Daoed Joesoef: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pinerineks (bicara | kontrib) |
menambahkan konten dan referensi |
||
Baris 25:
}}
'''Dr. Daoed Joesoef''' ({{lahirmati|[[Medan]], [[Sumatra Utara]]|8|8|1926|[[Jakarta]]|23|1|2018}}) adalah [[Daftar Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan]] [[Indonesia]] dari [[1978]] sampai [[1983]] dalam [[Kabinet Pembangunan III]]. Ia dilahirkan dari pasangan Moehammad Joesoef dan Siti Jasiah asal Jeron Beteng, [[Yogyakarta]].<ref>http://www.jakarta.go.id [http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/439/Daoed-Joesoef Profil Daoed Joesoef]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Dia [[Pernikahan|menikah]] dengan Sri Sulastri dan dikaruniai seorang [[anak]], Sri Sulaksmi Damayanti.
Daoed memperoleh gelar [[Sarjana Ekonomi|sarjana ekonomi]] dari [[Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia]] (1959). Setelah itu ia meneruskan studinya ke [[Sorbonne]], [[Prancis]] dan meraih dua gelar [[doktor]], yakni [[Keuangan internasional|Ilmu Keuangan Internasional]] dan [[Hubungan internasional|Hubungan Internasional]] (1967) serta [[Ilmu ekonomi|Ilmu Ekonomi]] (1973). Daoed Joesoef adalah salah seorang tokoh yang ikut mendirikan CSIS ([[Centre for Strategic and International Studies (Indonesia)|Centre for Strategic and International Studies]]), sebuah tangki pemikir yang banyak dimanfaatkan sumbangannya oleh [[Pemerintah|pemerintahan]] [[Orde Baru]]. Dalam kehidupan sehari-harinya, Daoed Joesoef mempunyai kegemaran [[Seni lukis|melukis]].
==
Pemikiran Daoed Joesoef yang paling utama adalah tentang hubungan antara [[pendidikan]] dan [[Budaya|kebudayaan]]. Ia mengemukakan bahwa lembaga pendidikan merupakan pusat kebudayaan. Dalam pemikirannya, lembaga pendidikan tidak hanya mengajarkan tentang mata pelajaran klasik. Lembaga pendidikan berperan sebagai pembudayaan [[peserta didik]] melalui kebudayaan nasional. Pendidikan tidak hanya bertujuan mengembangkan [[kognisi]], tetapi juga [[Kecerdasan|inteligensi]] [[peserta didik]]. Inteligensi peserta didik ini merupakan bagian dari kebudayaan yang meliputi inteligensi sosial, inteligensi [[Emosi|emosional]] dan inteligensi kinestetik. Pemikiran Daoed Joesoef ini digunakan dalam [[Rencana Pembangunan Lima Tahun]] dalam kebijakan [[pendidikan di Indonesia]]. Setelah Daoed Joesoef mengakhiri [[Jabatan politik|jabatan]]<nowiki/>nya sebagai Menteri Pendidikan Indonesia, pemikirannya digantikan oleh kebijakan pendidikan yang baru. Pemikirannya tentang pendidikan masih bertahan hingga diterbitkannya [[undang-undang]] baru tentang sistem pendidikan nasional pada tahun 1989.<ref>{{Cite book|last=H.A.R.|first=Tilaar|date=2012|title=Kaleidoskop Pendidikan Nasional: Kumpulan Karangan|location=Jakarta|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=978-979-709-655-7|pages=22|url-status=live}}</ref>
== Kontroversi ==
Pada masa jabatannya sebagai menteri, Daoed Joesoef terkenal karena kebijakanya memperkenalkan '''NKK/BKK''' ([[Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan]]) yang intinya dimaksudkan untuk membersihkan kampus dari kegiatan-kegiatan [[politik|berpolitik]]. Menurut Joesoef, kegiatan politik hanya boleh dilakukan di luar kampus, sementara tugas utama mahasiswa adalah belajar. Dengan kebijakannya ini, Joesoef menghapuskan [[Dewan Mahasiswa]] di universitas-universitas di seluruh Indonesia dan praktis melumpuhkan kegiatan politik mahasiswa.▼
▲Pada masa jabatannya sebagai [[menteri]], Daoed Joesoef terkenal karena kebijakanya memperkenalkan
== Catatan kaki ==
|