Najis hukmi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faishol19 (bicara | kontrib)
perbaikan kesalahan pengetikan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
RianHS (bicara | kontrib)
Kembalikan ke revisi tanpa spam rujukan/spam pranala luar
Tag: Pengembalian manual
 
Baris 1:
[[Berkas:MOHAMMEDAN POSTURES OF PRAYER, (1885) - TIMEA.jpg|jmpl|275px|Bagi orang yang terkena najis hukmi dapat menghalangi sahnya orang tersebut dalam beribadah]]
'''Najis hukmi''' merupakan [[najis]] yang tidak terlihat namun diyakini kewujudannya.<ref name="Fanani">Muhamad Fanani.2007.Syair qawa'id al-Islam.23</ref> Dalam ajaran [[Islam]] najis hukmi adalah kotoran yang menempel di badan sehingga menghalangi sahnya beribadah.<ref name="Fanani"/> Najis hukmi dapat juga dikatakan sebagai [[najis]] yang tidak mempunyai zhad (tubuh) hal itu dapat diketahui karena ada rasa dan baunya contohnya [[hadats]].<ref name="Fanani"/> Percikkan najis hukmi juga tergolong kedalam [[najis]].<ref name="Indonesia">Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Pusat (Indonesia).2008.Syllabus Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri.153</ref> Menurut ajaran [[Islam]] Cara membersihkannya jika terkena badan maka hendaklah dibasuh tempat yang terkena percikkan [[najis]] tersebut.<ref name="Indonesia"/> Jika terkena kain atau pakaian maka pakaian atau kain tersebut harus dicuci atau dibersihkan terlebih dahulu.<ref name="Indonesia"/> Kain atau pakaain yang terkena najis hukmi jika dibiarkan kering maka pakaian tersebut tidak bisa dipakai untuk beribadah sebelum dibersihkan terlebih dahulu.<ref name="Indonesia"/> Najis hukmi berbeda dengan [[najis]] hakiki yang bentuknya konkret.<ref name="Indonesia"/> Menurut ajaran [[Islam]] najis hukmi merupakan najis yang di mana kondisi seseorang tidak dalam keadaan suci menurut [[syara']].<ref name="Indonesia"/>
'''Najis hukmi''' merupakan [[najis]] yang tidak terlihat namun diyakini kewujudannya.<ref name="Fanani">Muhamad Fanani.2007.Syair qawa'id al-Islam.23</ref>
 
Macam-macam [[najis]] ada 3 yaitu: [[najis ringan]] atau yang disebut najis mukhaffafah, [[najis pertengahan]] atau yang disebut dengan najis mutawassithoh dan [[najis berat]] atau yang disebut dengan najis mugholladzoh.
 
Adapun najis mutawassitoh terbagi lagi menjadi 2 macam, yaitu: najis hukmi atau yang disebut dengan najis hukmiyyah dan najis ain atau yang disebut dengan najis ainiyyah. Dengan demikian, najis hukmi termasuk dalam kategori najis mutawassithoh.<ref name=kanzanesia>[https://www.kanzanesia.com/terjemah-matan-safinatun-najah/ Macam-macam Najis]</ref>
 
Dalam ajaran [[Islam]] najis hukmi adalah kotoran yang menempel di badan sehingga menghalangi sahnya beribadah.<ref name="Fanani"/> Najis hukmi dapat juga dikatakan sebagai [[najis]] yang tidak mempunyai zhad (tubuh) hal itu dapat diketahui karena ada rasa dan baunya contohnya [[hadats]].<ref name="Fanani"/> Percikkan najis hukmi juga tergolong kedalam [[najis]].<ref name="Indonesia">Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Pusat (Indonesia).2008.Syllabus Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri.153</ref> Menurut ajaran [[Islam]] Cara membersihkannya jika terkena badan maka hendaklah dibasuh tempat yang terkena percikkan [[najis]] tersebut.<ref name="Indonesia"/> Jika terkena kain atau pakaian maka pakaian atau kain tersebut harus dicuci atau dibersihkan terlebih dahulu.<ref name="Indonesia"/> Kain atau pakaain yang terkena najis hukmi jika dibiarkan kering maka pakaian tersebut tidak bisa dipakai untuk beribadah sebelum dibersihkan terlebih dahulu.<ref name="Indonesia"/> Najis hukmi berbeda dengan [[najis]] hakiki yang bentuknya konkret.<ref name="Indonesia"/> Menurut ajaran [[Islam]] najis hukmi merupakan najis yang di mana kondisi seseorang tidak dalam keadaan suci menurut [[syara']].<ref name="Indonesia"/>
 
== Referensi ==
{{Reflist}}