Husein bin Abu Bakar Al-Habsyi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Knetang (bicara | kontrib)
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru VisualEditor
Baris 56:
Meskipun demikian, Husein tetap menjaga persabatannya dengan Natsir. Ketika Natsir dijebloskan ke dalam penjara di Malang oleh rezim Presiden Sukarno, Husein tetap menjenguk sahabatnya itu meskipun harus menyelinap. Natsir di kemudian hari juga membantu Husein dengan menuliskan surat rekomendasi untuk berkomunikasi dan beraudiensi dengan tokoh-tokoh Islam internasional.
 
Pada akhir 19501963-an hingga Orde Baru, Husein memusatkan perhatiannya di bidang penerbitan dan pendidikan. Selain karena saran sejumlah ulama, seperti [[Habib Ali Kwitang | Al-Habib Ali Al-Habsyi Kwitang]] dan [[Ali bin Husein Al-Attas | Al-Habib Ali bin Husain Al-Aththas]] Bungur, Husein juga merasa politik praktis terlalu kental dengan semangat kepentingan kelompok daripada kepentingan bangsa dan umat.
 
Husein kemudian mendirikan Yayasan Penerbitan Islam bersama sejumlah aktivis muda seperti [[Omar Hashim]]. Di yayasan ini, Husein menerjemahkan Injil Barnabas (injil non-kanonik yang dianggap sesuai dengan ajaran Islam tentang Yesus) ke dalam bahasa Indonesia bersama Abu Bakar Basymeleh dan menerbitkan karya-karya ilmiah keislaman serta Kristologi. Melalui yayasan ini, Husein juga menerbitkan sejumlah karya kritis yang membedah pemikiran Ahmad Hassan, ulama sekaligus guru Mohammad Natsir.