Ortodoksi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 24:
Dalam makna Kristen klasiknya, istilah ''ortodoks'' mengacu kepada seperangkat doktrin yang dianut [[Gereja perdana|umat Kristen perdana]]. [[konsili oikumenis|Konsili-konsili ekumene]] yang terselenggara dalam rentang waktu beberapa abad merupakan usaha untuk membakukan doktrin-doktrin tersebut. Hasil yang terpenting dari usaha pembakuan ini keputusan-keputusan berkenaan dengan doktrin [[Homoousion]] yang diusung [[Athanasius|Atanasius]] dan [[Eustatius dari Antiokhia|Eustatius]] ([[Tritunggal|Tritunggalisme]]) maupun doktrin [[Heteroousion]] yang diusung [[Arius]] dan [[Eusebius dari Nikomedia|Eusebius]] ([[Arianisme]]). Doktrin Homoousion, yang mendefinisikan Yesus sebagai Allah sekaligus manusia di dalam kanon-kanon [[Konsili Efesus]] tahun 431, menjadi doktrin yang berjaya di dalam Gereja, dan disebut sebagai ''ortodoksi'' dalam berbagai konteks Kristen karena merupakan pandangan para Bapa Gereja terdahulu serta dikukuhkan kembali dalam konsili-konsili ekumene. [[Anti-Tritunggal|Umat Kristen Antitritunggal]] (Nontrinitarian) adalah kelompok minoritas yang menolak doktrin ini.
 
Sesudah [[Skisma Timur-Barat|Skisma Akbar]] tahun 1054, baik Gereja Katolik maupun [[Gereja Ortodoks Timur]] masing-masing menganggap diri sendiri sebagai satu-satunya pihak yang ''ortodoks'' sekaligus ''[[kekatolikan|''katolik'']]. [[Agustinus dari Hippo|Agustinus]] mengemukakan di dalam makalahnya, ''Perihal Agama Sejati'', bahwa "agama hendaknya dicari ... hanya di antara orang-orang yang disebut umat Kristen Katolik atau umat Kristen yang ortodoks, yakni pengawal-pengawal kebenaran dan pengikut-pengikut kesahihan."<ref>{{cite book|last1=Dulles S.J.|first1=Avery|url=https://www.amazon.com/Orthodox-Imperative-Selected-Essays-Cardinal-ebook/dp/B008R551PO|title=The Orthodox Imperative: Selected Essays of Avery Cardinal Dulles, S.J.|publisher=First Things Press|year=2012|editor1-last=Reno|editor1-first=R.R.|edition=Kindle|pages=224}}</ref> Seiring waktu berlalu, Gereja Barat lambat laun identik dengan label "Katolik", dan masyarakat Eropa Barat lambat laun melekatkan label "Ortodoks" pada Gereja Timur (dalam beberapa bahasa, label "Katolik" tidak harus identik dengan Gereja Barat), berpangkal dari kenyataan bahwa istilah ''katolik'' dan ''ortodoks'' masing-masing dipakai sebagai kata sifat gerejawi sejak abad ke-2 dan abad ke-4.
 
Lama sebelum Skisma Akbar terjadi, Gereja-[[Gereja Ortodoks Oriental]] berpisah dari golongan [[Kristen Kalsedon]] selepas penyelenggaraan [[Konsili Kalsedon]] tahun 451 akibat berbeda pandangan soal [[Kristologi|kodrat Kristus]].{{sfn|Meyendorff|1989|p=}} Sejak saat itu, Gereja-Gereja Ortodoks Oriental melestarikan sebutan ''ortodoks'' sebagai lambang tradisi-tradisi teologis mereka.{{sfn|Krikorian|2010|p=}}