Kemandirian Kepala Gereja di Timur, [[Batrik Gereja di Timur|Batrik di Timur]], dimaklumkan pada tahun 424, 9 tahun sebelum [[Konsili Efesus]] terselenggara pada tahun 431, yakni konsili yang menganatema [[Nestorius]] dan memaklumkan bahwa [[Maria|Maria, ibunda Yesus]], dapat disifatkan sebagai [[TeotokosTheotokos|Bunda Allah]]. Sebelum itu sudah terselenggara dua [[konsili oikumenis|konsili ekumene]] yang keputusannya berterima umum, yakni [[Konsili Nikea I]] tahun 325 yang juga dihadiri seorang uskup Persia, dan [[Konsili Konstantinopel I]] tahun 381. Gereja di Timur menerima ajaran-ajaran kedua konsili ini, tetapi mengabaikan Konsili Efesus tahun 431 maupun konsili-konsili sesudahnya, karena berpandangan bahwa konsili-konsili tersebut hanya berkaitan dengan kebatrikan-kebatrikan di [[Kekaisaran Romawi]] ([[Takhta Suci|Roma]], [[Patriarkat Oikumenis Konstantinopel|Constantinople]], [[Patriark Aleksandria|Aleksandria]], [[Gereja Antiokhia|Antiokhia]], [[Gereja Ortodoks Yunani Yerusalem|Yerusalem]]). Di mata Gereja di Timur, semua kebatrikan tersebut adalah "Gereja-Gereja di Barat".{{sfn|Baum|Winkler|2003|p=3, 30}}
Dari segi teologi, Gereja di Timur mengadopsi [[diofisitisme|doktrin diofisit]] yang menitikberatkan perbedaan [[persatuan hipostatik|kodrat ilahi dan kodrat insani]] [[Pandangan Kristen tentang Yesus|Yesus]].<!--