Tentang asal usul nama, Liwa berasal dari kata Al Liwa PANJI SYAHADATAIN (bahas arab: Bendera). DidalamMenurut sejarah secara turun temurun, setelah kemenangan Keturunan Empat Umpu Paksi Pak (Kepaksian Sekala Brak) melawan dan terbunuhnya penguasa Sekala Brak kuno Ratu Sekegkhumong dengan menggunakan Rakiyan Istinja Darah, para pejuangmaulana dari empat kepaksian (Kepaksian Belunguh, Pernong, Bejalan Diway, dan Nyerupa) Merekamenancapkan membuatbendera satukemenangan kemufakatandi diataspuncak [[Gunung Pesagi]] untuk menjadikan Sekala Brak sebagai satu negeri yang dibagi menjadi Empat wilayah bagian, yang kemudian dikenal sebagai Empat Ke Khalifahan, mulai berdirinya Kepaksian Sekala Bkhak ditancapkan. Bendera AL-LIWA/PANJI SYAHADATAIN diatas puncak Gunung Pesagi Mulailah Menjadi Kepaksian Sekala Bkhak Pada 28 Rajab Sekitar 688 Hijriyah. Kepaksian Sekala Bkhak adalahkemenangan yang membawadimaksud islam dan masuk melalui sebelah barat Tanah Lampung.bernama Al Liwa PANJI SYAHADATAIN Bendera kemenangan Kepaksian Sekala Brak Empat Umpu Putra-putra dari Umpu Ngegalang Paksi Gelar Sultan Ratu Ngegalang Paksi (1061 Masehi-1147 Masehi).
Liwa juga nama salah satu marga dari 84 [[marga di Lampung]]
Barangkali, Ada versi lain asal-usul nama Liwa. Way Setiwang, Way Robok, dan Way Sindalapai yang mengaliri wilayahnya merupakan sumber kekayaan daerah ini. Ditambah pula, penduduk yang masih jarang membuat masyarakat daerah ini menjadi makmur dan sejahtera.
Di daerah ini dulunya terdapat bendungan-bendungan tempat ikan (bidok, bahasa Lampungnya), sehingga terkenallah daerah ini sebagai penghasil ikan. Hampir setiap orang yang datang dari dan ke tempat itu jika ditanya sewaktu bertemu di jalan: "Mau ke mana?" atau "Dari mana?" selalu menjawab: "Jak/aga mit meli iwa" (Dari/hendak membeli ikan).