Foto jurnalistik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 3 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>") |
||
Baris 5:
== Sejarah ==
Sejarah foto jurnalistik bermula pada tahun 1890-an. Bermula dari Jimmy Hare yang merupakan seorang fotografer jurnalistik Inggris meliput perang Spanyol-Amerika sampai akhir Perang Dunia I dengan dua kamera yang ditenteng menyerupai tas jinjing berbungkus kulit. Foto-fotonya menjadi dasar-dasar kerja seorang fotografer jurnalistik.<ref name=":0">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=3ERFDwAAQBAJ&pg=PA1&source=gbs_toc_r&cad=4#v=onepage&q&f=false|title=Foto Jurnalistik|last=Wijaya|first=Taufan|date=2014-06-13|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=9786020304885|language=id}}</ref>
Tahun 1891 surat kabar harian New York Morning Journal merupakan pemrakarsa surat kabar yang melampirkan foto tercetak menggunakan ''halftone screen'' (perangkat yang mampu memindai titik-titik gambar ke dalam pelat cetakan).<ref name=":0" />
Tahun 1897 ''halftone photographs'' mampu dicetak dengan cepat secara masal. Fotografi media cetak semakin terkenal.<ref name=":0" />
Tahun 1930-1950 merupakan era fotojurnalistik di mana terbitan Port Illustrated, The Daily Minror, ''The New York Daily News, Vu'' dan ''LIFE'' menunjukkan keseriusan dalam bidang foto jurnalistik dengan menampilkan foto-foto yang menawan. Era ini disebut dengan “''golden age''”.<ref name=":0" />
Tahun 1947 Magnum Photos berdiri. Magnum merupakan agensi foto berita pertama yang menyediakan foto jurnalistik dari berbagai isu di belahan dunia. Menjadi penyedia foto perang paling ''update''. Selain foto perang, Magnum juga mendokumentasikan detail-detail pertumbuhan suatu generasi, para pemuda dan perempuan dan ''human interest''. Black Star juga merupakan agensi yang berkembang dengan pesat di era ''golden age<ref name=":0" />.''
Tahun 1959 National Geographic Magazine yang saat ini dikenal dengan National Geographic (NG) mulai memasang foto pada sampul depannya dam berperan dalam perkembangan kemajuan foto jurnalistik. National Geographic (NG) merupakan sebuah media yang menerapkan standar teknis tinggi dalam menghasilkan kualitas fotonya.<ref name=":0" />
Tahun 1976 istilah foto jurnalistik dipopulerkan oleh Prof. Clifton Edom di AS, melalui bukunya ''Photojournalism, Principles and Practices'' dan lewat kuliah yang diampunya di Universitas Missouri.<ref name=":0" />
== Definisi ==
Menurut Wilson Hicks (editor foto majalah ''Life'' dari 1937-1950)
Foto jurnalistik merupakan bagian dari dunia jurnalisme yang menggunakan bahasa visual untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat luas dan tetap terikat kode etik jurnalistik. Dalam foto jurnalistik ada etika yang dijunjung tinggi, pesan dan berita yang ingin disampaikan, ada batasan yang tidak boleh dilanggar dan ada peristiwa yang harus ditampilkan dalam sebuah ''frame.'' Hal terpenting dalam fotografi jurnalistik adalah nilai-nilai kejujuran yang berlandaskan pada fakta objektif semateri. Keunggulan dari foto jurnalistik adalah mampu mengatasi keterbatasan manusia pada huruf dan kata. Sedangkan aspek penting dalam foto jurnalistik yaitu mengandung unsur-unsur fakta, informatif dan mampu bercerita. Perlu juga memperhatikan nilai estetika dan sentuhan seni yang menjadi nilai tambah.
Baris 135:
== Dinamika di Indonesia ==
Di Indonesia, Fotografi diperkirakan masuk pada tahun 1841 oleh Juriaan Munich, seorang utusan kementerian kolonial lewat jalan laut di Batavia.<ref name=":0" />
Foto-foto yang dihasilkan oleh fotografer disana mengalami penerimaan. Terbukti dengan adanya sebuah foto fenomenal karya Frans Mendur dengan judul Imaji Proklamasi 17 Agustus 1945. Sebelum tahun 1980, seorang jurnalis fotografi sangat berat dalam mengerjakan tugasnya.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=UipRDwAAQBAJ&pg=PA8&lpg=PA8&dq=masa+depan+foto+jurnalistik+dalam+atok+sugiarto&source=bl&ots=Pe8gg1xTau&sig=ybu4zu5wbE7LZlq_gQAgkfaJ0d4&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjS_NWMpd_dAhUD2o8KHalbCMwQ6AEwCXoECAgQAQ#v=onepage&q=masa%20depan%20foto%20jurnalistik%20dalam%20atok%20sugiarto&f=false|title=Jurnalisme Pejalan Kaki: Kiat Membuat Foto untuk Laporan|last=Sugiarto|first=Atok|date=2014-04-06|publisher=Elex Media Komputindo|isbn=9786020236803|language=id}}</ref>
Sekitar abad 21 keadaan berubah, dimana jurnalis dimanjakan dengan kamera digital (''digital camera''). Pengambilan gambar cenderung lebih mudah, pewarta foto pun tak perlu membawa perangkat yang berat-berat. Hanya dengan satu kamera, dapat mengambil gambar maupun video. Data digital yang telah ada tak perlu melakukan proses pencucian dan cetak terlebih dulu. Proses mengirimnya pun semakin mudah dan murah dengan adanya internet. Foto akan tiba hanya dalam hitungan menit.
Baris 147:
Perkembangan pewarta foto di Indonesia sendiri banyak menghasilkan generasi yang memperoleh penghargaan-penghargaan di dalam negeri hinggap mencapai kancah dunia. Meski banyak yang belajar dari otodidak, mereka terus tekun belajar dari buku dan jurnalis fotografi senior. Berikut beberapa nama pewarta foto yang namanya sudah melalang buana.
# '''Kartono Ryadi''' atau erat sapaannya dengan KR lahir di Pekalongan, 30 Juni 1945 digadang-gadang sebagai pendobrak jurnalistik fotografi Indonesia.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=C_3YxRGYSRIC&pg=PA216&dq=fotografer+jurnalistik+pertama+di+Indonesia&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiFlcrd3_DdAhVUfCsKHcfwAjsQ6AEIQDAD#v=onepage&q&f=false|title=Fotobiografi Kartono Ryadi: pendobrak fotografi jurnalistik Indonesia modern|last=Sugiarto|first=Atok|date=2011|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=9789797095970|language=id}}</ref>
# '''Atok Sugiarto''' lahir di Magelang 18 Juni 1962 mengawali karier pada tahun 90an sebagai kontributor naskah fotografi Majalah Fotomedia Jakarta lalu pada tahun 2000-2005 menjadi penulis fotografi di Koran Suara Pembaharuan Minggu. Kini perannya bukan hanya mengambil gambar, tetapi juga membagikan ilmunya terkait dengan fotografi jurnalistik. Ia mendapatkan lebih dari 50 penghargaan, beberapa diantaranya adalah ''Sport Photo Holland'' 1987, ''Best of Sport Journalism Japan'' 1990, ''Best Journalism China'' 1990, Penghargaan khusus sebagai Wartawan foto terbaik dari PWI dan masih banyak lagi.
# '''Oscar Motuloh''' lahir pada tanggal 19 Agustus 1959 mengawali karier sebagai reporter di Kantor Berita Antara pada tahun 1988, yang kemudian tahu 1990 masuk dalam divisi pemberitaan foto Kantor Berita Antara sebagai pewarta foto.<ref>{{Cite news|url=http://wartakota.tribunnews.com/2015/09/23/oscar-motuloh-raih-penghargaan-kebudayaan-2015|title=Oscar Motuloh Raih Penghargaan Kebudayaan 2015 - Warta Kota|date=2015-09-23|newspaper=Warta Kota|language=id-ID|access-date=2018-10-08}}</ref>
# '''Adek Berry''' dengan nama lengkap Lestri Berry Wijaya lahir di Curup, Bengkulu pada tanggal 14 September 1971 sempat mengambil Pendidikan kedokteran gigi, namun dirasa kurang cocok dengan dirinya, sehingga pindah mengambil pertanian.<ref>{{Cite news|url=https://beritagar.id/artikel/figur/adek-berry-perempuan-pengabadi-peristiwa|title=Adek Berry, Perempuan pengabadi peristiwa|last=Tobing|first=Sorta|date=2018-02-09|newspaper=https://beritagar.id/|language=en-ID|access-date=2018-10-08}}</ref>
== Bacaan tambahan ==
|