Lia Eden: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 15:
|occupation =
}}
'''Lia Aminuddin''' atau yang dikenal sebagai '''Lia Eden''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|21|08|1947||9|4|2021}}) adalah wanita yang mengaku telah mendapat wahyu dari malaikat [[Jibril]] untuk mendakwahkan sebuah aliran kepercayaan baru melanjutkan ajaran 3 [[Agama Samawi]]: [[Yudaisme]], [[Kekristenan]], dan [[Islam]], dan menyatukan dengan agama-agama besar lainnya termasuk [[Buddhisme]], [[Jainisme]], dan [[Hindu]] di [[Indonesia]]. Lia Eden kemudian mendirikan sebuah jemaat yang disebut [[Salamullah]] untuk menyebarluaskan ajarannya. Dia secara kontroversial mengaku sebagai titisan [[Bunda Maria]] dan ditugaskan Jibril untuk mengabarkan kedatangan [[Yesus Kristus]] ke muka bumi. Dia juga menubuatkan beberapa ramalan yang sensasional. Hal ini mengundang reaksi selama momentum ''trending'', terutama dari [[Majelis Ulama Indonesia]] (MUI). MUI memfatwakan Lia Eden menyebarkan aliran sesat dan melarang perkumpulan Salamullah pada bulan [[Desember]] [[1997]]. Dia melontarkan kritikannya tentang kesewenangan ulama MUI yang diasosiasikan dalam sebuah sabda Jibril yang disebut "Undang-undang Jibril" (''Gabriel's Edictedict''). Akibatnya dia ditahan atas tuduhan penistaan agama.
 
== Pengakuan bertemu dengan Jibril ==
Menurut Eden, peristiwa ajaibnya yang pertama adalah sewaktu dia melihat sebuah bola bercahaya kuning berputar di udara dan lenyap sewaktu baru saja ada di atas kepalanya. Hal ini terjadi sewaktu dia sedang bersama dengan kakak mertuanya di serambi rumahnya di kawasan Senen, Jakarta Pusat pada [[1974]].
 
Menurutnya lagi, peristiwa ajaib kedua yang telah megubahmengubah prinsip hidupnya berlaku pada malam [[27 Oktober]] [[1995]] kala dia sedang bersantai. Pada masa itu, dia telah merasakan kehadiran pemimpin rohaninya, Habib al-Huda yang kemudian mengaku dirinya sebagai [[Jibril]] pada waktu itu.<ref name="apologeticsindex.org_EdenCommunity/K">{{Cite web|author=|date=|title=Eden Community / Kingdom of Eden / Salamullah / Lia Eden / Lia Aminuddin / Kaum Eden|url=https://www.apologeticsindex.org/74-lia-eden-salamullah|work=Apologetics Index|language=en|trans-title=|archiveurl=|archivedate=|accessdate={{date|2021-04-11}}|quote=|url-status=live}}</ref> Setelah itu Lia Eden mengaku dia menerima bimbingan Malaikat Jibril secara terus menerus sejak 1997 hingga kini.
 
Selama dalam proses pembimbinganbimbingan itu, ia mengatakan bahwa Malaikat Jibril menyucikan dan mendidik Lia Eden melalui ujian-ujian sehari-hari yang sangat berat, termasuk pengakuan-pengakuan kontroversial yang harus dinyatakannya kepada masyarakat atas perintah Jibril. Proses penyucian itu menurut ia sangat berat dan tak pernah berhenti hingga kemudian [[Tuhan]] memberinya nama Lia Eden sebagai pengganti namanya yang lama.
 
Di dalam penyuciannya, ia mengatakan bahwa Tuhan menyatakan Lia Eden sebagai pasangan Jibril sebagaimana ditulis di dalam kitab-kitab suci. Dan ia mengatakan bahwa dialah yang dinyatakan Tuhan sebagai sosok surgawi-Nya di dunia.
Baris 28:
== Pencetus keyakinan baru ==
 
Selain menganggap dirinya sebagai menyebarkan wahyu Tuhan dengan perantaraan Jibril, dia juga menganggap dirinya memiliki kemampuan untuk meramalkan kiamat. Dia juga telah mengarang lagu, drama dan juga buku sebanyak 232 halaman berjudul, ''"Perkenankan Aku Menjelaskan Sebuah Takdir"'' yang ditulis dalam waktu 29 jam.
 
Pada [[1998]], Lia menyebut dirinya [[Mesias]] yang muncul di dunia sebelum hari [[kiamat]] untuk membawa keamanan dan keadilan di dunia. Selain itu, dia juga menyebut dirinya sebagai reinkarnasi [[Bunda Maria]], ibu dari [[Yesus Kristus]].<ref name="apologeticsindex.org_EdenCommunity/K" /> Lia juga mengatakan bahwa anaknya, Ahmad Mukti, adalah reinkarnasi Isa.
 
Pemahaman yang dibawa oleh Lia ini berhasil mendapat kurang lebih 100 penganut pada awal diajarkannya. Penganut agama ini terdiri dari para pakar budaya, golongan cendekiawan, artis musik, drama dan juga pelajar. Mereka disebut sebagai pengikut Salamullah.
 
Pada bulan [[Desember]] 1997, [[Majelis Ulama Indonesia]] (MUI) telah melarang perkumpulan Salamullah ini karena ajarannya dianggap telah menyelewengkan kebenaran mengenai ajaran Islam. Kelompok ini lalu membalas balik dengan mengeluarkan "Undang-undang Jibril" (''Gabriel's edict'') yang mengutuk MUI karena menganggap MUI berlaku tidak adil dan telah menghakimi mereka dengan sewenang-wenang.
 
Kelompok Salamullah ini juga terkenal karena serangannya terhadap kepercayaan masyarakat [[Jawa]], mengenai mitos [[Nyi Roro Kidul]] yang didewakan sebagai Ratu Laut Selatan.<ref name="nasional.tempo.co_LiaEdendanPerja">{{Cite web|last=Persada|first=Syailendra|date=|title=Lia Eden dan Perjalanan Hidupnya|url=https://nasional.tempo.co/read/1451395/lia-eden-dan-perjalanan-hidupnya/full&view=ok|work=Tempo|language=|trans-title=|archiveurl=|archivedate=|accessdate={{date|2021-04-11}}|quote=|url-status=live}}</ref> Pada tahun [[2000]], Salamullah ini diresmikan oleh pengikut-pengikutnya sebagai nama kelompok. Kelompok Salamullahini mengakui bahwa [[Muhammad|Nabi Muhammad SAW]] adalah nabi yang terakhir tetapi juga mempercayai bahwa pembawa kepercayaan yang lain seperti [[Buddha Gautama]], [[Yesus Kristus]], dan [[Kwan Im]], dewi pembawa rahmat yang dipercaya orang Kong Hu Cu, akan muncul kembali di dunia.
 
Sejak [[2003]], kelompok Salamullah ini memegang kepercayaan bahwa setiap agama adalah benar. Kelompok yang diketuai Lia Eden ini yang kemudian berubah nama yang kini dikenal sebagai Kaum Eden.
 
== Meninggal ==