Stoikisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
BP21Danang (bicara | kontrib)
Baris 109:
 
== Etika Katekontik ==
Menurut para Stoik, manusia adalah binatang bernalar, nalar (''reason'') itu didapatinya dari Yang Ilahi, dan dengan nalar itu, manusia menjadi [[elemen]] terpenting bagi Sang Ilahi untuk menyelenggarakan keteraturan dunia.<ref name="Audi" /> Namun, manusia bukan satu-satunya elemen, ia hanya salah satu bagian dari semesta, ia hanya salah satu organ saja.<ref name="Audi" /> Eksistensi manusia selalu terkait dengan eksistensi pihak lain, merusak tatanan semesta berarti merusak atau mengancam eksistensi manusia itu sendiri.<ref name="Audi" /> Seorang [[sophis]] atau orang bijak sejati -orang yang hidupnya selaras dengan ide-ide yang ia pelajari-, hendaknya dalam hidup mencari pemenuhan kebutuhan, tidak melupakan relasinya terhadap pihak lain, termasuk Yang Ilahi sebagai penyelenggara tunggal dunia.<ref name="Audi" /> Seorang sophisyang bijak harus sadar bahwa ia hanya bagian dari rangkaian tak terpisahkan keteraturan dunia, bahwa ia setara posisinya dengan ciptaan lain, dan kepentingan dirinya harus terintegrasi terhadap kepentingan orang atau pihak lain itu.<ref name="Rowe et al" />
Perspektif kosmik (kesadaran akan alam) harusnya membayangi kehidupan pribadi, walau tidak menggantikannya secara keseluruhan.<ref name="Rowe et al" />
Rasio atau nalar manusia harus terintegrasi terhadap penyelenggaraan [[kosmis]] Ilahi.<ref name="Audi" /> Jika seseorang bertindak selaras (''katekontik'') sebagai tindakan yang sejati (''katorthomata'') sebagai tindakan yang tepat, ia akan merasa bahagia, merdeka, bertindak secara tepat dalam kebaikan, dan hidup dalam harmoni yang sempurna.<ref name="Audi" />