Orang Arab Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 6 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 85:
[[Berkas:Gerard Pieter Adolfs - 1934 Nr236 Arabische Kamp-Soerabaia OOC 35 45.jpg|jmpl|250px|kiri|Lukisan tentang [[Ampel]], kawasan Arab di Surabaya]]
=== Abad 9-11 Masehi ===
Catatan sejarah tertua adalah berdirinya [[Kesultanan Peureulak|Kerajaan Peureulak]] di [[Aceh Timur]] pada tanggal 1 Muharram 225 H (840 M)<ref>{{Cite news|url=http://misykah.com/masjid-dan-makam-raja-negeri-peureulak-aceh-timur/|title=Masjid dan Makam Raja Negeri Peureulak Aceh Timur - Dari Samudra Pasai menuju Kebudayaan Islam Asia Tenggara|date=2014-08-10|newspaper=Dari Samudra Pasai menuju Kebudayaan Islam Asia Tenggara|language=en-US|access-date=2017-04-18}}</ref>. Hanya 2 abad setelah wafat Rasulullah, salah seorang keturunannya yaitu ''Sayyid Ali bin Muhammad Dibaj bin Ja'far Shadiq'' hijrah ke Negeri Perlak. Ia kemudian menikah dengan Makhdum Tansyuri, adik dari Syahir Nuwi dari Negeri tersebut<ref>{{Cite news|url=http://www.ahlulbaitindonesia.or.id/berita/kerajaan-perlak-kerajaan-islam-indonesia-yang-pertama/|title=Kerajaan Perlak, Kerajaan Islam Indonesia yang Pertama - Ahlulbait Indonesia|date=2014-01-11|newspaper=Ahlulbait Indonesia|language=en-US|access-date=2017-04-18|archive-date=2017-04-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20170418162810/http://www.ahlulbaitindonesia.or.id/berita/kerajaan-perlak-kerajaan-islam-indonesia-yang-pertama/|dead-url=yes}}</ref>. Dari pernikahan ini lahirlah ''Alaiddin Syed Maulana Abdul Azis Shah'' sebagai Raja pertama [[Kesultanan Peureulak|Kerajaan Peureulak]] ([[840]] – [[864]]). Catatan sejarah ini resmi dimiliki Majelis Ulama Kabupaten Aceh Timur dan dikuatkan dalam seminar sebagai makalah ''''Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh'''<nowiki/>' [[10 Juli]] [[1978]] oleh (Alm.) [[Ali Hasyimi|Prof. Ali Hasyimi]].<ref>{{Cite web|url=http://www.atjehcyber.net/2011/05/kesultanan-islam-peureulak.html|title=Kesultanan Islam Peureulak|last=atjehcyber|website=ATJEH CYBER WARRIOR|language=id-id|access-date=2017-04-18}}</ref>
 
=== Abad 12-15 Masehi ===
Baris 92:
=== Abad 17-19 Masehi ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een Arabier TMnr 3728-759.jpg|jmpl|250px|Seorang Arab pada masa [[Hindia Belanda]] ([[litografi]] berdasarkan gambar oleh [[Auguste van Pers]], 1854)]]
Abad ini adalah gelombang terakhir, ditandai dengan hijrah massalnya para ''Alawiyyin'' [[Hadramaut]] yang menyebarkan Islam sambil berdagang di [[Nusantara]]. Kaum pendatang terakhir ini dapat ditandai keturunannya hingga sekarang karena berbeda dengan pendahulunya, tidak banyak melakukan kawin campur dengan penduduk pribumi. Selain itu dapat ditandai dengan marga yang umum dikenal sekarang seperti ''al-Attas, Assegaf, al-Jufri, al-Aydrus, Shihab, Shahab, al-Haddad'', ''al-Habsyi'', dan lainnya<ref name=":1">{{Cite news|url=https://tirto.id/dinamika-menelusuri-silsilah-para-habib-chda|title=Dinamika Menelusuri Silsilah Para Habib|newspaper=tirto.id|language=id-ID|access-date=2017-04-18}}</ref><ref>{{Cite news|url=http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/10/11/nd9vk0-salah-kaprah-sebutan-habib-di-masyarakat|title=Salah Kaprah Sebutan Habib di Masyarakat {{!}} Republika Online|newspaper=Republika Online|access-date=2017-04-18}}</ref>. Hal ini dapat dimengerti karena marga-marga ini baru terbentuk belakangan. Tercatat dalam sejarah Hadramaut, marga tertua adalah ''as-Saqqaf'' (Assegaf) yang menjadi gelar bagi ''Syekh Abdurrahman bin Muhammad al-Mauladdawilah'' setelah ia wafat pada 731 H atau abad 14 - 15 M<ref>{{Cite web|url=http://kabarbanjarmasin.com/posting/silsilah-nasab-marga-assegaf.html|title=Silsilah Nasab Marga Assegaf|last=S.Kom|first=H. Zainal Hakim,|website=kabarbanjarmasin.com|access-date=2017-04-18|archive-date=2017-04-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20170418165154/http://kabarbanjarmasin.com/posting/silsilah-nasab-marga-assegaf.html|dead-url=yes}}</ref>. Sedangkan marga-marga lain terbentuk bahkan lebih belakangan, umumnya pada abad 16. Biasanya nama marga diambil dari gelar seorang ulama setempat yang sangat dihormati. Berdasarkan taksiran pada 1366 H, jumlah mereka sekarang tidak kurang dari 70 ribu jiwa, Ini terdiri dari kurang lebih 200 marga. Bahkan menurut catatan [[Rabithah Alawiyah]], setidaknya ada sekitar 1,2 juta orang '''Arab-Indonesia''' yang ‘berhak’ menyandang sebutan [[Habib]]. Mereka memiliki moyang yang berasal dari Yaman, khususnya Hadramaut. Habib di kalangan Arab-Indonesia adalah gelar bangsawan Timur Tengah yang secara khusus dinisbatkan terhadap keturunan [[Nabi Muhammad]] melalui [[Fatimah az-Zahra]] dan [[Ali bin Abi Thalib]].<ref name=":3">{{Cite news|url=http://www.muslimoderat.net/2017/01/mengenal-keturunan-nabi-muhammad-saw-di.html|title=Mengenal Keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia|last=Muslim|first=Mbah|newspaper=MusliModerat|access-date=2017-04-18}}</ref><ref name=":2">{{Cite web|url=https://satuislam.org/humaniora/mozaik-nusantara/keturunan-nabi-muhammad-saw-di-indonesia/|title=Keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia – Satu Islam|website=satuislam.org|language=en-US|access-date=2017-04-18|archive-date=2017-04-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20170418163754/https://satuislam.org/humaniora/mozaik-nusantara/keturunan-nabi-muhammad-saw-di-indonesia/|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://tirto.id/mereka-yang-habib-dan-yang-bukan-habib-chde|title=Mereka yang Habib dan yang Bukan Habib|newspaper=tirto.id|language=id-ID|access-date=2017-04-18}}</ref>
 
=== Mulai 1870 hingga setelah 1888 ===
Baris 129:
 
=== Kesultanan Demak ===
{{main|Kesultanan Demak}}[[Kesultanan Demak|Sultan Demak]] pertama adalah [[Raden Patah]], ia adalah murid dan menantu [[Sunan Ampel]]. Meski terdapat berbagai versi terkait asal usul pendiri Kerajan Demak ini, namun menurut data sejarah dari '''al-Habib Hadi bin Abdullah al-Haddar''' dan '''al-Habib Bahruddin Azmatkhan Ba’Alawi''', Raden Patah adalah putera dari Sultan Abu Abdullah (Wan Bo atau [[Kerajaan Champa|Raja Champa]]) bin Ali Nurul Alam bin [[Jamaluddin Akbar al-Husaini|Maulana Husain Jumadil Kubro]] bin Ahmad Syah Jalaluddin bin Abdullah Azmatkhan bin Abdul Malik bin Alawi Amal al-Faqih bin [[Muhammad Shahib Mirbath]]. Menurutnya, terjadi pemutar balikan sejarah terkait nasab Raden Patah oleh tokoh-tokoh orientalis asing pada waktu itu yang menyimpangkan nasab Raden Patah kepada [[Brawijaya V]] atau Bhre Kertabumi, [[Kerajaan Majapahit|Raja Majapahit]] terakhir dari Dinasti Raden Wijaya, yang bahkan kekeliruan sejarah tersebut juga tercantum dalam [[Babad Tanah Jawi]] Galuh Mataram.<ref>{{Cite web|url=http://www.malaya.or.id/index.php/2015/07/24/manaqib-raden-fattah-azmatkhan-1424-1518-masehi/|title=Manaqib Raden Fattah Azmatkhan 1424–1518 Masehi – MALAYA Culture {{!}} Yayasan Alam Melayu Sriwijaya|website=www.malaya.or.id|language=id-ID|access-date=2017-04-26}}</ref><ref>{{Cite news|url=http://ranji.sarkub.com/bukti-bukti-pemalsuan-nasab-raden-patah-demak-yang-tertolak-oleh-ranji-silsilah-kesultanan-cirebon-dan-kesultanan-banten/|title=BUKTI BUKTI PEMALSUAN NASAB RADEN PATAH DEMAK YANG TERTOLAK OLEH RANJI SILSILAH KESULTANAN CIREBON DAN KESULTANAN BANTEN {{!}} Ranji Sarkub|date=2015-05-10|newspaper=Ranji Sarkub|language=id-ID|access-date=2017-04-26|archive-date=2017-04-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20170427110900/http://ranji.sarkub.com/bukti-bukti-pemalsuan-nasab-raden-patah-demak-yang-tertolak-oleh-ranji-silsilah-kesultanan-cirebon-dan-kesultanan-banten/|dead-url=yes}}</ref>
 
=== Kesultanan Banten ===
Baris 161:
=== Kesultanan Sambas ===
{{main|Kesultanan Sambas}}
Raja Islam pertama [[Kesultanan Sambas]] adalah Raden Sulaiman, yang dinobatkan pada tahun 1671 dengan gelar Sultan Muhammad Syafiuddin I. Raden Sulaiman merupakan putera dari Sultan Sarawak pertama, Pangeran Muda Tengah bin Sultan Muhammad Hasan. Kakeknya, [[:ms:Sultan Muhammad Hasan|Sultan Muhammad Hasan]] merupakan [[Daftar Sultan Brunei|Sultan Brunei]] ke-10. Dari silsilah [[:ms:Sultan Muhammad Hasan|Sultan Muhammad Hasan]] inilah Raden Sulaiman memiliki garis keturunan kepada [[Syarif Ali dari Brunei|Sultan Syarif Ali]] dari [[Tha'if]], [[Daftar Sultan Brunei|Sultan Brunei]] ke-4 yang merupakan menantu dari Sultan Brunei ke-3 [[Ahmad (Brunei)|Sultan Ahmad]].<ref>{{Cite web|url=http://melayuonline.com/ind/history/dig/67/kesultanan-sambas|title=Kesultanan Sambas {{!}} Melayu Online|website=melayuonline.com|access-date=2017-04-26|archive-date=2017-04-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20170427101048/http://melayuonline.com/ind/history/dig/67/kesultanan-sambas|dead-url=yes}}</ref>
 
=== Kerajaan Aceh ===
Baris 171:
{{main|Kerajaan Pasir}}Penguasa pertama [[Kerajaan Pasir]] adalah Putri Betung atau Putri Di Dalam Petung. Putri Betung menikah dengan seorang keturunan Arab bernama '''Pangeran Indera Jaya''' dari [[Gresik]] dan dikaruniai dua orang anak, '''Adjie Patih Indra''' dan '''Putri Adjie Meter'''. Pada perkembangan selanjutnya, Adjie Patih menggantikan kedudukan ibunya sebagai raja di [[Kerajaan Pasir]]. Sedangkan Putri Adjie Meter menikah dengan seorang Arab keturunan [[Alawiyyin|Ba' Alawi]] dari [[Kesultanan Mempawah]]. Suami dari Putri Adjie Meter inilah yang kemudian menyebarkan agama Islam di [[Kerajaan Pasir]] sekitar tahun [[1600]] [[Masehi]].<ref>{{Cite web|url=http://kesultanan_pasir.tripod.com/sadurangas/id02.html|title=KERAJAAN PASIR BALENGKONG (SADURANGAS)|website=kesultanan_pasir.tripod.com|access-date=2017-04-26}}</ref>
 
Pernikahan antara Putri Adjie Meter dengan seorang Arab keturunan [[Alawiyyin|Ba' Alawi]] dari Mempawah dikaruniai dua orang anak, '''Imam Mustafa''' dan '''Putri Ratna Berana'''. Putri Ratna Berana kemudian dinikahkan dengan '''Adjie Anum bin Adjie Patih Indra'''. Keturunan dari pernikahan antara Putri Ratna Berana dan Adjie Anum inilah yang nantinya akan menurunkan raja-raja di [[Kerajaan Pasir]].<ref>{{Cite web|url=http://melayuonline.com/ind/history/dig/496/kesultanan-pasir|title=Kesultanan Pasir (Sadurangas) {{!}} Melayu Online|website=melayuonline.com|access-date=2017-04-26|archive-date=2017-04-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20170427100927/http://melayuonline.com/ind/history/dig/496/kesultanan-pasir|dead-url=yes}}</ref>
 
=== Kerajaan Sumedang Larang ===