Teguh Esha: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 20:
| parents =
}}
'''Teguh Slamet Hidayat Adrai''' atau lebih dikenal dengan nama '''Teguh Esha''' ({{lahirmati|[[Banyuwangi]]|8|5|1947|[[Jakarta]]|17|5|2021}})<ref>{{Cite web|last=antaranews.com|date=2021-05-17|title=Penulis "Ali Topan Anak Jalanan" Teguh Esha meninggal dunia|url=https://www.antaranews.com/berita/2159346/penulis-ali-topan-anak-jalanan-teguh-esha-meninggal-dunia|website=Antara News|access-date=2021-05-20}}</ref> adalah [[sastrawan]] berkebangsaan [[Indonesia]]. Teguh merupakan penulis novel ''Ali Topan anak jalanan'' yang pernah difilmkan pada tahun [[1977]] dengan judul sama, yang dibintangi oleh [[Junaedi Salat]], [[Yati Octavia]], [[Titiek Sandhora]], dan lain-lain. Film ini disutradarai oleh Teguh sendiri.<ref>[http://www.indonesianfilmcenter.com/cc/teguh-slamet-hidayat-adrai.html Indonesia Film Center, diakses 19 Februari 2015]</ref><ref>[{{Cite web |url=http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/esha.html |title=Website resmi Taman Ismail Marzuki, diakses 19 Februari 2015] |access-date=2015-02-19 |archive-date=2015-02-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150219054247/http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/esha.html |dead-url=yes }}</ref>
 
== Kehidupan pribadi ==
Baris 27:
Awalnya terjun menjadi penulis ketika pada suatu malam. pemimpin redaksi ''Utusan Pemuda'', Dadi Honggowongso menginap di rumahnya sambil membawa surat kabarnya. Ia membaca cerita pendek yang ada di koran itu dan kemudian mengkritik cerpen yang di muat. Kritikan Teguh tersebut membuat Dadi gusar dan balik menantangnya. Semalam suntuk ia menulis cerpen untuk membuktikan bahwa cerpen karyanya lebih baik. Setelah jadi, cerita itu ia serahkan kepada Dadi, yang ternyata memuatnya pada edisi Minggu. Pada masa itulah novel pertamanya, ''Gairah'', dimuat di ''Utusan Pemuda''.<ref>[http://frankynjane.blogspot.com/p/album.html Frankynjane, diakses 19 Februari 2015]</ref>
 
Ketika berkuliah di Fakultas Publisistik Universitas Prof Dr Moestopo Jakarta, ia bertemu dengan Deddy Armand, redaktur majalah Stop. Deddy memintanya menulis apa saja di majalahnya. Hal ini memacunya untuk menulis banyak cerita bersambung. Karena begitu produktifnya, ia mempunyai banyak nama samaran seperti Jonjon van Papagoyang dan Peranginanginan. Cerita bersambung pertamanya adalah ''Ali Topan Anak Jalanan'' yang melegenda, mulai terbit di majalah itu pada [[14]] [[Februari]] [[1972]].<ref>[{{Cite web |url=http://iorg.kapanlagi.com/showbiz/film/indonesia/deddy-mizwar-dukung-penuh-festival-film-pendek-jabodetabeka-be0270.html |title=Kapan Lagi, diakses 19 Februari 2015] |access-date=2015-02-19 |archive-date=2015-02-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150219051458/http://iorg.kapanlagi.com/showbiz/film/indonesia/deddy-mizwar-dukung-penuh-festival-film-pendek-jabodetabeka-be0270.html |dead-url=yes }}</ref>
 
Kebesaran nama Teguh Esha tak lepas dari salah seorang mentor dalam karier kepenulisannya yaitu [[Asbari Nurpatria Krisna]] sehingga gaya kepenulisannya bergaya sastra-jurnalistik, yang mengolah fakta menjadi fiksi. Kala itu, Asbari menyarankanya untuk menjadi wartawan terlebih dahulu, baru kemudian menjadi sastrawan untuk memperkaya karakter tokoh dalam novelnya. Meskipun menjadi sastrawan ia tempatkan sebagai kerja sampingan, tetapi ia mampu menulis cukup produktif. Satu novel dapat ia selesaikan dalam waktu dua bulan. Bersama Djoko dan Kadjat, ia menerbitkan majalah ''Sonata'' dan menjabat sebagai wakil pemimpin redaksi ([[1971]]-[[1973]]). Kemudian ia menerbitkan majalah Le Laki, menjabat sebagai pemimpin redaksi ([[1974]]-[[1977]]). Di majalah inilah ia menulis cerita bersambung ‘Dewi Besser’.