Suku Kayuagung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 9:
|related= [[Suku Ogan]], [[Suku Komering]], [[Suku Lampung]], [[Suku Melayu]]
}}
'''Suku Kayuagung''' adalah suku asli [[Indonesia]] yang berasal dari [[Kabupaten Ogan Komering Ilir]], provinsi [[Sumatra Selatan]]. Komunitas suku ini umumnya tinggal di Kota Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir dan seputaran provinsi Sumatra Selatan. Mayoritas masyarakat suku Kayuagung memeluk agama Islam dan umumnya bekerja sebagai petani.<ref name=KAYUAGUNG>{{cite web|url=http://www.wacana.co/2012/03/suku-kayu-agung-sumatera-utara/|title=Suku Kayuagung, Sumatra Selatan|last=|first=|website=www.wacana.co|accessdate=6 April 2019}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Budaya dan adat istiadat yang masih
terjaga hingga kini ialah Adat Lamaran dan Tari Penguton Kayuagung. Suku Kayuagung adalah salah satu bagian dari kelompok etnik/subsuku etnis Lampung-Komering.
 
Baris 38:
 
=== Tari Penguton ===
Tari Penguton berasal dari kata "Uton" yang dalam bahasa Kayuagung artinya ialah Penyambutan.<ref name=UTON>{{cite web|url=http://etnikom.com/tari-penguton-kayuagung/|title=Tari Penguton Kayuagung|last=|first=|website=www.etnikom.com|accessdate=6 April 2019|archive-date=2019-04-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20190407093531/http://etnikom.com/tari-penguton-kayuagung/|dead-url=yes}}</ref> Tari Penguton adalah sebuah tarian khas suku Kayuagung dalam menyambut tamu yang datang ke Kota Kayuagung. Tarian ini umumnya dilakukan oleh sembilan orang yang dalam bahasa Kayuagung disebut "Morge Siwe". Diyakni bahwa tarian ini adalah cikal bakal lahirnya [[Tari Gending Sriwijaya]].<ref name=UTON/> Pada umumnya dibawakan oleh kaum perempuan saja.
 
Tari Penguton muncul pada tahun 1889, yang kemudian pada tahun 1920, tari ini disempurnakan kembali oleh keluarga Pangeran Bakri untuk menyambut kedatangan Gubernur Hindia-Belanda yakni '''Gouveneur General Limberg Van Stirem Bets''' ke kawasan Kayuagung.<ref name=UTON/> Sejak masa itu pula, tari Penguton menjadi tarian khas Suku Kayuagung dan dijadikan sebagai ''Tari Sekapur Sirih Kayuagung''.<ref name=UTON/>