Kesultanan Pajang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Penghidupan kembali: penambahan legalistas akta notaris |
|||
Baris 107:
Awalnya keluarga Suradi menolak keras karena bukan dari keturunan Kraton dan melihat kalau itu bukan bidangnya. Ketika hal itu disampaikan ke Kanjeng Sultan Surya Alam Akbar, Sultan Demak menolak alasan itu dan tetap mendaulat Suradi menjadi Kanjeng Raden Adipati Suradi Joyo Nagoro. Sultan Surya Alam juga mengirim utusannya ke Pajang untuk mengajarkan Suradi bagaimana menjadi Sultan dan tata cara serta tradisi Kraton.
Sejak saat itulah, Suradi pun gigih melestarikan Kasultanan Pajang.
Untuk mencegah tudingan kraton palsu Suradi memperkuat legalitas Yayasan Kasultanan Keraton Pajang dengan akta notaris, keputusan Menkumham bernomor AHU-2190. AHA 01.04 tahun 2011 yang ditandatangani Syafruddin di Jakarta pada 27 April 2011.<ref>[https://news.okezone.com/read/2020/01/19/512/2154929/bangkitnya-kasultanan-pajang-setelah-tidur-panjang-400-tahun-bagian-1?page=1 Bangkitnya Kasultanan Pajang Setelah Tidur Panjang 400 Tahun]</ref> Keberadaan Kraton Pajang sudah diketahui oleh Pemerintah Sukoharjo, dinas terkait, masyarakat sekitar serta juga diakui juga oleh NU sebagai lembaga adat sah dan resmi.<ref>[https://www.krjogja.com/berita-lokal/jateng/solo/direatui-nu-kasultanan-pajang-adakan-haul-joko-tingkir-ke-438/ Direstui NU, Kasultanan Pajang adakan Haul Joko Tingkir ke-438]</ref>
Selama keraton tersebut berdiri, Kraton Pajang aktif melakukan kegiatan budaya dengan afiliasi budaya Keraton Pajang Kuno. Adapun kegiatan rutin kraton Pajang meliputi.
* Peringatan Malam 1 Suro, Kirab Pusoko,
|