Belenggu (Buddhisme): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 19 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8
Bajinra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
 
== Belenggu penderitaan ==
DiseluruhDi seluruh [[Kanon Pali]], kata "belenggu" digunakan untuk menjelaskan fenomena intrapsikis yang mengikat seseorang kepada penderitaan. Sebagai contoh, dalam Itivuttaka 1.15 kitab [[Khuddaka Nikaya]], [[Buddha Gautama|Buddha]] menyatakan:
:"Bhikkhu, Saya tidak membayangkan belenggu lain - terbelenggu yang oleh karenanya mahluk yang tergabung berkelana dan [[Kelahiran kembali (Buddhisme)|berpindah-pindah]] dalam waktu yang lama - seperti belenggu [[Tanha|keinginan]]. Terbelenggu oleh belenggu akan keinginan, mahluk hidup tergabung berkelana dan berpindah-pindah dalam waktu yang lama."<ref>[http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/kn/iti/iti.1.001-027.than.html#iti-015 Thanissaro (2001)].</ref>
 
DilainDi lain pihak, penderitaan yang disebabkan oleh sebuah belenggu sebagaimana ''tersirat'' dalam percakapan teknis dalam [[Samyutta Nikaya|SM]] 35.232, dimana YM. [[Sariputta]] bercakap-cakap dengan YM. Kotthita:
:YM. Kotthita: "Bagaimana, rekan Sariputta, bahwa ... telinga adalah belenggu akan suara atau suara merupakan belenggu akan telinga?..."
 
:YM. Sariputta: "Rekan Kotthita, sebuah ... telinga bukanlah belenggu akan suara ataupun suara merupakan belenggu akan telinga, akan tetapi keinginan dan nafsu yang timbul daripadanya yang bergantung pada keduanya: terdapatlah belenggu disana.."<ref>Bodhi (2000), p. 1230. Tangentially, in discussing the use of the concept of "the fetter" in the [[Satipatthana Sutta]] (regarding mindfulness of the six [[ayatanaAyatana|sense bases]]), Bodhi (2005) references ''this'' sutta (SN 35.232) as explaining what is meant by "the fetter," that is, "desire and lust" (''chanda-raga''). (While providing this exegesis, Bodhi, 2005, also comments that the Satipatthana Sutta commentary associates the term "fetter" in that sutta as referring to all ten fetters.)</ref>
 
== Daftar belenggu ==
Baris 19:
# percaya pada diri (<small>Pali</small>:''{{IAST|sakkāya-diṭṭhi}}'')<ref>[http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.3:1:2684.pali Rhys Davids & Stede (1921-25), pp. 660-1, "Sakkāya" entry] {{Webarchive|url=https://archive.is/20120707211711/http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.3:1:2684.pali |date=2012-07-07 }} (retrieved 2008-04-09), menjelaskan ''{{IAST|sakkāya-diṭṭhi}}'' sebagai "teori akan jiwa, bidaah individualitas, spekulasi akan keabadian atau hal lain mengenai individualitas seseorang." Bodhi (2000), p. 1565, [[Samyutta Nikaya|SN]] 45.179, menerjemahkannya sebagai "pandangan identitas"; Gethin (1998), p. 73, menggunakan "pandangan akan kepribadian"; Harvey (2007), p. 71, menggunakan "pandangan-pandangan dalam kelompok yang ada"; [http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an10/an10.013.than.html Thanissaro (2000)] menggunakan "pandangan-pandangan identifikasi-diri"; dan, Walshe (1995), p. 26, menggunakan "kepercayaan-pribadi."</ref>
# keraguan atau ketidakpastian, terutama mengenai [[dhamma|ajaran]] (''vicikicchā'')<ref>[http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.3:1:1406.pali Rhys Davids & Stede (1921-25), p. 615, "Vicikicchā" entry] {{Webarchive|url=https://archive.is/20120707163716/http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.3:1:1406.pali |date=2012-07-07 }} (retrieved 2008-04-09), menjelaskan ''vicikicchā'' sebagai "keraguan, kebingungan, ketidakpastian." Bodhi (2000), p. 1565, SN 45.179, Gethin (1998), p. 73, and Walshe (1995), p. 26, menerjemahkannya sebagai "keraguan."[http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an10/an10.013.than.html Thanissaro (2000)] menggunakan "ketidakpastian." Harvey provides, "kebimbangan akan tanggung-jawab kepada tiga perlindungan dan nilai kehidupan" (cf. M i.380 and S ii.69-70).</ref>
# Kemelekatan pada ritual dan kebiasaan (''sīlabbata-parāmāso'')<ref>Sebagai contoh, lihat: [http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.4:1:236.pali Rhys Davids & Stede (1921-25), p. 713, "Sīla" entry] {{Webarchive|url=https://archive.is/20120718141541/http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.4:1:236.pali |date=2012-07-18 }} (retrieved 2008-04-09), mengenai konsep serupa akan ''sīlabbatupādāna'' (= ''sīlabbata-[[upādāna]]''), "berupaya setelah bekerja dan ritual." Bodhi (2000), p. 1565, SN 45.179, menerjemahkan istilah ini sebagai "pemahaman menyimpang akan peraturan dan sumpah"; Gethin (1998), p. 73, menggunakan "bergantung pada peraturan dan sumpah"; Harvey (2007), p. 71, uses "pemahaman akan peraturan dan sumpah"; [http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an10/an10.013.than.html Thanissaro (2000)] menggunakan "pemahaman akan peraturan dan pelaksanaan"; dan, Walshe (1995), p. 26, menggunakan "keterikatan akan ritus dan rituals."</ref>
# nafsu indria (''kāmacchando'')<ref>Untuk diskusi yang lebih luas mengenai istilah ini, lihat, contoh., [http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.1:1:467.pali Rhys Davids & Stede (1921-25), pp. 203-4, "Kāma" entry] {{Webarchive|url=https://archive.is/20120715052659/http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.1:1:467.pali |date=2012-07-15 }}, and [http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.1:1:1594.pali p. 274, "Chanda" entry] {{Webarchive|url=https://archive.is/20120709221147/http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.1:1:1594.pali |date=2012-07-09 }} (retrieved 2008-04-09). Bodhi (2000), p. 1565 (SN 45.179), Gethin (1998), p. 73, Harvey (2007), p. 71, [http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an10/an10.013.than.html Thanissaro (2000)] and Walshe (1995), p. 26, menerjemahkan ''kāmacchando'' sebagai "nafsu indria" (''"sensual desire"'').</ref>
# keinginan buruk (''vyāpādo'' atau ''byāpādo'')<ref>[http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.3:1:2462.pali Rhys Davids & Stede (1921-25), p. 654, "Vyāpāda" entry] {{Webarchive|url=https://archive.today/20120707233819/http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.3:1:2462.pali |date=2012-07-07 }} (retrieved 2008-04-09), mendefinisikan ''vyāpādo'' sebagai "berlaku buruk, berbuat jahat: keinginan untuk melukai, kedengkian, keinginan buruk." Bodhi (2000), p. 1565, SN 45.179, Harvey (2007), p. 71, [http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an10/an10.013.than.html Thanissaro (2000)] and Walshe (1995), p. 26, menerjemahkannya sebagai "keinginan buruk" (''"ill will") Gethin (1998), p. 73, menggunakan "keengganan" (''"aversion"'').</ref>
Baris 28:
# kedunguan (''[[Avidya|avijjā]]'')<ref>[http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.0:1:2303.pali Rhys Davids & Stede (1921-25), p. 85, "Avijjā" entry] {{Webarchive|url=https://archive.is/20120707234341/http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.0:1:2303.pali |date=2012-07-07 }} (retrieved 2008-04-09), mendefinisikan ''avijjā'' sebagai "kedunguan; akar buruk utama dan kelahiran kembali yang terus menerus" (''"ignorance; the main root of evil and of continual rebirth"''). Bodhi (2000), p. 1565 (SN 45.180), Gethin (1998), p. 73, [http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an10/an10.013.than.html Thanissaro (2000)] and Walshe (1995), p. 27, translate it as "ignorance." Harvey (2007), p. 72, menggunakan "kedunguan spiritual" (''"spiritual ignorance"'').</ref>
 
Sebagaimana ditampilkan pada tabel disebelahdi sebelah kanan, di dalam Sutta Pitaka, lima belenggu pertama dirujuk sebagai "belenggu rendah" (''orambhāgiyāni saṃyojanāni'') dan diberantas segera setelah menjadi seorang [[pemasuk-arus]]; dan lima belenggu terakhir dirujuk sebagai "belenggu-belenggu tinggi" (''uddhambhāgiyāni saṃyojanāni''), diberantas oleh seorang [[arahat]].<ref>Untuk referensi sutta-tunggal baik untuk "belenggu-belenggu tinggi" dan "belenggu-belenggu rendah," lihat, [[Digha Nikaya|DN]] 33 (bagian kelima) dan [[Anguttara Nikaya|AN]] 1.13. Dalam hal lainnya, sebuah sutta mengenai belenggu-belenggu rendah diikuti dengan sebuah sutta mengenai belenggu-belenggu tinggi, seperti dalam: [[Samyutta Nikaya|SN]] 45.179 and 45.180; SN 46.129 and 46.130; SN 46.183 dan 46.184; SN 47.103 dan 47.104; SN 48.123 dan 48.124; SN 49.53 dan 49.54; SN 50.53 dan 50.54; SN 51.85 dan 51.86; SN 53.53 dan 53.54; dan, AN 9.67 dan 9.70. Sebagai tambahana, lima belenggu rendah sendiri (tanpa rujukan akan belenggu-belenggu tinggi) didiskusikan, contoh, dalam [[Majjhima Nikaya|MN]] 64.</ref>
 
=== Tiga belenggu ===
Baris 38:
 
=== Daftar sepuluh belunggu menurut Abhidhamma Pitaka ===
Kitab [[Dhamma Sangani]] dalam [[Abhidhamma Pitaka]] (Dhs. 1113-34) menyediakan daftar lain mengenai sepuluh belenggu, daftar ini juga ditemukan dalam Culla [[Niddesa]] kitab [[Khuddaka Nikaya]] (Nd2 656, 1463) dan pada [[atthakatha|komentar-komentar]] [[Kanon Pali]]. Penomorannya adalah:<ref>[http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.3:1:2509.pali Rhys Davids & Stede (1921-25), p. 656, "Saŋyojana" entry] {{Webarchive|url=https://archive.is/20120707234429/http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.3:1:2509.pali |date=2012-07-07 }} merujuk Cula Niddesa 657, 1463, dan Dhamma Sangani 1113. Pada faktanya, keseluruhan bagian dari Dhamma Sangani ditujukan kepada belenggu-belenggu (buku III, ch. V, Dhs. 1113-34), lihat pula Rhys Davids (1900), hal. 297-303. (Rhys Davids, 1900 hal. 297, menyediakan terjemahan dalam bahasa Inggris mengenai istilah-istilah berbahasa Pali: "sensualitas, penolakan, kesombongan, pendapat spekulatif, kebingungan, penularan aturan dan ritual semata, gairah untuk eksistensi baru, iri hati, kekejaman, kebodohan.") (''""sensuality, repulsion, conceit, speculative opinion, perplexity, the contagion of mere rule and ritual, the passion for renewed existence, envy, meanness, ignorance."'') Pada naskah-naskah setelah masa kanon, daftar ini juga dapat ditemukan dalam komentar [[Buddhagosa]] (dalam ''Papañcasudani'') pada bagian [[Satipatthana Sutta]] mengenai enam [[ayatanaAyatana|dasar indra]] dan belenggu-belenggu.[http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/soma/wayof.html (Soma, 1998)].</ref>
# nafsu sensual (Pali: ''kāma-rāga'')
# kemarahan (''{{IAST|paṭigha}}'')
Baris 96:
"Disini, O [[bhikkhu]], seorang bhikkhu mengerti mata dan bentuk materi dan belenggu yang timbul tergantung pada keduanya (mata dan bentuk); ia mengerti bagaimana belenggu yang tidak timbul menjadi timbul; ia mengerti bagaimana mengabaikan belenggu yang timbul tersebut; dan ia mengerti bagaimana hal yang tidak-timbul pada masa mendatang akan belenggu yang diabaikan terjadi. [Dan oleh karenanya] ia mengerti telinga dan suara .... indra pembauan dan bau-bauan .... indra pengecapan dan rasa .... indra sentuhan dan objek yang dapat disentuh .... [dan] kesadaran dan objek-objek batin ..."
<tr><td style="text-align:right; color:SlateBlue">
– ''[[Satipatthana Sutta]]'' ([[Majjhima Nikaya|MN]] 10)<ref>[http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/soma/wayof.html#discourse Soma, 1998, bagian "The Six Internal and the Six External Sense-bases."] Perlu digaris bawahi bahwa hanya belenggu yang diabaikan, ''bukan'' [[ayatanaAyatana|organ indra]] atau objek indra.</ref>
 
</table>