Kabupaten Pesisir Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
k top: Add settlement type, replaced: {{dati2 → {{Dati2|settlement_type=Kabupaten using AWB
Sejarah: Perbaikan dan pengubahan kata
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 40:
Nama ''Pesisir Selatan'' berasal dari nama daerah ini pada masa penjajahan [[Hindia Belanda|Belanda]], ''afdeling zuid beneden landen'' (dataran rendah bagian selatan). Ketika itu, pada tahun 1903, wilayah Bandar Sepuluh Inderapura dan Kerinci menjadi ''afdeeling'' yang dipimpin [[asisten residen]] yang berkedudukan di [[Inderapura, Pesisir Selatan|Inderapura]] sebagai pusat pemerintahan.
 
Melalui UU no 12 Tahun 1956 daerah ini menjadi kabupaten Pesisir Selatan Kerinci. Tahun 1957 dengan lepasnya [[Kabupaten Kerinci|Kerinci]] menjadi kabupaten sendiri di bawah provinsi[[Jambi|Provinsi Jambi]], namanya berubah menjadi Pesisir Selatan saja.<ref name="dhakidae" />
 
=== Sebelum 1500 M ===
Baris 66:
Pada tahun 1523, di Painan sudah berdiri sebuah surau, lembaga pendidikan agama di Minangkabau. Pada abad 16 ini pula, Pulau Cingkuk di Painan menjadi pelabuhan kapal international yang berjaya sebagai pelabuhan emas Salido.
 
Pada tahun 1660, Belanda pernah berkeinginan untuk memindahkan kantor perwakilan mereka dari [[Aceh]] ke [[Kota Padang]] dengan alasan lokasi dan udara yang lebih baik namun keinginan ini ditolak oleh penguasa kota Padang hingga akhirnya mereka berkantor di Salido.
 
Perjanjian Painan pada tahun 1663, yang diprakarsai oleh Groenewegen yang membuka pintu bagi Belanda untuk mendirikan loji di kota Padang, selain kantor perwakilan mereka di Tiku dan Pariaman. Dengan alasan keamaman kantor perwakilan di kota Padang dipindahkan ke pulau Cingkuk hingga pada tahun 1667 dipindahkan lagi ke kota Padang. Bangunan itu terbakar pada tahun 1669 dan dibangun kembali setahun kemudian.