Sardjono Dipokusumo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 7:
Tidak lama berselang setelah kepergian sang ayah, beberapa tahun kemudian Ibu Sukaptinah Sastrosuwarno menikah lagi dengan Bapak Notosukarto dan berganti nama menjadi Ibu Notosukarto, ia mengikuti tugas suaminya yang harus berpindah tugas ke beberapa tempat sebagai mantra guru sekolah rakyat. Jabatan terakhir yang dipegang adalah sebagai seorang kepala sekolah dan setelah pensiun kemudian memilih untuk menetap di daerah [[Godean,
== Riwayat Pendidikan ==
* Sekolah dasar di “Holland Javaansche School,
* Sekolah menengah pertama di
* Sekolah menengah Atas di “[[SMA Negeri 3 Yogyakarta|Algmeene Middelbare School (AMS) Jogyakarta]] pada tahun 1931-1934
* [https://m.wiki-indonesia.club/wiki/Daftar_lulusan_Technische_Hoogeschool_te_Bandoeng S1 Teknik Sipil - Technise Hoogeschool Bandung/Institut teknologi Bandung (ITB) 1934-1938]
== Keluarga ==
Sardjono menikah dengan Ibu Soekapti pada
Setelah menikah, Sardjono dan Seokapti merantau bekerja ke Surabaya. Pada tanggal 12 Maret 1941, lahir putri pertama mereka yang diberi nama Tati Purwani di rumah sakit Kedung Doro Surabaya. Pada tanggal 27 April 1942, mereka kembali dikaruniai putri kedua yang diberi nama Anny Herawati di Suryomentaraman, Yogyakarta.
Baris 21:
Sardjono lari dari Surabaya ke Yogyakarta pada tahun 1943 dan mengembara selama 6 bulan karena dicari oleh tentara Jepang. Pada saat pengembaraan tersebut, lahirlah putra ketiganya Tonny Rustam Effendy di [[Panembahan, Kraton, Yogyakarta|Sawojajar, Yogyakarta]] pada 14 Juni 1944.
Tahun 1946, pada saat Sardjono bekerja di Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, tanggal 24 Agustus ia dianugerahi putra keempat dan diberi nama Bobby Imam Santoso di
Menjelang serangam umum 1 Maret 1949 tepatnya pada tanggal 4 Februari, putra ke empat Harry Budiman lahir. Pada saat itu, Sardjono tengah berada di daerah pengungsian di sekitaran Yogyakarta. Tiga tahun kemudian, Sardjono yang saat itu telah pindah ke kota Jakarta, kembali dikarunai seorang anak laki-laki yang diberi nama Eddy Purnawarman pada tanggal 2 Februari 1952.
Baris 30:
=== Zaman Sebelum Perang Dunia ke-II (sampai tahun 1942) ===
Dunia organisasi sudah dimasuki Sardjono sejak masih di sekolah menengah pertama (MULO) dengan menjadi anggota
Soekarno yang pada saat itu ditangkap oleh Belanda di Yogyakarta dan kemudian dipenjara di Bandung (Penjara Banceui). Pada waktu di pengadilan Seokarno selalu mengumandangkan pidato yang membangkitkan semangat,para pemuda hingga pada akhirnya Soekarno dan Hatta diasingkan ke Ende.
Pada tahun 1940 ketika awal [[Perang Dunia II|Perang Dunia ke-II]], Belanda jatuh ke tangan Jerman (Nazi)
=== Pada Zaman Penjajahan Jepang (1942-1945) ===
Perang Pasifik berpengaruh terhadap gerakan kemerdekaan di Negara Asia Timur termasuk di Indonesia. Masa pendudukan Jepang dimulai sejak tanggal 8 maret 1942, ketika [[Perjanjian Kalijati|panglima tertinggi Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Subang]]. Sebenarnya, tujuan Jepang meduduki Hindia Belanda adalah untuk menguasai sumber sumber alam terutama [[minyak bumi
Sardjono juga diam-diam melamar pekerjaan di Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan
Perlawanan terhadap jepang terus dilakukan oleh bangsa Indonesia. Dengan telah menyerahnya Italia dan terus mundurnya Jerman dan Jepang dari Perang Dunia kedua, maka kekalahan Jerman dan Jepang sudah dapat diprediksi.
Baris 48:
=== Zaman Revolusi (1945-1949) ===
Pada tanggal 6
Atas instruksi dari Jakarta, kemudian dibentuklah Komite Nasional Indonesia (KNI) daerah yang bertugas memimpin pengambilan alih kekuasaan Jepang. Ketua KNI pada saat itu adalah [[Mohammad Saleh (disambiguasi)|Mohamad Saleh
Untuk penyelenggaraan perusahaan daerah maka dibentuklah Panitia Penyelenggara Perusahaan Daerah Jogyakarta (PPPDJ). Sardjono ditunjuk sebagai ketuanya dan dalam perkembangannya badan tersebut berubah menjadi Kantor Oeroesan Perusahaan Perusahaan (KOPP). Selanjutnya berubah menjadi Badan Industri Negara (BIN) yang lingkup pelayanannya tersebar di seluruh Indonesia dan ia duduk sebagai direktur utama sampai dihapusnya badan ini pada tahun 1949. Bekas pengurus badan antara lain Prof Ir. Ali Djoyoadinoto, Ir. Tjokronolo, Lacuba, Adam Basori dll.
Pada tahun 1946, Sardjono mendirikan kursus perindustrian guna menambah tenaga pimpinan perusahaan industri. Ia juga mensponsori pendirian Persatuan
Dalam menjalankan tugasnya sebagai Direktur Utama Badan Industri Negara ke Madiun bersama dengan Gubernur Jawa Timur,
=== Perjalanan di Daerah Gerilya (1945-1949) ===
Meskipun Indonesia telah dinyatakan merdeka pada tahun 1945, Belanda tetap melakukan agresi militer yang Belanda sebut sebagai “Aksi Ketertiban Umum Belanda”. Mereka menganggap wilayah Indonesia masih dalam wilayah Hindia Belanda bukan wilayah Indonesia yang berdaulat, sehingga terjadilah kekejaman tentara belanda terhadap rakyat Indonesia yang menyebabkan pertempuran dan perlawanan kepada pihak Belanda.
Dalam penyerbuan Belanda ke Yogyakarta (''Politioneele Actie'' II), Sardjono turut membantu Pemerintah Darurat RI dengan menjadi penasihat Markas Besar Angkatan
Perang geriliya dimulai dari kota ke desa Jurug, kurang lebih 5 km sebelah selatan Kota Yogyakarta,
Selanjutnya, Sardjono lari ke Wonokromo
Selanjutnya Sardjono naik ke Gunung Kidul yang merupakan markas Mayor Hajid. Ia menyampaikan pesan
=== Serangan Umum 1 Maret 1949 ===
Dua hari sebelum
Pada tanggal 1 Maret, kurir pembawa berita pertama datang dari kota dan mengabarkan bahwa serangan pertama telah sukses, Sardjono kemudian langsung mengirim berita tersebut melalui radio telegram ke
Ketika wilayah Wonosari diserang oleh Belanda, para tentara menghindar ke daerah [[Bayat, Klaten|Bayat (
Dari Dekso, mereka berpindah ke [[Kliripan]] dan tinggal di kediaman camat setempat tak lama memutuskan untuk kembali ke wilatah Dekso dan melintasi gunung hingga akhirnya bertemu dengan Kolonel T.B. Simatupang, Mr. Ali Budiardjo, dan Mayor Widyapranoto.
<br />
Baris 84:
=== Setelah Lulus dari [[Institut Teknologi Bandung|Technicshe Hoogeschool Bandung]] ===
Pada Tahun 1938, Sardjono bekerja pada ''N.V. Volkermaatschapay'', sebuah perusahaan pemborong sipil Belanda, ia ditugasi untuk melakukan supervisi di Palembang pada [[Pertamina|proyek kilang minyak ''Stanvac''
Pada Tahun 1940-1942, ia ditunjuk sebagai designer pada CV ''Machinfabrik & Constructiewerkplaats'' “De Vulkaan“ di [[Ngagel, Wonokromo, Surabaya|Ngagel, Surabaya]]. Pada saat itu,
=== Protes Kepada Jepang ===
Baris 103:
=== Mengawal Perundingan dengan Pihak Belanda ===
Sardjono aktif sebagai anggota “Braintrust“ dari pemerintah RI
=== Penganugerahan Pangkat Letnan Kolonel Tituler ===
Sardjono juga turut
=== Ikut Mendirikan Dewan Ekonomi Indonesia Pusat (DEIP) (1950) ===
Merupakan sebuah badan yang memelopori [[Kamar Dagang dan Industri Indonesia|Kamar Dagang Indonesia]]. Ketua pertama badan ini adalah Bapak Roedjito dari perusahaan
=== Pengalaman dengan Perusahaan Internasional ===
Pada tahun 1950–1951 setelah zaman kemerdekaan, Sardjono memasuki dunia swasta dengan menjadi Direktur pada perusahaan ''Joint Venture'' Indonesia–Italia yang mengimpor barang teknik dari [[Italia]], [[Jerman]] dan [[Swiss]] yaitu PT Electrodinamica.
Selanjutkan, ia mendirikan perusahaan bekerja sama dengan Ir. Omar Tosin di Tokyo yaitu perusahaan “Jakarta – Tokyo Consulting Berau“ pada tahun 1952-1954 yang bergerak dalam memberikan pengarahan dalam pendirian industri kecil.
=== Membangun Perusahaan Sendiri ===
Pada tahun 1954-1959, Sardjono mendirikan perusahaan bernama “Biro Insinyur Dan Konstruksi Baja“ yang membuat konstruksi baja dengan karya antara lain Vem di [[Pelabuhan Tanjung Priok|Tanjung Priok]], bangunan Pasar [[Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur|Rawa Bangke]], [[Madukismo|Pabrik Gula Madukismo]], jembatan, kantor di Jalan Raden Saleh nomor 3, ''workshop'' di Jl. Gatot Subroto (sekarang bekas lokasi PT Kapin).
== Karier di Parlemen ==
Terpilih menjadi Anggota DPR-GR wakil dari partai Parindra (1955-1956). Parindra adalah [[Partai Indonesia Raya]] yang didirikan oleh [[Soetomo|dr.Soetomo]] pada tahun 1935 di Solo
Pada tahun 1967-1968, Sardjono kembali lagi terpilih di Parlemen sebagai anggota [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara|Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS)]].
=== Ikut Mendirikan Inkindo ===
=== Mencetuskan Pendirian [http://www.gapensijabar.net/index.php/selayang-pandang/tentang-gapensi GAPENSI] ===
Pada 8 Januari 1959 di [[Tretes|Tretes, Malang, Jawa Timur
== [[Daftar Menteri Pekerjaan Umum Indonesia|Sebagai Menteri Muda Pekerjaan Umum dan Tenaga]] ==
Sardjono dipercaya oleh Presiden Soekarno pada tanggal 10 Juli 1959 - 18 Februari 1961 untuk menjabat sebagai Menteri Muda Pekerjaan Umum dan Tenaga, di dalam Kabinet Kerja I. Pada waktu itu Perdana Menteri adalah Ir. Soekarno dan menteri pertama adalah Ir. Djuanda. bersama dengan menteri lainnya yaitu Suprayogi, [[Johannes Leimena|J. Leimena]], [[Soebandrio]], [[Mohammad Yamin]], [[Achmadi]], [[Abdul Haris Nasution|A.H Nasution]], [[R. E. Martadinata|RE Martadinata]], [[Roeslan Abdulgani]], [[Saharjo|Sahardjo]], [[Chaerul Saleh]].
Pada 18
Sardjono ditugasi antara lain mengawasi pembangunan [[Stadion Utama Gelora Bung Karno|Stadion Senayan]], [[Hotel Indonesia]], menyusun rencana tiga tahun irigasi, instalasi air minum, rencana rehabilitasi jalan, pusat tenaga listrik
Semasa menjabat Menteri Pekerjaan Umum, Sardjono
=== Berkarier di Bank ===▼
▲2. [[Bundaran Semanggi]]
▲3. Hotel Indonesia
▲4. Kawasan Sudirman Thamrin
▲5. [[Waduk Jatiluhur|Bendungan Jatiluhur]] sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan sumber air bersih bagi DKI Jakarta
▲6. Jembatan Ampera di Palembang
▲== Berkarier di Bank ==
Setelah tidak menjadi menteri, Sardjono kemudian diminta menjadi Direktur Adviseur Bank Pembangunan Indonesia ([[Bank Pembangunan Indonesia|BAPINDO]]).
== Sumber ==
|