Perang Romawi–Persia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 17:
| campaignbox =
}}
'''Perang Romawi–Persia''' adalah serangkaian konflik antara Imperium [[Romawi]] yang kemudian di lanjutkan oleh Kekaisaran Romawi Byzantium dan orang-orang Armenia melawan Kerajaan Persia Sassaniyah . Hubungan antara [[Kekaisaran Parthia|Kerajaan Persia Sassaniyah]] dan [[Republik Romawi|Imperium Romawi]] dimulai pada tahun 92&nbsp;SM268 M ; peperangan dimulai ketika masamenjelang akhirruntuhnya RepublikImperium Romawi dan terus berlanjut ketika [[Kekaisaran Romawi|Kekaisaran Romawi Byzantium]]<nowiki/> dengan bantuan Kekaisaran [[Armenia]] melawan [[Kerajaan Persia Sassaniyah]]. Konflik ini berakhir ketika munculnya [[Penaklukan Muslim|invasiArab Muslim Arab]], yang menghantam Persia Sassaniyah serta [[Kekaisaran Romawi TimurByzantium]] dengan dampak yang sangat menghancurkan, tidaktak lama setelah Romawi Byzantium dan Persia Sassaniyah berhenti berperang.
 
Meskipun peperangan antara Imperium Romawi dan Parthia/Kekaisaran Romawi Byzantium melawan Kerajaan Persia Sassaniyah berlangsung selama tujuhempat abad, garis depan kedua pihak cenderung tetap stabil. Tarik-menarik berlangsung: kota, benteng, dan provinsi terus-menerus diserang, ditaklukkan, dihancurkan, dan dipindahtangankan. Kedua belah pihak tidak memiliki kekuatan logistik dan tenaga manusia untuk menghadapi kampanye yang panjang dan jauh di luar perbatasan mereka, dan kedua belah pihak tidak mampu melaju terlalu jauh tanpa mengambil risiko membuat garis depan menjadi terlalu tipis. Kedua pihak memang melakukan penaklukan di luar perbatasan masing-masing, tetapi keseimbangan selalu kembali seperti semula. Garus kebuntuan bergeser pada abad ke 3-24 M: batasnya awalnya adalah di sepanjang garis sungai [[Efrat]]; batas baru ada di timur, atau kemudian di timur laut, di seberang [[Mesopotamia]] sampai [[Tigris]] utara. Ada pula beberapa pergeseran penting lebih jauh di utara, yakni di [[Armenia]] dan [[Kaukasus]].
 
Penghabisan sumber daya selama Perang Romawi–Persia pada akhirnya berujung bencana pada kedua Kekaisaran itu. Peperangan yang berkepanjangan dan meningkat pada abad ke-7 dan ke-6 SM menyebabkan kedua pihak menjadi lemah dan rentan ketika terjadi kebangkitan dan ekspansi yang tiba-tiba dari [[Khulafaur Rasyidin|Kekhalifahan Muslim Arab]], yang pasukannya menginvasi kedua kekaisaran itu hanya beberapa tahun setelah Perang Romawi–Persia berakhir. Memanfaatkan keadaan mereka yang melemah, [[Pasukan Rasyidin|pasukan Muslim Arab]] dengan cepat menaklukkan [[Penaklukan Rasyidin di Kekaisaran Sassaniyah|keseluruhan Kekaisaran Sassaniyah]]. Pasukan Arab juga [[Perang Bizantium-Arab|merampas]] wilayah Kekaisaran Romawi Timur yang ada di [[Penaklukan Islam di Suriah|Levant]], [[Penaklukan Arab di Armenia|Kaukasus]], [[Penaklukan Muslim di Mesir|Mesir]], dan [[Penaklukan Umayyah di Afrika Utara|Afrika Utara]]. Pada abad-abad berikutnya, sebagian besar Kekaisaran Romawi Timur berhasil dikuasai oleh Muslim.