Sejarah Sunda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan sejarah
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Perbaikan sejarah
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 27:
. Kerajaan-kerajaan besar bangkit di Jawa Tengah dan [[Jawa Timur]] namun hanya sedikit yang berubah di antara suku Sunda. Walaupun terbatas, pengaruh Hindu di antara orang-orang Sunda tidak sekuat pengaruhnya seperti di antara orang-orang Jawa. Kendatipun demikian, sebagaimana tidak berartinya Jawa Barat, orang Sunda memiliki raja pada zaman [[Airlangga]] di Jawa Timur, kira-kira tahun [[1020]]. Tetapi raja-raja Sunda semakin berada di bawah kekuasaan kerajaan-kerajaan Jawa yang besar. [[Kertanegara]] (1268-92) adalah raja Jawa pada akhir periode Hindu di Indonesia. Setelah pemerintahan Kertanegara, raja-raja [[Majapahit]] memerintah hingga tahun [[1478]], tetapi mereka tidak penting lagi setelah tahun [[1389]]. Namun, pengaruh Jawa ini berlangsung terus dan memperdalam pengaruh Hinduisme terhadap orang Sunda. Puncaknya adalah ketika tanah parahyangan jatuh ke dalam kekuasaan Mataram Islam yang kala itu dipimpin Sultan Agung Hanyokrokusumo, pengaruh budaya jawa terhadap sunda sangat terasa.
Mulai dari bahasa sunda yang sebelumnya egaliter menjadi bahasa yang mengenal tingkatan bahasa.
Seni budaya seperti wayang golek diadaptasi dari kesenian wayang kulit dari jawa. Bersamaan dengan itu pula sejak Mataram menguasai parahyangan gamelan masuk tanah pasundan. Selain itu masih banyak lagi bukti pengaruh budaya jawa seperti baju tradisional sunda dalam pernikahan, dll. Tetapi disebelah barat tatar parahyangan berkembang pula kerajaan Banten yang berkembang sebagai kerajaan canggih dan modern dijamannya. Yang memiliki jalur perdagangan dengan bangsa-bangsa dunia. Dengan gigih kerajaan Banten dibawah Sultan Ageng Tirtayasa berjuang mengusir kolonialisme barat di pulau jawa.
 
== Pajajaran dekat Bogor ==