Amangkurat III: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Inayubhagya (bicara | kontrib)
k Syzyszune memindahkan halaman Hamengkurat III ke Mangkurat III: Perbaikan kesalahan nama
Inayubhagya (bicara | kontrib)
k Perbaikan kesalahan nama dan merapikan isi artikel
Baris 1:
{{Refimprove|date=April 2021}}{{Infobox royalty
| name = Mangkurat III<br />ꦩꦁ​ꦏꦸꦫꦠ꧀꧇꧓꧇
| embed =
| name title = HamengkuratSunan IIIMas
| title = Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Prabu Hamengkurat Mas
| titletext =
| type =
Baris 11 ⟶ 10:
| coronation =
| cor-type = Penobatan
| predecessor = [[HamengkuratMangkurat II]]
| successor = [[Pakubuwana I]]
| regent =
Baris 32 ⟶ 31:
| era name =
| era dates =
| regnal name = ''Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Prabu Mangkurat Senapati ing Ngalaga Abdurrahman Sayyidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping III''
| posthumous name = Sunan Mas
| temple name =
| native_lang1 = [[Bahasa Jawa]]
| native_lang1_name1 = ꦩꦁ​ꦏꦸꦫꦠ꧀꧇꧓꧇
| house = [[Wangsa Mataram|Mataram]]
| father = [[HamengkuratMangkurat II]]
| religion = [[Islam]]
| occupation =
Baris 40 ⟶ 43:
| signature =
| module =
|image=Detail painting of Amangkurat III (Sunan Mas).jpeg|caption=Lukisan HamengkuratMangkurat III (paling kiri)}}
 
'''Sri Susuhunan HamengkuratMangkurat III''' ({{lang-jv|ꦩꦁ​ꦏꦸꦫꦠ꧀꧇꧓꧇|mangkurat katelu|mangkurat tiga}}, dikenal juga sebagai ''Hamengkurat Mas'' atau ''Sunan Mas''; tanggal lahir tidak diketahui, wafat di [[Sri Lanka]] tahun [[1734]]), adalah raja [[Kesultanan Mataram|Mataram]] yang memerintah antara tahun [[1703]] – [[1705]].
 
== Silsilah ==
HamengkuratSunan MasMangkurat III atau Sunan Mas memiliki nama asli Raden Mas Sutikna. Dia adalah satu-satunya putra mendiang [[HamengkuratMangkurat II|Susuhunan HamengkuratMangkurat II]]. Ia juga dijuluki sebagai ''Pangeran Kencet'', karena menderita sakit di bagian tumit.
 
Setelah wafatnya Susuhunan HamengkuratMangkurat II pada [[1703]], timbul polemik di kalangan keluarga karaton dalam proses suksesi kepemimpinan Mataram selanjutnya. Adanya perbedaan pandangan dalam keluarga karaton Raden Mas Sutikna segera mengukuhkan diri sebagai penerus takhta Mataram selanjutnya dengan gelar Susuhunan HamengkuratMangkurat III. Namun, timbul penolakan dari berbagai kalangan.
 
Sebagian pejabat karaton dan rakyat kebanyakan meyakini bahwa sejatinya yang lebih layak menjadi raja selanjutnya adalah [[Pangeran Puger]], paman Raden Mas Sutikna atau adik kandung Susuhunan HamengkuratMangkurat II.
 
Sebagai satu-satunya anak lelaki [[HamengkuratMangkurat II]], Raden Mas Sutikna tetap naik takhta dan dinobatkan sebagai raja Mataram. Ia menyandang gelar HamengkuratMangkurat Mas atau Hamangkurat III, sering pula disebut dengan nama Sunan Mas.
 
== Pemerintahan ==
=== Suksesi di Kartasura ===
HamengkuratMangkurat III naik takhta di [[Kartasura, Mataram|Karaton Kartasura]] menggantikan [[HamengkuratMangkurat II]], ayahnya yang meninggal tahun [[1702]]. Menurut ''[[Babad Tanah Jawi]]'', sebenarnya yang mendapat restu adalah pamannya, yaitu [[Pangeran Puger]].
 
Dukungan terhadap [[Pangeran Puger]] pun mengalir dari para pejabat yang kurang menyukai kepemimpinan HamengkuratMangkurat III. Hal ini membuat HamengkuratMangkurat III resah. Ia menceraikan Raden Ayu Himpun dan mengangkat permaisuri baru, seorang gadis dari desa Onje.
 
Tekanan terhadap keluarganya membuat Raden Suryakusuma (putra [[Pangeran Puger]]) memberontak. HamengkuratMangkurat III yang ketakutan segera mengurung [[Pangeran Puger]] sekeluarga. Mereka kemudian dibebaskan kembali atas bujukan Patih Sumabrata.<ref name ="inajati">{{cite book | author= Adrisijanti, Inajati | year = 2000 | title= Arkeologi Perkotaan Mataram Islam | location = Yogyakarta | publisher = Jendela }}</ref>
 
Dukungan terhadap [[Pangeran Puger]] untuk menduduki takhta kembali mengalir. Akhirnya, pada tahun [[1704]], HamengkuratMangkurat III mengirim utusan untuk memburu [[Pangeran Puger]], tetapi sasarannya itu lebih dulu melarikan diri ke [[Semarang]].
 
=== Meninggalkan Kartasura ===
[[Pangeran Puger]] di [[Semarang]] mendapat dukungan [[VOC]], dengan kesepakatan yang telah ditentukan. Ia pun mengangkat dirinya sebagai raja bergelar [[Pakubuwana I]]. Gabungan pasukannya bergerak tahun [[1705]] untuk merebut [[Kartasura, Mataram|Karaton Kartasura]]. HamengkuratMangkurat III membangun pertahanan di [[Ungaran]] dipimpin pamannya, Arya Mataram yang diam-diam ternyata mendukung [[Pakubuwana I]].
 
Arya Mataram berhasil membujuk HamengkuratMangkurat III supaya meninggalkan Kartasura. Namun, akhirnya ia sendiri kemudian bergabung dengan [[Pakubuwana I]], yang tidak lain adalah pamannya sendiri.
 
Pemerintahan HamengkuratMangkurat III yang singkat ini bagi sebagian pendapat merupakan kutukan [[HamengkuratMangkurat I|Susuhunan HamengkuratMangkurat I]] terhadap [[HamengkuratMangkurat II]] yang telah meracuni minumannya ketika melarikan diri saat [[Plered, Mataram|Karaton Plered]] runtuh akibat pemberontakan [[Trunajaya]] tahun [[1677]] silam.
 
Konon, [[HamengkuratMangkurat II]] dikutuk bahwa keturunannya tidak ada yang menjadi raja, kecuali satu orang (HamengkuratMangkurat III) dan itu pun hanya sebentar. Kisah pengutukan ini terdapat dalam [[Babad Tanah Jawi]].
 
== Akhir pemerintahan ==
Rombongan HamengkuratMangkurat III melarikan diri ke [[Ponorogo]] sambil membawa pusaka karaton. [[Untung Surapati]] bupati [[Pasuruan]] yang anti [[VOC]] segera mengirim bantuan untuk melindungi HamengkuratMangkurat III. Gabungan pasukan [[Kartasura]], [[VOC]], [[Pulau Madura|Madura]], dan [[Surabaya]] bergerak menyerbu [[Pasuruan]] tahun [[1706]]. Dalam pertempuran di [[Bangil]], [[Untung Surapati]] tewas. Putra-putranya kemudian bergabung dengan HamengkuratMangkurat III di [[Malang]].<ref name ="rick">{{cite book | author= Ricklefs, M.C. | year = 2007 | title= Sejarah Indonesia Modern 1200 - 2004 | location = Jakarta | publisher = PT Serambi Ilmu Semesta }}</ref>
 
Sepanjang tahun [[1707]] HamengkuratMangkurat III mengalami penderitaan karena diburu pasukan [[Pakubuwana I]]. Dari [[Malang]] ia pindah ke [[Blitar]], kemudian ke [[Kediri]], akhirnya memutuskan menyerah di [[Surabaya]] tahun [[1708]].
 
== Pengasingan ==
Pangeran Balitar, putra [[Pakubuwana I]], datang ke [[Surabaya]] meminta HamengkuratMangkurat III supaya menyerahkan pusaka-pusaka karaton, tetapi ditolak. HamengkuratMangkurat III hanya sudi menyerahkannya langsung kepada [[Pakubuwana I]].
 
[[VOC]] kemudian memindahkan HamengkuratMangkurat III ke tahanan [[Batavia]]. Dari sana ia diangkut untuk diasingkan ke [[Sri Lanka]] hingga wafat pada tahun [[1734]].
 
Konon, harta pusaka warisan [[Kesultanan Mataram]] ikut terbawa ke Sri Lanka. Namun, [[Pakubuwana I]] mengumumkan bahwa pusaka [[Tanah Jawa]] yang sejati adalah [[Masjid Agung Demak]] dan makam [[Sunan Kalijaga]] di [[Kadilangu, Demak, Demak|Kadilangu]], [[Demak]].
Baris 98 ⟶ 101:
 
 
{{kotak mulais-start}}
{{s-hou|[[Wangsa Mataram]]||Tidak diketahui||1734}}
{{s-reg|}}
{{kotak suksesi|jabatan = [[Susuhunan Mataram]]|tahun = 1703 – 1705|pendahulu = [[Hamengkurat II]]|pengganti = [[Pakubuwana I]]}}
{{s-bef|before=[[Mangkurat II]]}}
{{kotak selesai}}
{{s-ttl|title=[[Kesultanan Mataram|Susuhunan Mataram]]|years=1703 ‒ 1705}}
{{s-aft|after=[[Pakubuwana I]]}}
{{s-end}}
 
{{DEFAULTSORT:HamengkuratMangkurat 03}}
[[Kategori:Kesultanan Mataram]]
[[Kategori:Susuhunan Mataram]]