Sultan Agung dari Banjar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
Alamnirvana (bicara | kontrib) |
||
Baris 89:
Pada masa pemerintahannya, Sultan Agung banyak memiliki perkebunan lada di daerah pedalaman sehingga Dijk menyebut Pangeran Anom atau Pangeran Surya-Nata II sebagai ''Koning yan het pepergebergte'' (raja dari pegunungan lada). Pada masa itu [[Kesultanan Banjar]] sedang mengalami zaman keemasannya sebagai penghasil komoditas lada yang diekspor ke luar negeri. Pada masa itu para bangsawan yang juga sebagai saudagar dan pedagang lada mempunyai pasukan sendiri dan budak-budak yang dipersenjatai.
Tahun [[1666]] Adipati Halit (Pangeran Tapasena) meninggal, menyebabkan golongan legitimitas bertambah kuat, sehingga Amrullah Bagus Kasuma mendapat dukungan yang kuat pula. Pada tahun [[1679]], Amrullah Bagus Kasuma menyerang Banjarmasin dan ia dan adiknya (Raden Basus) berhasil membinasakan Sultan Agung dan putera sulungnya
| language= id
| url= https://www.google.co.id/books/edition/Sejarah_Daerah_Kalimantan_Selatan/vwB8CgAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=banjarmassih&pg=PA32&printsec=frontcover
| title= Sejarah Daerah Kalimantan Selatan
| author=
| contribution= Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah
| publisher= Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
| location= Indonesia
| year= 1977
| isbn=
| pages= 33
}}</ref>
== Sikap Anti VOC pada Masa Sultan Agung ==
|