Timur Lenk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 26:
Setelah Timur Lenk meninggal, dua orang anaknya, Muhammad Jehanekir dan Khalil, berperang memperebutkan kekuasaan. Khalil (1404-1405 M) keluar sebagai pemenang. Akan tetapi, ia hidup berfoya-foya menghabiskan kekayaan yang ditinggalkan ayahnya. Karena itu saudaranya yang lain, Syah Rukh (1405-144 7 M), merebut kekuasaan dari tangannya. Syah Rukh berusaha mengembalikan wibawa kerajaan. Ia seorang raja yang adil dan lemah lembut. Setelah wafat, ia diganti oleh anaknya Ulugh Bey (1447-1449 M), seorang raja yang alim dan sarjana ilmu pasti. Namun, masa kekuasaannya tidak lama. Dua tahun setelah berkuasa ia dibunuh oleh anaknya yang haus kekuasaan, Abdal-Latif (1449- 1450 M). Raja besar dinasti Timuriyah yang terakhir adalah Abu Sa'id (1452-1469 M). Pada masa inilah kerajaan mulai terpecah belah. Wilayah kerajaan yang luas itu diperebutkan oleh dua suku Turki yang baru muncul ke permukaan, Kara Koyunlu (domba hitam) dan Ak Koyunlu (domba putih). Abu Sa'id sendiri terbunuh ketika bertempur melawan Uzun Hasan, penguasa Ak Kdyunlu Wallahul Musta'an.
-->
== Serangan-SelanganSerangan Timur Lenk ==
 
Timur Lenk menghabiskan waktunya selama 35 tahun dalam berbagai pertempuran dan ekspedisi. Didukung pasukan [[Turki]] yang loyalis dan para tokoh [[Muslim]] serta ulama, Timur pun melakukan perluasan kekuasaan. Dia dikenal sebagai seorang tentara yang jenius. Kariernya di bidang militer yang gemilang telah mengantarkannya untuk mendirikan [[Dinasti Timurid]] di kawasan [[Asia Tengah]]. Keberanian dan ketangguhannya dalam berekspansi dan memimpin telah berkontribusi bagi perkembangan dan peradaban [[Islam]]. Dia dijuluki sebagai sang penakluk. Pemimpin yang dikenal memiliki perhatian besar terhadap penyebaran [[Islam]] itu bernama Timur Lenk atau Timurlane. Raja [[Timurid]] pertama itu terlahir di kota [[Kish]], sekitar 80 km sebelah selatan [[Samarkand]], Provinsi Transoksania. Timur adalah keturunan Mongol-Turki. Timur masih keturunan Jengiz Khan, pemimpin bangsa Mongol Raya.
 
Melalui memoarnya, Timur bercerita, ‘’Ayahku"Ayahku berkata kepadaku bahwa kami adalah keturunan dari [[Abu Al-Atrak]] (bapak [[Turki]])." Dari silsilah itulah terungkap bahwa Timur masih merupakan keturunan [[Moghul]]. Ayahnya bernama [[Teragai]], ketua [[kaum Barlas]]. Ia adalah cicit dari [[Karachar Nevian]] yaitu anak [[Jenghis Khan]]. [[Karachar]] merupakan pemeluk agama [[Islam]] pertama di antara kaumnya. Dalam bahasa [[Mongol]], Timur berarti ‘besi’. Sedangkan nama belakang Lenk atau Lame adalah julukan yang berarti ‘pincang’. Ada beberapa versi yang menyatakan penyebab cacatnya salah satu kaki Timur. Salah satu versi menyebutkan, kakinya cacat sejak lahir. Ada pula yang berkisah, kakinya cacat ketika bertempur. Versi lain mengatakan, kaki Timur cacat saat mengembala kambing.
 
Meski begitu, Timur tumbuh sebagai pemuda yang berbakat. Dunia militer merupakan pilihan hidupnya. Dia pun lalu bergabung sebagai tentara pada penguasa lokal, [[Amir Husein]]. Pada '''1360 M''', Timur telah menjadi seorang pemimpin militer termasyhur. Timur dikenal sebagai komandan yang gigih dalam mempertahankan wilayahnya dari ancaman [[Tughluq Timur Khan]], penguasa Dinasti [[Chagatai]].Ketangguhan dan kehebatannya membuat penguasa Dinasti [[Chagatai]] terkesan. Tuglaq lalu menawarkan sebuah jabatan kepada Timur menjadi pembantu utama (wazir) Gubernur [[Samarkand]], [[Ilyas]]. Timur pun menerima tawaran itu. Bersama [[Amir Husein]] , Timur lalu melakukan pemberontakan dan mengalahkan pasukan Tuglaq Timur Khan hingga membuat [[Dinasti Chagatai]] terjungkal.
Baris 36:
Naluri militernya yang ambisius membuat Timur lalu berubah sikap. Ia juga menyerang [[Amir Husein]] yang menjadi sekutunya. Setelah pasukan [[Amir Husein]] ditaklukkan, Timur lalu mendirikan [[Dinasti Timurid]] yang pusat di [[Samarkand]] pada '''10 April 1370'''. Timur berkuasa selama 35 tahun dari '''tahun 1370''' hingga '''1405'''. Kehadiran [[Dinasti Timurid]] yang dipimpin Timur mendapat dukungan umat [[Islam]] terutama ulama, Syaikh al-Islam, serta para pemimpin tarikat berpengaruh. Dukungan itu diberikan tokoh [[Muslim]] dan ulama, karena Timur memberi perhatian yang besar untuk menyebarluaskan agama Islam. Sebagai bentuk dukungan, para ulama dan pemimpin tarikat juga ikut terlibat dalam pemerintahan [[Dinasti Timurid]]. Ada yang menjadi hakim, diplomat, serta tutor kalangan bangsawan.
 
Bahkan beberapa 'ulama kerap mendampingi Timur sebagai penasihat dalam setiap ekspedisi penaklukan. Sebagai seorang raja, Timur tak pernah mau menggunakan nama belakang [[Khan]]. Timur memang dikenal sebagai seorang tentara yang jenius, namun kebijakan politiknya juga kerap gagal. Meski gemar melakukan ekspedisi penaklukan, namun dia tak pernah meninggalkan aparat pemerintah di wilayah yang dikuasainya itu. Akibatnya, Timur harus kembali melakukan penaklukan ulang, jika wilayah yang pernah dikuasainya memberontak. Ekspedisi penaklukan dilakukannya setelah posisi [[Samarkand]] kuat dan aman dari berbagai rongrongan.
 
Timur menghabiskan waktunya selama 35 tahun dalam berbagai pertempuran dan ekspedisi. Didukung pasukan [[Turki]] yang loyalis dan para tokoh Muslim serta ulama, Timur pun melakukan perluasan kekuasaan. Dia melebarkan kekuasaannya ke wilayah Barat dan Baratlaut meliputi [[Mongol]], [[Laut Kaspia]], [[Ural]], dan [[Volga]].Ekspedisi yang dilakukannya ke wilayah selatan dan barat daya mampu menaklukkan setiap provinsi di [[Persia]], termasuk [[Baghdad]], [[Karballa]], dan [[Irak Utara]]. Tak heran, bila banyak kota dan daerah yang dikuasai dinasti lain berhasil dikuasai Timur. Salah satu lawan yang paling berat bagi Timur adalah [[Tokhtamysh]].
Baris 44:
Pada '''1398 M''', Timur melakukan ekspedisi penaklukan ke [[India]]. Ia mendengar terjadi perang sipil di wilayah [[India]]. Saat itu, di [[India]] terdapat kerajaan Islam bernama [[Dinasti Tughlaq]] yang dipimpin Sultan [[Nashirudin Mahmud]]. Timur mendengar [[Sultan Delhi]] Muslim itu terlalu toleran dan bersikap lemah terhadap masyarakat [[Hindu]]. Timur lalu memutuskan untuk mengambil alih kekuasaan [[Sultan Delhi]]. Pasukannya melintasi [[Sungai Indus]] di [[Attock]] pada '''24 September 1398 M'''. Pasukan Sultan dengan mudah dikalahkan pada '''17 Desember 1398 M'''. Dia menuliskan penaklukannya di [[India]] dalam [[Tuzuk]]-[[Timuri]].
 
Sayangnya, penaklukan [[Delhi]] itu diwarnai dengan pertumpahan darah yang sebenarnya tak perlu dilakukan Timur. Dia meninggalkan [[Delhi]] pada '''Januari 1399 M'''. Menurut [[Ruy Gonzales de Clavijo]], Timur membawa 90 ekor gajah dari [[Delhi]] untuk mengangkut batu mulia. Dia lalu menggunakannya untuk membangun [[masjid]] di [[Samarkand]]. Para sejarawan meyakini masjid itu adalah [[Masjid Bibi-Khanym]]. Setelah itu, dia berperang dengan [[Yildirim Bayezid I]], Sulthan Kerajaan [[Utsmani]], dan [[sulthan Mamluk]] dari [[Mesir]]. Pada '''1400 M''', Timur menyerbu [[Armenia]] dan [[Georgia]]. Setahun kemudian, dia menginvasi [[Baghdad]]. Sekitar 20 ribu orang tewas dalam invasi itu. Timur tutup usia pada '''19 Februari 1405 M''' saat melakukan pertempuran melawan [[Dinasti Ming]]. (''Wallahu A'lam'')
 
== Referensi : ==