Kesultanan Demak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mohon halaman ini dipantau karena sejarah Demak sesuai dengan nota dan sumber Keraton Glagahwangi (Demak Bintoro) dan sumber dari Pusat Kasepuhan Sunan Kalijaga Kadilangu. Bahwa Aryo Penangsang sebagai Adipati Jipang (Bojonegoro) tidak pernah menjadi Raja/ Sultan di Demak. Mohon di cek referensi dari dinas terkait sebagai sumber nudaya dan pariwisata resmi pemerintah yg bersangkutan. terimakasih https://pariwisata.demakkab.go.id/?p=1379 |
k Mohon halaman ini dipantau karena sejarah Demak sesuai dengan nota dan sumber Keraton Glagahwangi (Demak Bintoro) dan sumber dari Pusat Kasepuhan Sunan Kalijaga Kadilangu. Bahwa Aryo Penangsang sebagai Adipati Jipang (Bojonegoro) tidak pernah menjadi Raja/ Sultan di Demak. Mohon di cek referensi dari dinas terkait sebagai sumber nudaya dan pariwisata resmi pemerintah yg bersangkutan. terimakasih https://pariwisata.demakkab.go.id/?p=1379 |
||
Baris 17:
* [[Bintoro, Demak, Demak|Bintoro]]<br />{{small|(1475-1546)}}
* [[Prawoto, Sukolilo, Pati|Prawoto]]<br />{{small|(1546-1547)}}
| common_languages = [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]] (selanjutnya berkembang menjadi bahasa Jawa modern seperti sekarang)
| government_type = [[Kesultanan]]
Baris 45 ⟶ 44:
Kerajaan ini tercatat menjadi pelopor penyebaran agama Islam di [[pulau Jawa]] dan [[Indonesia]] pada umumnya, Walaupun tidak berumur panjang dan segera mengalami kemunduran karena terjadi perebutan kekuasaan di antara kerabat kerajaan. Pada tahun 1560, kekuasaan Demak beralih ke [[Kerajaan Pajang]] yang didirikan oleh [[Jaka Tingkir]]/Hadiwijaya. Salah satu peninggalan bersejarah Demak ialah [[Mesjid Agung Demak]], yang menurut tradisi didirikan oleh [[Wali Songo]].
Lokasi keraton Demak, yang pada masa itu berada di tepi laut, berada di kampung Bintara (dibaca "Bintoro" dalam [[bahasa Jawa]]), saat ini telah menjadi bagian kota [[Demak, Demak|Demak]] di [[Jawa Tengah]]. Sebutan kerajaan pada periode ketika beribu kota di sana dikenal sebagai ''Demak Bintara''
[[Hadiwijaya dari Pajang]] mewarisi wilayah Demak yang tersisa setelah ia, bersama-sama dengan [[Ki Gede Pamanahan]] dan [[Ki Penjawi]], membunuh Arya Penangsang. Demak kemudian menjadi vasal dari Pajang.
|