Jalan Malioboro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ꦥꦱꦶꦱꦶꦂ ꦥꦫꦁꦠꦿꦶꦠꦶꦱ꧀ (pasisir parangtritis) → ꦢꦭꦤ꧀​ꦩꦭꦶꦪꦧꦫ (dalan maliabara)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Leia Nura (bicara | kontrib)
ejaan, huruf
Baris 35:
Awalnya Jalan Malioboro ditata sebagai sumbu imaginer antara Pantai Selatan ([[Pantai Parangkusumo]]) - [[Kraton Yogya]] - [[Gunung Merapi]]. Malioboro mulai ramai pada era kolonial 1790 saat pemerintah Belanda membangun benteng Vredeburg pada tahun 1790 di ujung selatan jalan ini.
 
Selain membangun benteng, Belanda juga membangun Dutch Club tahun 1822, The Dutch Governor’s Residence tahun 1830, Java Bank dan Kantor Pos tak lama setelahnya. Setelah itu Malioboro berkembang kian pesat karena perdaganaganperdagangan antara orang belanda dengan pedagang Tiong HoaTionghoa. Tahun 1887 Jalan Malioboro dibagi menjadi dua dengan didirikannya tempat pemberhentian kereta api yang kini bernama Stasiun Tugu Yogya.
 
Jalan Malioboro juga memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di sisi selatan Jalan Malioboro pernah terjadi pertempuran sengit antara pejuang tanah air melawan pasukan kolonial Belanda yang ingin menduduki Yogya. Pertempuran itu kemudian dikenal dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 yakni keberhasilan pasukan merah putih menduduki Yogya selama enam jam dan membuktikan kepada dunia bahwa angkatan perang Indonesia tetap ada.
 
Jalan itu selama bertahun-tahun dua arah, namun pada tahun 1980-an menjadi satu jalanarah saja, dari jalur kereta api (di mana ia memulai) ke selatan - ke pasar Beringharjo, di mana ia berakhir. Hotel terbesar, tertua di [[Belanda]], Hotel Garuda, terletak di ujung utara jalan, di sisi timur yang berdekatan dengan jalur kereta api. Ini memiliki bekas kompleks Perdana Menteri Belanda, ''kepatihan'', di sisi timur.
 
Selama bertahun-tahun pada tahun 1980-an dan kemudian, sebuah iklan rokok ditempatkan di bangunan pertama di sebelah selatan jalur kereta api - atau secara efektif bangunan terakhir di Malioboro, yang mengiklankan rokok [[Marlboro (rokok)|Marlboro]], tidak diragukan lagi menarik bagi penduduk setempat dan orang asing yang akan melihat kata-kata dengan Namanama jalan dengan produk asing sedang diiklankan.
 
Tidak sampai ke tembok atau halaman [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|Keraton Yogyakarta]], karena Malioboro berhenti bersebelahan dengan pasar Beringharjo yang sangat besar (di sisi timur juga). Dari titik ini nama jalan berubah menjadi Jalan Ahmad Yani (Jalan Ahmad Yani) dan memiliki bekas kediaman Gubernur di sisi barat, dan [[Benteng Vredeburg]] Belanda tua di sisi timur.