Indomie: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perubahan kalimat |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 12:
|discontinued=
|launched=[[1972]]
|parent=[[Wicaksana Overseas International|Jangkar Jati Group]] (1972-akhir 1980-an)<br>[[Salim Group]] (1984-sekarang)
|markets=
|previousowners=Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. (1972-1990-an)
Baris 21:
[[Berkas:Indomie (box).jpg|jmpl|Sekardus ''Indomie'' yang mengandung 30 bungkus mi (masing-masing 85 gram)]]
== Sejarah ==
Merek Indomie pertama kali dirintis oleh [[Djajadi Djaja]] (lewat PT Djangkar Djati, bersama Wahyu Tjuandi, Ulong Senjaya, dan Pandi Kusuma. Selanjutnya, Djangkar Djati akan berubah nama menjadi PT [[Wicaksana Overseas International]] Tbk, salah satu distributor produk-produk ''consumer goods'' terbesar di Indonesia). Pada April 1970, sebagai anak usaha dari Djangkar Djati, Djajadi mendirikan PT Sanmaru Manufacturing Foods Co. Ltd dan memperkenalkan ke publik merek baru: '''Indomie''' (singkatan dari '''Indonesia Mie'''). Indomie merupakan produk [[mie instan]] kedua yang muncul di Indonesia, setelah [[Supermi]] yang dirintis oleh Sjarif Adi Sagala dan Eka Wijaya Moeis. Produk awalnya hanya rasa kaldu ayam dan udang.
Pada tahun 1980-an, barulah kerajaan bisnis [[Salim Group]] memasuki bisnis mie instan dengan memperkenalkan merek lain bernama [[Sarimi]]. Awalnya, mengingat pada saat itu posisi Salim yang kuat (bahkan [[memonopoli]]) perdagangan [[terigu]], Salim menginginkan merek Indomie yang populer itu agar berpindah kepadanya. Selain itu, pada saat itu Indonesia sedang mengalami [[swasembada]] [[padi]] sehingga pabrik Sarimi menjadi kelebihan operasionalnya. Diharapkan, jika Indomie mau bekerjasama dengan Sarimi, maka Salim Group tidak perlu merugi. Namun, Djajadi menolak keinginan itu. Respon Salim adalah, kemudian membesarkan produk Sarimi-nya dengan agresif dengan banyak iklan dan promosi, sehingga bisa meraih pasar 40% dalam waktu cepat. Melihat "keperkasaan" Salim Group itu, Djajadi pun melunak dengan tawaran (sekali lagi) dari Salim, dan keduanya pada 1984 sepakat untuk membentuk [[perusahaan patungan]] bernama PT Indofood Interna Corporation. Di sini, Djangkar Jati mendapat 57,5% dan Salim 42,5%. Lalu, pada 30 Agustus 1986, saham PT Sanmaru yang memproduksi Indomie diambil alih oleh PT Indofood Interna. Pada saat itu, PT Sanmaru sudah punya dua produk yang populer: selain Indomie, ada [[Chiki]], sebuah [[makanan ringan]] yang populer di kalangan [[anak-anak]]. Indomie di saat itu sudah punya beberapa varian: kari ayam (pada tahun 1982) sop sapi, dan mie goreng (pada tahun 1980).<ref>[https://tirto.id/berkat-om-liem-kita-semua-jadi-pelahap-indomie-cExq Berkat Om Liem, Kita Semua jadi Pelahap Indomie]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=56MTAQAAMAAJ&q=30+Agustus+1986+,+Sanmaru+diakuisisi+oleh+PT+Indofood+Interna+Corporation+-+juga+milik+Grup+Salim+.+Hebatnya+...&dq=30+Agustus+1986+,+Sanmaru+diakuisisi+oleh+PT+Indofood+Interna+Corporation+-+juga+milik+Grup+Salim+.+Hebatnya+...&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwisleOW6_XuAhXb7HMBHcqOAVsQ6AEwAHoECAIQAg Tempo, Volume 27,Masalah 17-22]</ref>
Entah bagaimana, kemudian saham Djajadi di PT Indofood Interna seluruhnya menjadi kekuasaan Salim. Menurut [[Anthony Salim]], saham itu bisa menjadi milik mereka kemudian karena Djajadi (dan rekan-rekannya) sibuk berkonflik sehingga Salim dapat mencari untung di saat itu. Memang, pada saat itu salah satu partner Djajadi di PT Wicaksana, Pandi Kusuma justru memilih menjadi partner Salim.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=GnKZBQAAQBAJ&pg=PA293&dq=indomie+wicaksana&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjuhr3d5_XuAhUTg-YKHcEbDNgQ6AEwBHoECAYQAg#v=onepage&q=indomie%20wicaksana&f=false Liem Sioe Liong's Salim Group: The Business Pillar of Suharto's Indonesia]</ref> Pada tahun 1994, PT Indofood Interna dan PT Sanmaru dimerger dalam perusahaan baru: PT [[Indofood Sukses Makmur]] Tbk. Di bawah kekuasaan Indofood inilah, Indomie makin meluas dan memproduksi banyak sekali varian, dari varian biasa, varian daerah, varian khusus (seperti mie siram), dan lain-lain. Indomie pun menjadi nomor 1 di Indonesia. Kemudian, di bawah Salim pula Indomie berhasil mengembangkan dirinya untuk menjadi merek internasional, seperti ke [[Nigeria]] dan [[Arab Saudi]].<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=qaUPAQAAMAAJ&q=PT+Indofood+Interna+Corporation.&dq=PT+Indofood+Interna+Corporation.&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwixy8316vXuAhWYILcAHSxvCMQQ6AEwBHoECAUQAg Mergent International Manual, Volume 2]</ref><Ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20191111223348-17-114477/jurus-grup-salim-bikin-indomie-jadi-raja-mi-instan-dunia Jurus Grup Salim Bikin Indomie Jadi Raja Mi Instan Dunia]</ref>
Pasca kejatuhan [[Orde Baru]], Djajadi tampaknya berusaha mengambil peluang dengan kondisi masyarakat yang tidak menyukai kroni Soeharto. Pada 17 Desember 1998 ia menggugat Indofood ke pengadilan, karena ia merasa telah dipaksa menjual sahamnya dan mereknya di PT Indofood Interna dengan harga rendah. Djajadi juga menuduh Salim telah memanipulasi kepemilikan saham agar sahamnya semakin mengecil.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=9g9YAAAAMAAJ&q=indomie+djajadi&dq=indomie+djajadi&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjxuLCX7vXuAhXS5nMBHX3zCywQ6AEwAnoECAAQAg Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 10,Masalah 37-45]</ref> Menuntut ganti rugi Rp 620 miliar, Djajadi kalah sampai [[Mahkamah Agung]].<Ref>[https://historia.id/ekonomi/articles/tentang-tiga-mi-instan-DEn0d/page/4 Tentang Tiga Mi Instan]</ref><Ref>[https://books.google.co.id/books?id=56MTAQAAMAAJ&q=PT+Indofood+Interna+Corporation.&dq=PT+Indofood+Interna+Corporation.&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwixy8316vXuAhWYILcAHSxvCMQQ6AEwA3oECAQQAg Tempo, Volume 27,Masalah 17-22]</ref><ref>[https://tirto.id/berkat-om-liem-kita-semua-jadi-pelahap-indomie-cExq Berkat Om Liem, Kita Semua jadi Pelahap Indomie]</ref> Kalah dari Salim, Djajadi lebih memilih untuk melanjutkan bisnis mie instan baru yang sudah dirintisnya sejak 1994, di bawah PT Jakarna Tama sampai sekarang. Saat ini, perusahaan ini memproduksi mie Gaga dan dulu pernah mengedarkan produk bermerek Michiyo.<reF>[https://books.google.co.id/books?id=EUgoAAAAMAAJ&q=indomie+djajadi&dq=indomie+djajadi&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjxuLCX7vXuAhXS5nMBHX3zCywQ6AEwBnoECAgQAg Eksekutif, Masalah 208-210]</ref> Di bawah Salim, sejak 1984 sampai sekarang, pamor Indomie tetap berjaya dan dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan berbagai variannya.
== Kontroversi ==
|