Heraklius: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 23:
Pada masa pemerintahannya, Kekaisaran Romawi Timur melancarkan sejumlah kampanye militer. Heraklius naik takhta pada saat perbatasan-perbatasan negaranya dirongrong pihak asing. Ia segera melancarkan [[Perang Romawi Timur-Sassaniyah 602-628|perang melawan Kekaisaran Persia Sasani]] yang berlangsung dari tahun 602 sampai 628. Pertempuran-pertempuran pertama dari perang ini dimenangkan pihak Persia. Angkatan bersenjata Persia menerjang sampai ke [[Bosforus|Selat Bosforus]], tetapi [[Konstantinopel]] dilindungi tembok-tembok yang kukuh dan angkatan laut yang tangguh sehingga Heraklius luput dari kekalahan telak. Tidak lama kemudian, ia memprakarsai usaha-usaha untuk menata ulang dan memperkuat militer Kekaisaran Romawi Timur. Heraklius akhirnya mampu mengusir bangsa Persia dari [[Asia kecil]], bahkan menerjang masuk ke wilayah kedaulatan Persia dan mengalahkan angkatan bersenjata negara itu secara telak dalam [[Pertempuran Nineweh (627)|Pertempuran Niniwe]] pada tahun 627. Syah [[Khosrau II]] digulingkan dan dihukum mati putranya sendiri, Syah [[Kawad II]]. Kaisar Persia yang baru ini segera mengupayakan kesepakatan damai dengan menyatakan kesediaan Persia untuk mengembalikan semua daerah yang sudah dicaploknya dari Kekaisaran Romawi Timur. Lewat cara ini, hubungan damai di antara kedua negara kembali terjalin.
 
Banyak daerah yang baru direbut kembali dari Persia akhirnya jatuh ke tangan [[Penaklukan Islam|pasukan Muslim-Arab]]. Dari [[Jazirah Arab]], pasukan Muslim berhasil menaklukkan [[Kekaisaran Sasaniyah|Kekaisaran Persia Sasani]] dalam waktu singkat. Pada tahun 634, pasukan Muslim menyerbu [[Suriah (provinsi Romawi)|Suriah]] dan berhasil mengalahkan [[Teodorus (adik Heraklius)|Teodorus]], adik Heraklius. Dalam rentang waktu yang cukup singkat, pasukan Muslim-Arab berhasil menaklukkan [[Mesopotamia]], [[Armenia Bersatu|Armenia]], dan [[DiosesDiosis Mesir|Mesir]].
 
Heraklius membuka hubungan diplomatik dengan [[bangsa Kroasia]] dan [[bangsa Serbia]] di [[semenanjung Balkan|Jazirah Balkan]]. Ia berusaha mengakhiri skisma di kalangan umat Kristen akibat [[Monofisitisme|bidah Monofisit]] dengan merumuskan sebuah doktrin kompromi yang disebut [[Monotelitisme]]. [[Gereja dari Timur|Gereja di Timur]] (lazim disebut Gereja Nestorian) juga dilibatkan.<ref>[http://east-west.rsuh.ru/article.html?id=67105 Seleznyov N.N. "Heraclius and Ishoʿyahb II"] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120127120233/http://east-west.rsuh.ru/article.html?id=67105 |date=January 27, 2012 }}, Simvol 61: Syriaca-Arabica-Iranica. (Paris-Moscow, 2012), hlmn. 280–300.</ref> Pada akhirnya usaha pemulihan kesatuan ini ditolak semua pihak yang bertikai.