Stasiun Ciledug: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perubahan jadwal sesuai Gapeka 2021 per 10 Februari 2021.
k Koreksi tabel jadwal kereta api
Baris 26:
'''Stasiun Ciledug (CLD)''' adalah [[stasiun kereta api]] kelas II yang terletak di [[Damarguna, Ciledug, Cirebon]]. Stasiun yang terletak pada ketinggian +16 m ini termasuk dalam [[Daerah Operasi III Cirebon]] dan merupakan stasiun kereta api yang letaknya paling timur di [[Jawa Barat]] lintas [[Jalur kereta api segitiga Cirebon–Prupuk–Tegal|Cirebon–Prupuk]] serta paling tenggara di [[Kabupaten Cirebon]].
 
Awalnya stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Setelah dibangunnya [[jalur ganda]] di segmen Larangan–Ciledug dan dilanjutkan dengan segmen terakhir Cirebon–Ciledug per April 2015,<ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/12/17/ngpssv-jalur-ganda-laranganciledug-resmi-dioperasikan|title=Jalur Ganda Larangan-Ciledug Resmi Dioperasikan|date=2014-12-17|website=Republika Online|access-date=2019-08-07}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://m.medcom.id/jawa-barat/peristiwa/8KynP3XN-besok-jalur-double-track-cirebon-kroya-bisa-digunakan|title=Besok Jalur Double Track Cirebon-Kroya Bisa Digunakan|last=|first=|date=|website=Media Indonesia|access-date=2019-08-07}}</ref> tatajumlah letakjalur stasiunbertambah inimenjadi diubahempat. dengan jalurJalur 3 eksisting dijadikan sebagai sepur lurus baru untuk arah [[Stasiun Cirebon|Cirebon]], dan jalur 2 eksisting dijadikan sepur lurus untuk arah Prupuk saja., Jalurdan jalur 4 merupakan sepur belok baru sehingga stasiun ini kini menjadi memiliki empat jalur. Bangunan stasiun yang merupakan peninggalan [[Staatsspoorwegen]] masih tetap dipertahankan.
 
Stasiun Ciledug memiliki sebuah [[menara air]], yang dahulunya digunakan untuk mencurahkan air ke ketel [[lokomotif uap]]. Menara air ini berbentuk segienam dan berukuran lebih besar daripada menara air yang serupa di [[Stasiun Ketanggungan]] maupun [[Stasiun Sindanglaut|Sindanglaut]]. Menara air ini sampai sekarang masih digunakan, tetapi hanya untuk keperluan air bersih di stasiun tersebut, seperti toilet dan tempat wudu.<ref>{{Cite web|url=https://heritage.kai.id/page/Menara%20Air%20St%20Sindanglaut|title=Menara Air Stasiun Sindanglaut|last=|first=|date=|website=Heritage KAI|access-date=2019-08-07}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://heritage.kai.id/page/Menara%20Air%20St%20Ketanggungan|title=Menara Air Stasiun Ketanggungan|last=|first=|date=|website=Heritage KAI|access-date=2019-08-07}}</ref>
 
Ke arah barat stasiun ini, sebelum [[Stasiun Sindanglaut]], terdapat [[Stasiun Karangsuwung]] yang sudah tidak aktif semenjak jalur ganda lintas Cirebon–Prupuk beroperasi. Sementara ke arah timur stasiun ini, sebelum [[Stasiun Ketanggungan]], terdapat [[Stasiun Ketanggungan Barat]] yang juga sudah tidak aktif dengan alasan yang sama.
 
Stasiun Ciledug memiliki sebuah [[menara air]], yang dahulunya digunakan untuk mencurahkan air ke ketel [[lokomotif uap]]. Menara air ini berbentuk segienam dan berukuran lebih besar daripada menara air yang serupa di [[Stasiun Ketanggungan]] maupun [[Stasiun Sindanglaut|Sindanglaut]]. Menara air ini sampai sekarang masih digunakan, tetapi hanya untuk keperluan air bersih di stasiun tersebut, seperti toilet dan tempat wudu.<ref>{{Cite web|url=https://heritage.kai.id/page/Menara%20Air%20St%20Sindanglaut|title=Menara Air Stasiun Sindanglaut|last=|first=|date=|website=Heritage KAI|access-date=2019-08-07}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://heritage.kai.id/page/Menara%20Air%20St%20Ketanggungan|title=Menara Air Stasiun Ketanggungan|last=|first=|date=|website=Heritage KAI|access-date=2019-08-07}}</ref>
 
Sebenarnya, ada dua stasiun kereta api dengan nama Ciledug, yaitu Stasiun Ciledug SS (stasiun yang dibahas di sini) dan [[Stasiun Ciledug (SCS)|Ciledug SCS]] yang terletak di [[jalur kereta api Bedilan–Waruduwur]]. Namun sayangnya, Stasiun Ciledug SCS sudah dinonaktifkan karena jalur yang melayaninya dibongkar oleh pekerja romusha Jepang pada tahun 1942.<ref name="angkasa">{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/38139980|title=Sejarah perkeretaapian Indonesia|last=Nusantara.|first=Tim Telaga Bakti|last2=Indonesia.|first2=Asosiasi Perkeretaapian|date=1997|publisher=Angkasa|year=|isbn=9796651688|edition=Cet. 1|location=Bandung|pages=|oclc=38139980}}</ref><ref>{{Cite report|url=http://www.keretaanakbangsa.com/wp-content/uploads/2018/08/Susur-Jejak-KA-Cirebon-an.pdf|first2=G.R.|publisher=Kereta Anak Bangsa|last4=Suprayitno|first4=D.|last3=Hartono|first3=T.|last2=Wijokangko|access-date=2020-05-04|title=Susur Jejak Kereta Api Cirebonan|pmid=|volume=|doi=|date=2016|first=A.D.|last=Laksana|issue=}}</ref>
Baris 66:
|-
| 154 ||[[Stasiun Kutoarjo|Kutoarjo (KTA)]]
|10.5148||10.5350
|-
| 144F ||[[Kereta api Fajar Utama Yogya|Fajar Utama YK]]
Baris 85:
|139
|[[Kereta api Gajah Wong|Gajah Wong]]
|22.07
|22.09
|22.0711
|-
|}