Himpunan Mahasiswa Islam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Baris 40:
Polarisasi ini membawa mahasiswa yang juga sebagian besar dari mereka adalah pengurus [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta|Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta]] berorientasi kepada Partai Sosialis. Melalui merekalah [[Partai Sosialis]] mencoba mendominasi [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]]. Namun mahasiswa yang masih memiliki idealisme tidak dapat membiarkan usaha Partai Sosialis hendak mendominir [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]]. Dengan suasana yang sangat kritis dikarenakan [[Belanda]] semakin memperkuatkan diri dengan terus-menerus mendatangkan bala bantuan dengan persenjataan modern disertai dengan peristiwa [[Agresi Militer Belanda I]] pada tanggal [[21 Juli]] [[1947]] Dengan situasi yang demikian para mahasiswa yang berideologi murni tetap bersatu menghadapi [[Belanda]], mencegak setidak-tidaknya mengurangi efek-efek dari polarisasi politik yang sangat melemahkan potensi [[Indonesia]] menghadapi [[Belanda]]. Karenanya mereka menolah keras akan sikap dominasi Partai Sosialis terhadap mahasiswa yang dinilai akan mengakibatkan dunia mahasiswa terlibat dalam polarisasi politik.
 
Berbagai hal ini yang mendorong beberapa orang mahasiswa untuk mendirikan organisasi baru. Meskipun sebenarnya jauh sebelum adanya keinginan untuk mendirikan organisasi baru sudah ada cita-cita akan itu, tetapi selalu ditunda dan dianggap belum tepat. Namun melihat dari berbagai kondisi yang ada dirasa cita-cita yang sudah lama diharapkan itu perlu diwujudkan karena bila membiarkan [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]] lebih lama didominasi oleh [[Partai Sosialis]] adalah hal yang tidak tepat. Penolakan sikap dominasi [[Partai Sosialis]] terhadap [[Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta]] tidak hanya datang dari kalangan mahasiswa [[Islam]], melainkan juga mahasiswa [[kekristenan|kristen]], mahasiswa [[katolik]], serta berbagai mahasiswa yang masih menjunjung teguh [[ideologi]] keagamaan.<ref name="Historiografi"/><ref name="Citra_HMI">Sitompul, Agussalim, 1997, Citra HMI, Aditya Media, Yogyakarta</ref><ref name="sejarah_HMI">Tanja,Victor, 1991, Himpunan Mahasiswa Islam; Sejarah dan Kedudukannya di Tengah - Tengah Gerakan - Gerakan Muslim Pembaharu Di Indonesia</ref><ref name="cita_cita_hmi">Al Mandari, Syafinudin, 2003, Demi Cita-cita HMI, Catatan Ringkas Perlawanan Kader dan Alumni HMI terhadap Rezim Orde Baru, Karya Multi Sarana, Jakarta</ref><ref name="sejarah_perjuangan_hmi">Drs. Agus Salim Sitompul, Sejarah Perjuangan HMI(1974-1975), Bina Ilmu</ref><ref name="partai_islam">Prof. DR. Deliar Noer, Partai Islam Dipentas Nasional, Graffiti Pers, 1984</ref><ref name="hari_panjang">Sulastomo, Hari-hari Yang Panjang, PT. Gunung Agung, 1988</ref><ref name="mpo">M. Rusli Karim, HMI MPO Dalam Pergulatan Politik di Indonesia, Mizan, 1997</ref><ref name="pbhmi">Moksen ldris Sirfefa et. Al (ed), Mencipta dan Mengabdi, PB HMI, 1997</ref><ref name="mengabdi">Ramli H.HM Yusuf (ed), Lima Puluh Tahun HMI mengabdi Republik, LASPI, 1997</ref> <ref name="Kawah Candradimuka Mahasiswa">Solichin, HMI: Kawah Candradimuka Mahasiswa, Sinergi Persadatama Foundation, 2013</ref>.
 
HMI diprakarsai oleh [[Lafran Pane]], seorang mahasiswa tingkat I (semester I) Fakultas Hukum [[Universitas Islam Indonesia|Sekolah Tinggi Islam]] (sekarang Fakultas Hukum [[Universitas Islam Indonesia]] (FH-UII). Ia mengadakan pembicaraan dengan teman-temannya mengenai gagasan membentuk organisasi mahasiswa bernapaskan [[Islam]] dan setelah mendapatkan cukup dukungan, pada bulan [[November]] [[1946]], ia mengundang para mahasiswa [[Islam]] yang berada di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] baik di [[Universitas Islam Indonesia|Sekolah Tinggi Islam]], [[Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada]] dan [[Sekolah Teknik Tinggi]], untuk menghadiri rapat, guna membicarakan maksud tersebut. Rapat-rapat ini dihadiri kurang lebih 30 orang mahasiswa yang di antaranya adalah anggota [[Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta]] dan [[Gerakan Pemuda Islam Indonesia]]. Rapat-rapat yang digelar tidak menghasilkan kesepakatan. Namun [[Lafran Pane]] mengambil jalan keluar dengan mengadakan rapat tanpa undangan, yaitu dengan mengadakan pertemuan mendadak yang mempergunakan jam kuliah Tafsir oleh [[Husein Yahya]]. Pada tanggal [[5 Februari]] [[1947]] (bertepatan dengan 14 Rabiulawal 1366 H), di salah satu ruangan kuliah [[Universitas Islam Indonesia|Sekolah Tinggi Islam]] di Jalan Setyodiningratan 30 (sekarang Jalan Senopati) [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], masuklah [[Lafran Pane]] yang langsung berdiri di depan kelas dan memimpin rapat yang dalam prakatanya mengatakan "Hari ini adalah rapat pembentukan organisasi Mahasiswa Islam, karena semua persiapan yang diperlukan sudah beres".