Joseon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 289:
| first = Andrei
| authorlink = Andrei Lankov
| author2 = Kim EunHaeng
| title = The Dawn of Modern Korea
| publisher = EunHaeng Namu
Baris 296:
| page = 47
| url = http://www.ehbook.co.kr
| isbn = 978-89-5660-214-1}}</ref>
| access-date = 2021-03-21
| archive-date = 2020-11-01
| archive-url = https://web.archive.org/web/20201101083035/http://www.ehbook.co.kr/
| dead-url = yes
}}</ref>
 
Joseon Korea memasang sistem administrasi terpusat yang dikendalikan oleh [[Birokrat|birokrasi]] sipil dan perwira militer yang disebut [[Yangban]]. Di akhir abad ke-18, Yangban mengakuisisi sebagian besar ciri-ciri dari keturunan bangsawan kecuali bahwa status itu didasarkan pada campuran unik dari posisi keluarga, ujian [[Gwageo]] untuk mempelajari Konfusianisme, dan sistem pelayanan sipil. Keluarga Yangban yang tidak berhasil menjadi pejabat pemerintah untuk generasi ketiga akan kehilangan status Yangban mereka dan menjadi rakyat jelata. Sebagian besar cara satu-satunya untuk menjadi seorang pejabat pemerintah adalah melewati serangkaian ujian [[Gwageo]] (Seseorang harus melewati ujian "Gwageo yang lebih ringan" (소과) keduanya dari dua tahap untuk memenuhi syarat untuk ujian Gwageo yang lebih besar, yang lagi seseorang harus lulus di dalam kedua dari dua tahap untuk menjadi seorang pejabat pemerintah.) Yangban dan raja, di keseimbangan yang labil, menguasai lembaga pemerintah dan militer pusat. Proporsi Yangban mungkin telah mencapai setinggi 30% pada tahun 1800, meskipun terdapat variasi lokal yang cukup.<ref>Oh SC (2006), ''Economic growth in P'yongan Province and the development of Pyongyang in the Late Choson Period''. Korean Stud. 30: 3–22</ref> Karena pemerintah adalah kecil, banyak sekali Yangban yang merupakan bangsawan lokal berstatus sosial tinggi namun tidak selalu berpendapatan tinggi.<ref>Haboush JHK (1988), A Heritage of Kings: One Man's Monarchy in the Confucian World. Columbia University Press, pp. 88–9.</ref>