Negara Sumatera Selatan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
→Peran Palembang Sebagai Ibu Kota Negara Sumatra Selatan: Typo secra menjadi secara |
||
Baris 43:
Pada bulan-bulan terkahir tahun [[1945]], keamanan di [[Palembang]] menjadi sulit karena terjadi banyak peristiwa. Di wilayah lain umunya pemerintahan daerah dapat bekerja terus dengan beberapa perubahan seperti penggantian tenaga Jepang oleh tenaga [[Indonesia]]. Letak geografis Palembang, sejak masa sebelum revolusi amat menarik. Letaknya yang relatif dekat dengan [[Batavia]], menyebabkan Palembang lebih terintegarsi ke dalam lingkaran pengaruh pusat atau Batavia. Kehidupan perdagangan di kota ini didukung dengan tersediahnya hasil alam sperti karet, kopi dan barang komoditas lainnya. Peranan kota Palembang lebih penting lagi dengan adanya [[pelabuhan]] [[samudra]] [[Boom Baru]] yang dapat menampung kapal-kapal yang masuk dan keluar.
Di samping itu terdapat juga stasiun kereta api [[Kertapati]] yang menjadi penghubung menuju [[Tanjung Karang]], lewat stasiun ini barang-barang dapat dianngkut menuju pulau [[Jawa]]. Pada awal masa revolusi sudah terbuka jalan lewat darat dari arah selatan yaitu daerah Tanjung Karang dan [[Bengkulu]]. Selain itu dari daerah utara merupakan pintu masuk dari daerah [[Jambi]] dan daerah utara pulau [[Sumatra]]. Dengan lancarnya perhubungan ini, Palembang manjadi berkembang dalam bidang perdagangan. Posisi ini dapat menjadi kelebihan ataupun kerugian jika dilihat dari pendudukan bangsa asing di daerah ini. Karena itu dua bulan setelah proklamasi, tanggal [[12 Oktober]] [[1945]] tentara [[Inggris]] telah mendarat di Palembang, di bawah pimpinan [[Letkol Carmichel]]. Kedatangan tentara ini dilengkapi pula dengan badan- badan pemerintahan seperti [[AMACAB]] (Allied Military Administration Civil Affair Branch) yaitu pemerintahan gabungan militer dan sipil sekutu bangsa [[Belanda]] dan Inggris. Bangsa Indonesia telah menduga kedatangan sekutu ini diboncengi tentara Belanda yang dilengkap dengan pemerintahan sipil yaitu [[NICA]] (Nederlandsn Indies Civil Administration) badan inilah yang dipersiapkan Belanda untuk menjajah Indonesia kembali. Masalah inilah nantinya menjadi pangkal perselisihan antara Indonesia dengan Belanda. Pasukan sekutu terus berkembang dengan cepat karena kedatangan mereka ke Palembang
== Catatan kaki ==
|