deutsche Telekom may see Satelindo stake diluted]</ref> Kini, Indosat memiliki 2 operator seluler, yaitu [[Indosat-M3]] dan Satelindo itu sendiri. Seiring waktu, pemerintah kemudian menjual 41,94% sahamnya di Indosat kepada [[ST Telemedia|STT]] (anak usaha [[Temasek Holdings]]) [[Singapura]] pada 15 Desember 2002, dengan harga Rp 12.950/saham. Transaksi yang sampai saat ini masih kontroversial (dan dianggap kesalahan besar oleh beberapa pihak ini), dilakukan dengan harga total Rp 5,62 triliun.<reF>[https://nasional.tempo.co/read/138/gerakan-pro-hak-angket-kasus-divestasi-indosat-peroleh-12-tanda-tangan Gerakan Pro Hak Angket Kasus Divestasi Indosat Peroleh 12 Tanda Tangan]</ref> Di bawah manajemen baru mereka kemudian melanjutkan kebijakan manajemen lama yang merencanakan merger sejak Agustus 2002 antara Indosat-M3, Satelindo, Bimagraha dan Indosat. Pada akhirnya, merger resmi dilakukan pada 20 November 2003, dan praktis Satelindo (bersama Bimagraha dan Indosat-M3) pun lenyap dan operasionalnya bergabung dengan Indosat.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=IrIVAQAAMAAJ&q=merger+indosat+satelindo+2003&dq=merger+indosat+satelindo+2003&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjLurb25rzuAhWg_XMBHeiYDUoQ6AEwAnoECAMQAg Indonesian Commercial Newsletter, Volume 29,Masalah 379-386]</ref><Ref>[https://books.google.co.id/books?id=Bf_IAQAAQBAJ&pg=PA460&dq=merger+indosat+satelindo+bimagraha&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjFxdmA6bzuAhVQIbcAHU24B-sQ6AEwAnoECAgQAg#v=onepage&q=merger%20indosat%20satelindo%20bimagraha&f=false Telecommunications Development in Asia]</ref> Untuk sisa-sisa dari merger ini sendiri diharapkan tuntas pada 2005, dan merek Satelindo yaitu Mentari dan Matrix masih dipertahankan oleh Indosat.<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/29300/rupslb-indosat-setuju-merger-im3-dan-satelindo/full&view=ok RUPSLB Indosat Setuju Merger IM3 dan Satelindo]</ref>
 
== Manajemen ==
Pada 1998:<Ref>[http://web.archive.org/web/19981201054528/http://www.satelindo.co.id/ BOARD of COMMISSIONERS and BOARD of DIRECTORS]</ref>
{| {{prettytable}}
|-
| colspan = 4 | '''<big>Dewan Komisaris'''</big>
|-
| 1 || Presiden Komisaris || [[Fuad Bawazier]]
|-
| 2 || Presiden Komisaris || [[Bambang Trihatmodjo]]
|-
| 3 || Presiden Komisaris || [[Sugianto Kusuma]]
|-
| 4 || Presiden Komisaris || [[Aziz Mochtar]]
|-
| 5 || Komisaris || Achmad Rivai
|-
| 6 || Komisaris || IN Seroma
|-
| 7 || Komisaris || Mathias Weber
|-
| 8 || Komisaris || Dr. Laubscher
|-
| 9 || Penasihat Komisaris || Iwa Sewaka
|-
| colspan = 4 | '''<big>Dewan Direksi'''</big>
|-
| 1 || Presiden Direktur || Saleh Gunawan
|-
| 2 || Direktur Satelit || Iman Soediharto
|-
| 3 || Direktur Internasional || Janto Warjanto
|-
| 4 || Direktur Selular || SW Ouwens
|-
| 5 || Direktur Keuangan || Gerard Christian Meerman
|-
| 6 || Direktur Pengembangan Bisnis || Adeng Achmad
|-
|}
 
Pada 2001:<ref>[http://web.archive.org/web/20020606103947/http://satelindo.co.id/profile/board.htm BOARD of COMMISSIONERS and BOARD of DIRECTORS]</ref>
{| {{prettytable}}
|-
| colspan = 4 | '''<big>Dewan Komisaris'''</big>
|-
| 1 || Presiden Komisaris || Wahyu Wijayadi
|-
| 2 || Komisaris || Axel Hass
|-
| 3 || Komisaris || Samsriyono Nugroho
|-
| 4 || Komisaris || Andreas Boy
|-
| 5 || Komisaris || Atje Muhammad Darjan
|-
| 6 || Komisaris || Adjaib Rousstia
|-
| 7 || Komisaris || Budi Prasetyo
|-
| 8 || Komisaris || D. Habimono Koeseobjono
|-
| colspan = 4 | '''<big>Dewan Direksi'''</big>
|-
| 1 || Presiden Direktur || USM Tampubolon
|-
| 2 || Direktur Satelit || Djoko Prajitno
|-
| 3 || Direktur Internasional || Imron Harun
|-
| 4 || Direktur Selular || Jan Nisilson
|-
| 5 || Direktur Keuangan || Gerard Christian Meerman
|-
| 6 || Direktur Pengembangan Bisnis || Nid Khrisna Devi
|-
|}
 
== Lihat pula ==
* [[Daftar produk telekomunikasi seluler Indonesia]]
* [[Satelit Palapa]]
* [[Indosat Matrix|Matrix]]
* [[Indosat Mentari|Mentari]]
* [[Indosat]]
 
== Referensi ==