Agresi Militer Belanda I: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
pembetulan tanggal Tag: Dikembalikan VisualEditor |
kembalikan ke versi stabil halaman Tag: Pengembalian manual |
||
Baris 12:
|combatant2={{negara|Belanda}} [[Kerajaan Belanda]]
|commander1={{negara|Indonesia}} [[Soedirman]]
|commander2={{negara|Belanda}} [[Simon Hendrik Spoor]]
Baris 27 ⟶ 26:
== Latar Belakang ==
Kekalahan dari Jepang dalam [[Perang Asia Timur Raya]] menyebabkan Belanda harus meninggalkan Indonesia pada tahun 1942.<ref name=":0" /> Setelah itu, Indonesia dijajah oleh Jepang hingga pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia menyatakan Kemerdekaannya.<ref name=":0" /> Pada tanggal 23 Agustus 1945, [[pasukan Sekutu]] dan [[NICA]] mendarat di Sabang, Aceh. Mereka tiba di Jakarta pada 15 September 1945. Selain membantu Sekutu untuk melucuti tentara Jepang yang tersisa, NICA di bawah pimpinan van Mook atas perintah Kerajaan Belanda membawa kepentingan lain, yaitu menjalankan pidato [[Wilhelmina dari Belanda|Ratu Wilhelmina]] terkait konsepsi kenegaraan di Indonesia.<ref name=":0" /> Pidato pada tanggal
Perjanjian resmi pertama yang dilakukan Belanda dan Indonesia setelah kemerdekaan adalah [[Perundingan Linggarjati]]. [[Hubertus Johannes van Mook|Van Mook]] bertindak langsung sebagai wakil Belanda, sedangkan Indonesia mengutus [[Sutan Syahrir|Soetan Sjahrir]], [[Mohamad Roem|Mohammad Roem]], [[Soesanto Tirtoprodjo|Susanto Tirtoprojo]], dan [[Adnan Kapau Gani|A.K. Gani]]. Inggris sebagai pihak penengah diwakili oleh Lord Killearn.<ref name=":0" /> Namun, realisasi di lapangan tidak sepenuhnya berjalan mulus hingga Pada tanggal 15 Juli 1947, van Mook mengeluarkan ultimatum supaya RI menarik mundur pasukan sejauh 10 km dari [[Garis Demarkasi Militer|garis demarkasi]]. Pimpinan RI menolak permintaan Belanda tersebut. Pada tanggal 20 Juli 1947, Van Mook menyatakan melalui siaran radio bahwa Belanda tidak terikat lagi pada hasil Perundingan Linggarjati. Kurang dari 24 jam setelah itu, Agresi Militer Belanda I pun dimulai.<ref name=":0" />
Baris 33 ⟶ 32:
Tujuan utama agresi Belanda adalah merebut daerah-daerah perkebunan yang kaya dan daerah yang memiliki sumber daya alam, terutama minyak. Namun sebagai kedok untuk dunia internasional, Belanda menamakan agresi militer ini sebagai Aksi Polisionil, dan menyatakan tindakan ini sebagai urusan dalam negeri. Pada saat itu jumlah tentara Belanda telah mencapai lebih dari 100.000 orang, dengan persenjataan yang modern, termasuk persenjataan berat yang dihibahkan oleh tentara Inggris dan tentara Australia.
== Dimulainya operasi militer ==
Konferensi pers pada malam 20 Juli di istana, di mana Gubernur Jenderal
Serangan di beberapa daerah, seperti di Jawa Timur, bahkan telah dilancarkan tentara Belanda sejak tanggal 21 Juli malam, sehingga dalam bukunya, J. A. Moor menulis agresi militer Belanda I dimulai tanggal 20 Juli 1947. Belanda berhasil menerobos ke daerah-daerah yang dikuasai oleh Republik Indonesia di Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
|