| lagu = ''[[Sang Bumi Ruwa Jurai]]'', ''[[Pang Lipang Dang]]'', ''[[Tepui Tepui]]'', dll
| senjata = [[Badik]], [[Payan]], dan [[Keris]]
| rumah = [[Istana Sekala Brak|Gedung Dalom]] & [[Nuwo Sesat]]
| flora = [[Bunga Pukul Empat]]
| fauna = [[Gajah Sumatra]]
== Sejarah ==
[[Berkas:Banten teritory.png|jmpl|kiri|280px|Wilayah [[Kerajaan Sunda]]]]
Diriwayatkan di dapat dari berbagai sumber di dalam sejarah pada jaman penyebaran [[Islam di Lampung]] Kepaksian Sekala Brak<ref>http://repository.lppm.unila.ac.id/23963/1/Yusdiyanto%20Lembaga%20adat%20skala%20brak.pdf</ref>, pada tahun sekitar 1401 Masehi hingga 1501 Masehi ada serangan dari kerajaan [[Kesultanan Palembang|Palembang]] tampa pemberitahuan tampa ada layaknya suatu pertikaian lebih dahulu tiba-tiba menyerang ke [[Gunung Pesagi| Atas Humatang Sulung]] didalam rentang waktu perlawanan ahirnya pasukan Palembang itu bisa dipukul mundur dan kembali. [[Suku Lampung|Suku-suku Lampung]], baik yang berada di daerah [[Lampung|Lampung]], [[Sumatra Selatan|Palembang]] dan Pantai [[Banten|Banten]] Perpindahan Warga Negeri, ini bukannya sekaligus melainkan bertahap dari waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh beberapa peristiwa penting didalam sejarah seperti:
# Adanya bencana alam berupa gempa bumi yang memaksa sebagian Warga [[Sukusuku Lampung]] untuk berpindah dan mencari penghidupan yang baru.
# Adanya hubungan kerjasama antara Lampung dengan [[Kesultanan Banten|Kesultanan Banten]], sehingga banyak keturunan [[Sukusuku Lampung]] yang berada di [[Banten]].
# Keinginan Masyarakat [[Sukusuku Lampung]] untuk “Nyusuk Pekon” yang artinya mendirikan daerah baru ataupun [[Negeri]] baru untuk membesarkan adat bukan memisahkan diri.
#Ketika [[Kelompok etnik|Suku bangsa]] yang mendiami Kepaksian Sekala Brak Kuno beribu negeri di [[Belalau, Lampung Barat|Bakhnasi Tanjung Menang]] melarikan diri dan Kerajaan Sekala Brak Kuno jatuh ketangan Kepaksian Sekala Brak, hingga mereka menyebar kedaerah-daerah lainnya.
Pada abad Ke-16 M Berlangsung Sejak Tahun 1501 Masehi [[Kesultanan Banten|Sultan Banten]] mengajak kerjasama ekonomi dengan Umpu Nyerupa, bentuk kerjasama itu dikeluarkanlah surat Piagam Perjanjian oleh Sultan Abdul Mahasin Muhammad Zainal Abidin. Dari Wilayah Kepaksian Pernong Sekala Brak dan Umpu Nyerupa di Pesisir inilah kemudian berdiri [[Marga di Lampung|marga-marga]], khususnya lagi saat Abad Ke-19 M tahun 1824 M terjadilah pertukaran antara [[Inggris]] dan [[Belanda]] yaitu [[Singapura| Singapura]] dan [[Bengkulu| Keresidenan Bengkulen]], Belanda mendapatkan Bengkulu dan Inggris meninggalkan Bengkulu untuk mendapatkan Singapura, suatu hal yang pasti bahwa Inggris itu tidak pernah menjajah Kepaksian Sekala Brak. Ada beberapa perjanjian baik di Kepaksian nyerupa, Kepaksian Pernong, Kepaksian Bejalan di Way dan Kepaksian Belunguh, perjanjian Kompeni Inggris untuk tidak saling menyerang, kemudian perjanjian apa bila musuh menyerang dari laut maka Kompeni Inggris lah yang menghadapi, apabila musuh datang dari darat maka Kepaksian Sekala Brak lah yang menghadapi. Lambang dari ke Empat Kepaksian ini adalah [[Lambang Empat Kepaksian Sekala Brak|Cambai Mak Bejunjungan]] dengan cicca tidak bersekutu berpisah tidak bercerai. Kejadian ini cukup membuktikan Adanya hubungan yang erat antara [[Lampung]] dengan [[Kesultanan Banten]], sehingga banyak ditemukannya keturunan [[Sekalasekala Brak]]brak yang berada di Cikoneng Banten hingga saat ini<ref>https://skalabraknews.com/2018/03/27/selayang-pandang-sejarah-kerajaan-skalabrak-lampung-3547/</ref><ref>http://p2k.stiehidayatullah.ac.id/eng/3046-2943/Kepaksian-Sekala-Brak_41700_hidayatullah_p2k-stiehidayatullah.html</ref>. [[Lampung]] tidak pernah menjadi wilayah kekuasaan [[Kerajaan Tarumanagara]] dan [[Kerajaan Sunda]] sampai abad ke-16. Sebelum akhirnya [[Kesultanan Banten]] menghancurkan [[Pajajaran]], ibu kota Kerajaan Sunda. Sultan Banten yakni Hasanuddin, lalu mengambil alih kekuasaan atas [[Banten]]. Hal ini dijelaskan dalam buku ''The Sultanate of Banten'' karya Claude Guillot pada halaman 19 sebagai berikut:
{{quote|''"From the beginning it was abviously Hasanuddin's intention to revive the fortunes of the ancient kingdom of Pajajaran for his own benefit. One of his earliest decisions was to travel to southern Sumatra, which in all likelihood already belonged to Pajajaran, and from which came bulk of the pepper sold in the Sundanese region".<ref name="Claude Guillot">{{cite book|last =Guillot|first =Claude.|publisher= Gramedia Book Publishing Division|title = The sultanate of Banten|date =|year =1990|page =19
=== Rumah adat ===
*#Rumah tradisional adat Lampung yaitu [[Nuwo Sesat]], memiliki ciri khas seperti berbentuk panggung, atap terbuat dari anyaman ilalang, terbuat dari kayu.
*[[Istana Sekala Brak|#Istana Gedung Dalom ]] Istana tradisional terbuat dari kayu didirikan pada tahun 1899 Masehi, Istana Gedung Dalom ini berbeda dengan rumah tradisional adat di sekala brak lainnya<ref>https://m.lampost.co/berita-gubernur-resmikan-rumah-adat-sekala-brak-tahap-iii.html</ref>. Gedung Dalom tampak luar memiliki Kawik Buttokh di atas bubungan atap Istana Gedung Dalom simbol bahwa adat Saibatin hanya memiliki 1 (satu) SULTAN (Saibatin Raja Adat di Kepaksian) dan sibolisasi dari keesaan Allah SWT. ▼
=== Istana Adat ===
▲*[[Istana Sekala Brak|Istana Gedung Dalom]] Istana tradisional terbuat dari kayu didirikan pada tahun 1899 Masehi, Istana Gedung Dalom ini berbeda dengan rumah tradisional adat di sekala brak lainnya<ref>https://m.lampost.co/berita-gubernur-resmikan-rumah-adat-sekala-brak-tahap-iii.html</ref>. Gedung Dalom tampak luar memiliki Kawik Buttokh di atas bubungan atap Istana Gedung Dalom simbol bahwa adat Saibatin hanya memiliki 1 (satu) SULTAN (Saibatin Raja Adat di Kepaksian) dan sibolisasi dari keesaan Allah SWT.
== Media massa ==
|