Kaghati: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 3 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>" - Kesalahan pranala pipa) |
||
Baris 1:
'''Kaghati''' adalah layangan khas dari [[Pulau Muna]], [[Sulawesi Tenggara
== Asal Usul ==
Baris 40:
== Layangan Pertama di Dunia ==
Selama ini layang-layang asal negara [[Republik Rakyat Tiongkok|Cina]] atau Tiongkok diklaim sebagai yang tertua di dunia.<ref>{{Cite web |url=https://www.teen.co.id/read/4130/kaghati-layang-layang-pertama-di-dunia-ternyata-berasal-dari-indonesia |title=Salinan arsip |access-date=2017-12-10 |archive-date=2017-12-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20171211053339/https://www.teen.co.id/read/4130/kaghati-layang-layang-pertama-di-dunia-ternyata-berasal-dari-indonesia |dead-url=yes }}</ref>
Ketertarikan Wolfgang yang juga salah seorang Counsultant of Kite Aerial Photography Scientific Use of Kite Aerial Photography untuk meneliti keunikan Kaghati berawal dari sebuah festival layang-layang internasional, Berck sur Mer. Festival ini diselenggarakan di [[Prancis]] tahun 1997.<ref>{{Cite web |url=http://bobo.grid.id/Sejarah-Dan-Budaya/Budaya/Kaghati-Layang-Layang-Tertua-Di-Dunia-Dari-Sulawesi |title=Salinan arsip |access-date=2017-12-10 |archive-date=2017-12-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20171211053339/http://bobo.grid.id/Sejarah-Dan-Budaya/Budaya/Kaghati-Layang-Layang-Tertua-Di-Dunia-Dari-Sulawesi |dead-url=yes }}</ref>
Kaghati keluar sebagai juara pertama pada lomba layang-layang itu dan berhasil mengalahkan [[Jerman
Di dinding batu Gua Sugipatini, Wolfgang menemukan lukisan tangan manusia yang menggambarkan seseorang sedang menerbangkan layangan. Lukisan itu dibuat menggunakan tinta warna merah dari oker atau campuran tanah liat dengan getah pohon. Dia memperkirakan Kaghati telah berumur 4.000 tahun.<ref>https://lifestyle.okezone.com/read/2013/05/27/408/813510/layang-layang-tertua-di-dunia-ada-di-pulau-muna</ref>
Baris 52:
Hasil penelitian Wolfgang ini telah dipublikasikan pada sebuah majalah di Jerman bertajuk ''The First Kitman'' pada 2003.
Kaghati kolope beberapa kali menjuarai festival layang-layang internasional.<ref>http://news.liputan6.com/read/2091862/6-negara-ramaikan-festival-layang-layang-sultra</ref>
Layangan ini sering kali diikutkan dalam berbagai festival layang-layang, baik dalam skala nasional maupun internasional.Kaghati pernah diterbangkan dalam Festival Layang-layang Nasional 2016 di [[Pantai Parangkusumo]], [[Kabupaten Bantul]], pada 27 dan 28 Agustus 2016. Festival yang diselenggarakan Perkalin (Perkumpulan Pekarya Layang-Layang Indonesia) dan Dinas Pariwisata ini diikuti 45 peserta. Para peserta datang dari berbagai daerah, mulai dari [[Jawa Tengah
Pada tahun 2014, Pemerintah Kabupaten Muna diminta untuk mengusulkan Kaghati, menjadi warisan dunia kepada [[Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB|UNESCO]]. Permintaan tersebut disampaikan Ketua Asosiasi Leggong Indonesia, Sari Majid saat menghadiri pembukaan Festival Layang-layang Internasional di Raha.<ref>https://www.suara.com/lifestyle/2014/08/20/153130/kaghati-layang-layang-unik-dari-kabupaten-muna</ref>
== Rekor Dunia ==
|