Ketuanan Melayu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanamanteo (bicara | kontrib)
+
Hanamanteo (bicara | kontrib)
+
Baris 256:
Bulan berikutnya, kontroversi muncul setelah Asian Strategic and Leadership Institute (ASLI) mengeluarkan laporan yang menghitung ekuitas yang dimiliki Bumiputra sebesar 45%, yang sangat berbeda dari angka resmi 18,9%, yang digunakan oleh politisi untuk membenarkan retensi atau kebangkitan NEP tersebut. Seorang analis lokal mengemukakan bahwa "Jika ekuitas Bumiputra adalah 45 persen, maka pertanyaan berikutnya adalah, mengapa perlu hak Bumiputera? Ini berimplikasi pada kebijakan pemerintah dan itu (menghilangkan hak adat) adalah satu hal yang tidak akan pernah diterima UMNO saat ini. . " Metodologi laporan tersebut dikritik karena menggunakan nilai pasar daripada nilai nominal untuk perhitungan ekuitasnya, dan membatasi ruang lingkupnya pada seribu perusahaan publik. Ini juga termasuk perusahaan yang terkait dengan pemerintah (GLC) sebagai perusahaan milik Bumiputra.<ref>Ahmad, Abdul Razak & Chow, Kum Hor (22 October 2006). "The nation's economic pie in perspective", pp. 20–21. ''New Sunday Times''.</ref> Namun, beberapa mengkritik pemerintah, menuduh bahwa nilai nominal tidak secara akurat mencerminkan nilai perusahaan yang diteliti, dan menyatakan bahwa sebagian dari ekuitas GLC harus dianggap yang dimiliki Bumiputra.<ref>Ooi, Jeff (2006). [http://www.jeffooi.com/2006/10/equity_share_is_racebased_meth.php "Equity share: Is race-based methodology relevant?"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20061108104648/http://www.jeffooi.com/2006/10/equity_share_is_racebased_meth.php |date=8 November 2006 }} . Retrieved 5 November 2006.</ref> Laporan tersebut kemudian ditarik, tetapi kontroversi berlanjut setelah outlet media independen mengutip sebuah studi yang mengikuti metodologi pemerintah yang mengindikasikan ekuitas Bumiputra telah melewati angka 30% pada tahun 1997.<ref>Beh, Lih Yi (1 November 2006). [http://www.malaysiakini.com/news/58885 Bumi equity hit NEP target 10 years ago]. ''Malaysiakini''.</ref>
 
AtPada the Johorkonvensi UMNO conventionJohor thatbulan sameyang monthsama, Johor Menteri Besar (Chief Minister),Johor [[Abdul Ghani Othman]], criticisedmengkritik thekebijakan ''Bangsa Malaysia'' anddan "meritocracy" policiesmeritokrasi. Ghani describedmenggambarkan ''Bangsa Malaysia'' assebagai aancaman threatbagi toorang theMelayu Malaysdan andposisi theirKonstitusional Constitutional positionmereka, suggestingmenunjukkan ithal coulditu dapat "threatenmengancam nationalstabilitas stabilitynasional" as welljuga. Ghani insistedbersikeras thatbahwa thekebijakan policytersebut "bediterapkan applieddalam in the contextkonteks ... withdengan theorang MalaysMelayu assebagai theras pivotal raceterpenting", anddan describedmenggambarkan meritocracymeritokrasi as asebagai "form ofbentuk discriminationdiskriminasi anddan oppressionpenindasan" becausekarena ruralpelajar MalayMelayu studentspedesaan couldtidak notdapat competebersaing withdengan theirsiswa urbanperkotaan counterpartsmereka.<ref>{{cite web|authors=Nambiar,Dalam Ravikontroversi &yang Nadzmi,timbul Sititentang Nurbaiyah|date=6pernyataannya, Novemberbeberapa 2006|url=http://malaysia-today.net/blog2006/newsncom.php?itemid=539|title=Ghani: Bangsa Malaysia is rojak and unacceptable|page=10|work=New Straits Times|archive-url=https://web.archive.org/web/20071013161427/http://malaysia-today.net/blog2006/newsncom.php?itemid=539|archive-date=2007-10-13|url-status=dead}}</ref> In the resulting controversy about his remarks, severalmenteri federal ministers criticisedmengkritik Ghani, withdengan onesatu sayingmengatakan thatbahwa ''Bangsa Malaysia'' "hastidak nothingada tohubungannya dodengan withsatu oneras raceyang givendiberi aperan pivotalpenting roleatas overyang otherslain", anddan anotheryang arguinglain thatberpendapat bahwa "ItItu doestidak notmelanggar impinge on the rights ofhak-hak Bumiputeras. oratau otherkomunitas communitieslain."<ref>"'Rejection of concept affects integration efforts'", p. 7. (7 November 2006). ''New Straits Times''.</ref> Ghani stoodmendukung by his commentskomentarnya, declaringmenyatakan thatbahwa thependukung proponents of ''Bangsa Malaysia'' werejuga alsomendukung" advocatingMalaysia aMalaysia "[[Malaysian Malaysia]]", asseperti yang dilakukan Lee Kuan Yew had, even though meskipun"the governmentpemerintah hastelah rejectedmenolaknya itsejak fromawal. the start." Najib, theWakil DeputyPerdana Prime MinisterMenteri, suggestedmenyarankan thatbahwa anysegala effortupaya tountuk definemendefinisikan ''Bangsa Malaysia'' politicallysecara wouldpolitis betidak fruitlessakan membuahkan hasil, anddan askarena suchitu theperdebatan debatetidak was unnecessaryperlu; heia alsojuga insistedmenegaskan thatbahwa "ItTidak doesmempersoalkan nothak-hak questionkhusus theorang special rights of the MalaysMelayu, ourkuota quota or anything ofkami thatatau sortsemacamnya."<ref>Nambiar, Ravi & Nadzmi, Siti Nurbaiyah (7 November 2006). "No Bangsa Malaysia in Constitution, says Najib", p. 6. ''New Straits Times''.</ref><ref>Tan, Marsha, Teh, Eng Hock, Vijayan, Meera & Zolkepli, Farik (7 November 2006). [http://www.thestar.com.my/news/story.asp?file=/2006/11/7/nation/15939803&sec=nation&focus=1 Bangsa Malaysia in mind] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070325115212/http://www.thestar.com.my/news/story.asp?file=%2F2006%2F11%2F7%2Fnation%2F15939803&sec=nation&focus=1 |date=25 March 2007 }}. ''The Star''.</ref> The UMNO Annual General Assembly that year was the first to be televised in full; it became a subject of controversy when delegates such as [[Hashim Suboh]] made speeches utilising heavy racial rhetoric; Hishammuddin, who had brandished the ''kris'' again, was asked by Hashim when he would "use it". After the assembly, Hishammuddin insisted that the ''kris'' was not a symbol of Malay supremacy.<ref>{{cite web|author=Tan, Joceline|date=26 November 2006|url=http://malaysia-today.net/blog2006/newsncom.php?itemid=985|title=Hisham: The keris is here to stay|work=Malaysia Today|archive-url=https://web.archive.org/web/20071014171600/http://malaysia-today.net/blog2006/newsncom.php?itemid=985|archive-date=2007-10-14|url-status=dead}}</ref>
 
== Pemerintahan Najib ==