Perubahan iklim dan gender: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 26:
 
=== Bidang energi ===
Kemiskinan energi (''energy poverty'') menjadi salah satu isu penting dalam perubahan iklim dan gender, terutama di negara berkembang. Perempuan di negara berkembang memiliki akses ke energi yang terbatas. Para ilmuwan meyakini bahwa masalah akses ke energi ini adalah masalah interseksional.<ref name=":6">{{Cite journal|last=Johnson|first=Oliver W.|last2=Han|first2=Jenny Yi-Chen|last3=Knight|first3=Anne-Louise|last4=Mortensen|first4=Sofie|last5=Aung|first5=May Thazin|last6=Boyland|first6=Michael|last7=Resurreccióne|first7=Bernadette P.|date=2020-12-01|title=Intersectionality and energy transitions: A review of gender, social equity and low-carbon energy|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2214629620303492|journal=Energy Research & Social Science|language=en|volume=70|pages=101774|doi=10.1016/j.erss.2020.101774|issn=2214-6296}}</ref> Di perdesaan [[Asia]] dan [[Afrika]], perempuan bertanggung jawab untuk mengumpulkan energi untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga, terutama energi biomassa yang berasal dari kayu, arang, sampah, dan sisa produksi pertanian.<ref name=":2" /><ref>{{Cite journal|last=Antwi|first=Sarpong Hammond|date=2020-06-25|title=The trade-off between gender, energy and climate change in Africa: the case of Niger Republic|url=https://doi.org/10.1007/s10708-020-10246-9|journal=GeoJournal|language=en|doi=10.1007/s10708-020-10246-9|issn=1572-9893}}</ref> Akibat perubahan iklim, biodiversitas[[keanekaragaman hayati]] terancam dan manusia pun kesulitan untuk mendapatkan sumber energi tersebut.<ref name=":2" />
 
Transisi dari energi [[bahan bakar fosil]] ke energi yang lebih rendah [[karbon]] juga tidak serta merta menyelesaikan masalah akses energi. Menurut sejumlah studi, perempuan berpotensi menjadi objek kebijakan jika tidak ada intervensi yang berbasis gender. Oleh karenanya, para peneliti merekomendasikan adanya kebijakan yang berbasis keadilan sosial dan gender dalam mengenalkan energi terbarukan di masyarakat negara berkembang.<ref name=":6" />
 
== Perbedaan gender tentang persepsi mengenai perubahan iklim ==
Pandangan mengenai perubahan iklim dipengaruhi oleh berbagai macam faktor antara lain ras, kelompok etnik, status sosial ekonomi (pendidikan dan tingkat pendapatan), dan gender. Terkadang juga ditambah dengan pandangan dan orientasi politik. Faktor-faktor tersebut dapat secara independen maupun bersama-sama membentuk sikap dan keyakinan masyarakat tentang perubahan iklim, serta memengaruhi motivasi individu dan kolektif dalam mengatasinya.<ref>{{Cite web|last=Pearson|first=Adam R.|last2=Ballew|first2=Matthew T.|date=2017-04-26|title=Race, Class, Gender and Climate Change Communication|url=https://oxfordre.com/climatescience/view/10.1093/acrefore/9780190228620.001.0001/acrefore-9780190228620-e-412|website=Oxford Research Encyclopedia of Climate Science|language=en|doi=10.1093/acrefore/9780190228620.001.0001/acrefore-9780190228620-e-412|access-date=2021-06-05|last3=Naiman|first3=Sarah|last4=Schuldt|first4=Jonathon P.}}</ref>
 
Beberapa studi menemukan adanya kesenjangan gender dalam pandangan mengenai isu lingkungan dan perubahan iklim. Penelitian menyatakan bahwa perempuan memiliki tingkat kepedulian yang sedikit lebih tinggi terhadap isu perubahan iklim dan memiliki pandangan pro iklim yang lebih kuat daripada laki-laki.<ref name=":7">{{Cite web|last=Ballew|first=Matthew|last2=Marlon|first2=Jennifer|date=2019-11-20|title=Gender Differences in Public Understanding of Climate Change|url=https://climatecommunication.yale.edu/publications/gender-differences-in-public-understanding-of-climate-change/|website=Yale program on climate change communication|access-date=2021-06-05|last3=Leiserowitz|first3=Anthony|last4=Maibach|first4=Edward}}</ref> Perempuan di AS memiliki persepsi yang lebih kuat bahwa perubahan iklim akan berdampak pada kehidupan pribadi mereka dan masyarakat AS. Namun, perempuan sedikit lebih ragu tentang pandangan bahwa sebagian besar ilmuwan meyakini perubahan iklim telahtengah terjadi saat ini.<ref name=":7" />
 
== Perbedaan gender tentang pendekatan kebijakan perubahan iklim ==
Menurut sejumlah penelitian, representasi perempuan dalam parlemen memengaruhi sikap parlemen terhadap kebijakan perubahan iklim. Data dari sampel banyak negara menunjukkan bahwa keterwakilan perempuan menentukan pendekatan negara dalam adaptasi perubahan iklim, termasuk di antaranya dengan mengadopsi kebijakan perubahan iklim yang lebih ketat.<ref>{{Cite journal|last=Mavisakalyan|first=Astghik|last2=Tarverdi|first2=Yashar|date=2019-01-01|title=Gender and climate change: Do female parliamentarians make difference?|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0176268017304500|journal=European Journal of Political Economy|language=en|volume=56|pages=151–164|doi=10.1016/j.ejpoleco.2018.08.001|issn=0176-2680}}</ref> Studi di AS menemukan bahwa anggota parlemen perempuan memiliki pandangan yang lebih pro lingkungan dibandingkan anggota laki-laki.<ref>{{Cite journal|last=Fredriksson|first=Per G.|last2=Wang|first2=Le|date=2011-12-01|title=Sex and environmental policy in the U.S. House of Representatives|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0165176511002862|journal=Economics Letters|language=en|volume=113|issue=3|pages=228–230|doi=10.1016/j.econlet.2011.07.019|issn=0165-1765}}</ref>