Maria Catarina Sumarsih: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Memperbaiki padanan kata Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Memperbaiki ejaan yang salah Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 21:
Sumarsih merupakan anak pertama dari enam bersaudara yang dibesarkan di keluarga berbudaya Jawa dan orang tua Sumarsih menganut aliran [[Kejawen]].<ref name=":0">{{Cite book|title=Ingatan Yang Menjadi Peluru; Sumarsih, Keluarga Korban Peristiwa Semanggi I|last=-|first=KontraS|publisher=KontraS|year=2009|isbn=|location=Jakarta|pages=2}}</ref> Didorong oleh dampak dari peristiwa pada tahun 1965-1966, warga negara Indonesia diharuskan untuk memeluk salah satu agama yang diakui negara, atau akan dicap sebagai komunis.<ref name=":0" /> Berdasarkan hal tersebut, Sumarsih memutuskan untuk memeluk agama Katolik. Pada tahun 1976, Sumarsih menikah dengan Arief Priyadi dan dikaruniai satu
anak
anak laki-laki dsatun 1 anak perempuan yang diberi nama Bernardinus Realino Norma Irawan (Wawan) yang lahir pada tanggal 15 Mei 1978 dan Benedicta Rosalia Irma Normaningsih (Irma) yang lahir pada tanggal 14 Januari 1980.<ref>{{Cite book|title=Ingatan Yang Menjadi Peluru; Sumarsih, Keluarga Korban Peristiwa Semanggi I|last=-|first=KontraS|publisher=KontraS|year=2009|isbn=|location=Jakarta|pages=2-3}}</ref> Pada tahun 1980-an, Sumarsih bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Jenderal DPR-RI, dan Arief, sang suami, bekerja sebagai peneliti di ''[[Centre for Strategic and International Studies (Indonesia)|Centre for Strategic and International Studies]]'' (CSIS).<ref>{{Cite book|title=Ingatan Yang Menjadi Peluru; Sumarsih, Keluarga Korban Peristiwa Semanggi I|last=-|first=KontraS|publisher=KontraS|year=2009|isbn=|location=Jakarta|pages=3}}</ref>▼
▲
== Tragedi Semanggi I ==
|