Kerajaan Kotawaringin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 2 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 69:
* Mendengar kemangkatan Inayatullah/Ratu Agung, [[Sultan Banjar]] (1638-1645), '''Ratu Kota Waringin''' pulang ke Banjarmasin untuk melantik [[keponakan]]nya Pangeran Kasuma Alam sebagai [[Sultan Banjar]] dengan gelar Sultan Saidullah/Ratu Anom (1645-1660). Saat itu ia juga melantik keponakannya Raden Kasuma Lalana sebagai [[Dipati]] dengan gelar Pangeran Dipati Anom II (kelak [[Sultan Agung dari Banjar|Sultan Agung]]). Ratu Anom kemudian menganugerahkan Ratu Kota Waringin gelar baru '''Ratu Bagawan''' artinya ''raja maha pandita''. Selama di [[Martapura]], '''Ratu Bagawan''' sempat menduduki jabatan [[mangkubumi]] dalam pemerintahan Ratu Anom selama lima tahun ([[1650-1655]]), menggantikan abangnya '''[[Panembahan di Darat]]''' yang meninggal dunia. Ia kemudian mengundurkan diri dan menyerahkan jabatan mangkubumi kepada adiknya lain ibu, Pangeran Dipati Tapasena (Sultan Rakyatullah). Tidak lama kemudian ia meninggal dunia <ref name="hikayat banjar"/> tahun [[1657]] dan dimakamkan di [[Komplek Makam Sultan Suriansyah]], Banjarmasin.
* Pada abad ke-18, '''Ratu Bagawan Muda''' putera dari Pangeran Panghulu telah membangun sebuah dalem/keraton dengan mengikuti gaya [[Jawa]]. Mangkubumi raja ini, '''Pangeran Prabu''', mengepalai beberapa serangan yang berjaya ke negeri '''Matan''' dan '''Lawai''' atau '''Pinoh'''. Pangeran Prabu telah menaklukan sebagian besar wilayah itu hingga jatuh dalam kekuasaan pemerintahan Kotawaringin, tetapi kemudian negeri-negeri itu dapat lepas dari taklukannya. Oleh karena itu Kotawaringin selalu menganggap sebagian besar negeri [[Kabupaten Melawi|Pinoh]] sebagai jajahannya dan juga menuntut daerah Jelai. Dia juga mengambil sebahagian peperangan yang dilancarkan oleh Pangeran Amir dengan memihak kepada '''Sunan Batu''' (= Sultan [[Tahmidullah II]]). Dia telah membantu Sultan Banjar, Sunan Batu dalam peperangan melawan [[Sultan Sambas]]. Putera dari '''Ratu Bagawan Muda''' yaitu '''Ratu Anom Kasuma Yuda''' adalah raja Kotawaringin pertama yang membuat hubungan langsung dengan pemerintah [[Hindia Belanda]]. Dia meminta bantuan Hindia Belanda dalam peperangan melawan [[Kerajaan Matan|Matan]] dan untuk tujuan ini baginda telah menerima meriam, senapan dan peluru dari [[Batavia]]. Ketika Sultan Banjar menyerahkan Kotawaringin dan kawasan-kawasan yang lain kepada Hindia Belanda, maka Ratu Anom Kasumayuda juga menyerahkan tahta kerajaan Kotawaringin kepada Pangeran Imanudin yang bergelar [[Pangeran Ratu]].<ref name="Pijnappel"/>
* Sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI, [[17 Agustus]] [[1945]], [[Kobar]] merupakan satu wilayah [[Kesultanan Kotawaringin]].<ref name="kobar">[{{Cite web |url=http://www.indomedia.com/bpost/102004/3/borneo/borneo5.htm |title=''Awalnya Sebuah Kerajaan''. Banjarmasin Post, 4 Oktober 2004] |access-date=2007-06-17 |archive-date=2007-09-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070927004249/http://www.indomedia.com/bpost/102004/3/borneo/borneo5.htm |dead-url=yes }}</ref>
* Ibu kota Kesultanan Kotawaringin semula berada di [[Kotawaringin Lama, Kotawaringin Barat|Kotawaringin Lama]] (hulu Sungai Lamandau). Pada [[1814]] ibu kota kesultanan dipindahkan ke [[Pangkalan Bun]], pada masa pemerintahan [[Sultan Imanudin]] dan didirikanlah sebuah istana di Pangkalan Bun sebagai pusat pemerintahan.<ref name="kobar"/>
* Pada tanggal [[14 Januari]] [[1946]] daerah Kotawaringin dijadikan daerah pendudukan Belanda dan selanjutnya dimasukan dalam daerah [[Dayak Besar]].<ref>Tjilik Riwut, Nila Riwut, Kalimantan membangun, alam, dan kebudayaan, NR Pub., 2007, ISBN 979-23-9952-6, 9789792399523</ref>
Baris 271:
| lg= nl
}}</ref>
* ([[1939]]-[[1948]]) [[Pangeran Kasuma Anom Alamsyah II]] (anak)<ref>{{Cite web |url=http://humabetang.web.id/gallery/2013/kalteng-tempo-doloe?wppa-album=3&wppa-occur=1&wppa-photo=124 |title=Salinan arsip |access-date=2014-04-16 |archive-date=2014-04-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140416221932/http://humabetang.web.id/gallery/2013/kalteng-tempo-doloe?wppa-album=3&wppa-occur=1&wppa-photo=124 |dead-url=yes }}</ref>
* Pangeran Muasyidin Syah(dynastychief/son of last Pangeran Ratu of K.;f.i. in 2008)
* ([[2010]]-[[sekarang]]) [[Pangeran Ratu Alidin Sukma Alamsyah]] (anak Pangeran Ratu Sukma Alamsyah)<ref>{{Cite web |url=http://kotawaringinbaratkab.go.id/pde/index.php?option=com_content&view=article&id=396:sultan-kotawaringin-vx-dinobatkan&catid=39:berita-umum&Itemid=71 |title=www.kotawaringinbaratkab.go.id |access-date=2010-05-23 |archive-date=2010-05-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100524023821/http://kotawaringinbaratkab.go.id/pde/index.php?option=com_content&view=article&id=396:sultan-kotawaringin-vx-dinobatkan&catid=39:berita-umum&Itemid=71 |dead-url=yes }}</ref>
Baris 487:
* {{id}} [http://iimanda.multiply.com/journal/item/2 Kerajaan Kotawaringin] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20151222080308/http://iimanda.multiply.com/journal/item/2 |date=2015-12-22 }}
* {{id}} [http://carritawisatacontent2.blogspot.com/2008/09/sejarah-masuknya-islam-di-kerajaan_2822.html Situasi Kerajaan Banjar abad ke-17]
* {{id}} [http://sandyjuli.wordpress.com/2010/08/03/menyusuri-jejak-jejak-sejarah-kerajaan-kotawaringin/ Menyusuri jejak-jejak sejarah Kerajaan Kotawaringin]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* http://sejarah.kompasiana.com/2014/03/26/makam-raja-raja-kotawaringin-astana-al-nursari-644260.html{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* http://cakidur.wordpress.com/2013/10/22/keraton-kedua-kerajaan-kotawaringin-istana-lawang-agung-bukit-indra-kencana/